Kementan Lepas Ekspor 28 Ton Obat Hewan ke Korea Selatan
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah melepas ekspor produk obat hewan ke Korea Selatan, Senin (13/9). Pengiriman ini membuktikan produsen obat hewan dalam negeri mampu bersaing di kancah internasional.
Direktur Jenderal Peternakan dan Kesehatan Hewan Kementerian Pertanian (Kementan) Nasrullah melepas ekspor produk obat hewan ke Korea Selatan, Senin (13/9). Pengiriman ini membuktikan produsen obat hewan dalam negeri mampu bersaing di kancah internasional.
Nasrullah mengaku selalu mendukung kemajuan industri produk peternakan di Tanah Air. Kementan RI, lanjutnya, juga akan memberikan banyak kemudahan pada pelaku usaha di sektor itu.
-
Dimana fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia diresmikan? Hal ini disampaikannya saat meresmikan fasilitas produksi vaksin PT Biotis Pharmaceuticals Indonesia di Kabupaten Bogor, pada Rabu (11/9).
-
Apa yang ditemukan di Kawasan Industri Batang? Pada tahun 2019, seorang arkeolog asal Prancis bernama Veronique de Groot menemukan sebuah situs diduga candi di Kawasan Industri Terpadu (KIT) Batang di Desa Sawangan, Kecamatan Gringsing, Batang.
-
Apa yang terjadi pada perusahaan ban di Cikarang? PT Hung-A Indonesia yang berlokasi di Cikarang Selatan, Kabupaten Bekasi dikabarkan akan menutup seluruh operasional produksi pada awal Ferbruari 2024.Sekitar 1.200 karyawan di perusahaan itu terancam pemutus hubungan kerja (PHK) massal.
-
Kenapa bisnis baju bekas impor dilarang di Indonesia? Presiden Jokowi mengungkapkan bisnis baju bekas impor ilegal sangat mengganggu industri tekstil dalam negeri.
-
Apa yang ditemukan oleh tim eskavasi di Situs Keputren, Bantul? Pada Selasa (7/9), Tim eskavasi Dinas Kebudayaan Daerah Istimewa Yogyakarta menemukan sebuah artefak fragmen gerabah di Situs Keputren, Kawasan Cagar Budaya (KCB) Kerto-Pleret, Bantul. Artefak itu diduga merupakan wadah air era Kerajaan Majapahit.
-
Apa yang dibuat oleh Rumah Produksi Kelorida di Bantul? Selain digunakan untuk produksi, Ida juga menanam daun kelor sendiri di rumahnya. Selain mengambil daun dari rumah sendiri, Ida juga mendapat pasokan kelor dari anggota Kelompok Tani (KWT) Ngudi Rejeki. Ida membeli langsung daun kelor tersebut.
"Eksportir dalam negeri harus diberi karpet merah, itu artinya tidak ada kata dipersulit. Kita juga memberikan sejumlah relaksasi kepada pelaku ekspor produk peternakan, ada tax allowance dan ini mendapat tempat layak di Kementerian Pertanian," kata Nasrullah di kawasan Pergudangan Taman Tekno, Serpong, Tangerang Selatan, Senin (13/9/2021.
Sementara itu, CEO Nutricell Suaedi Sunanto mengatakan, sebagai perusahaan obat hewan nasional, Nutricell ingin bersaing dalam hal peternakan di dunia. "Nutricell telah mengembangkan produk ekspornya ke beberapa negara, diawali dengan peluncuran produk ekspor perdana pada tahun 2019 ke Vietnam dan peluncuran produk ekspor ke Eropa pada Tahun 2020," jelas Suaedi.
Suaedi menerangkan, minatnya negara-negara besar membuktikan jika produk dalam negeri asal Tangerang Selatan ini memiliki kualitas terbaik dan mampu bersaing di pasar global.
"Ini menunjukkan bahwa kualitas produk Nutricell setara dengan produk-produk global lainnya. Karena produk yang dijual untuk pasar dalam negeri, maupun pasar ekspor berasal dari gugus kendali mutu yang sama" terang dia.
Baca juga:
PPI Ekspor 600 Ton Kopi ke Mesir Senilai USD1,2 Juta
Presiden Jokowi Ingin Perdagangan Indonesia-Uni Emirat Arab Meningkat 3 Kali Lipat
Mendag Ingin Perhiasan dan Otomotif Indonesia Kuasai Pasar Uni Emirat Arab
Pulihkan Ekonomi Akibat Pandemi, Pemprov Jabar Sasar Pasar Ekspor ke China
Ini Keuntungan Perjanjian Bilateral RI-Uni Emirat Arab Bagi Indonesia
Indonesia Berkesempatan Besar jadi Produsen Udang Dunia