Kepala BNPT Sebut Pelaku Teror Dirasuki Pemikiran Sesat Bertentangan dengan Agama
Mereka menjadi sasaran empuk kelompok teroris karena memiliki semangat belajar tinggi serta ingin tahu gagasan baru.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Boy Rafli Amar menilai generasi milenial sasaran utama penyebaran ideologi terorisme. Mereka menjadi sasaran empuk kelompok teroris karena memiliki semangat belajar tinggi serta ingin tahu gagasan baru.
Boy berkaca dari dua kejadian. Pertama bom bunuh diri Gereja Katedral Makassar yang dilakukan oleh pasangan suami istri, lalu penyerangan di Mabes Polri. Para pelaku diketahui masih terbilang muda kelahiran tahun 1995.
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Apa tujuan dibangunnya Museum BNPT? Nantinya, museum yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
"Itu bukan wajah anak muda Indonesia. Mereka sudah dirasuki oleh pemikiran sesat yang bertentangan dengan nilai-nilai agama, kemanusiaan, dan kebaikan," kata Boy dalam keterangannya, Selasa (4/6).
Boy hadir dalam Rakornas Duta Damai Dunia Maya 2021 di Parapat, Sumatera Utara, Senin (5/4/) malam. Depan para generasi milenial Boy berpesan agar dunia maya tidak dikuasai konten atau narasi bernapaskan terorisme.
Boy menambahkan, duta damai dunia maya adalah empowering generasi muda Indonesia dalam menghadapi penyebaran ideologi terorisme dan ideologi radikal intoleran. Mereka adalah kaum milenial yang juga harapan bangsa di masa mendatang. Karena itu duta damai dunia maya mengemban tugas luhur untuk mengimplementasikan ideologi Pancasila dan nilai-nilai luhur bangsa Indonesia.
"Tugas kita sebagai generasi hari ini adalah melestarikan agar nilai-nilai itu tetap bisa langgeng, lestari dari masa ke masa," kata mantan Kapolda Papua itu.
Ia melihat, peran duta damai dunia maya selama ini sudah sangat bagus. Apalagi duta damai dunia maya tidak hanya melakukan aktivitas menyebarkan perdamaian di dunia maya saja, tetapi juga secara offline alias merangkul berbagai kalangan.
Menurut Boy, langkah-langkah duta damai itu adalah sebuah keterampilan yang didasarkan nilai-nilai kepemimpinan. Dengan begitu, para duta damai dunia maya juga juga diuji kemampuan merangkul berbagai pihak untuk bersatu dalam kebaikan, melawan segala keburukan dalam masyarakat.
"Ideologi terorisme bersifat intoleran, menggunakan kekerasan, menghalalkan segala cara, dan dengan mudah menyalahkan pihak lain yang tidak sejalan. Tentu narasi ini kalau dibangun terus apabila itu diikuti oleh anak muda kita, akhirnya mereka yang dianggap benar," terangnya.
Jadi, lanjut Boy, tidak tempat untuk orang-orang dengan ideologi kekerasan seperti itu. Ia mengajak duta damai dunia maya dan seluruh komponen bangsa lainnya untuk melakukan upaya melawan penyebaran ideologi terorisme.
"Jangan biarkan akan terjadi korban-korban baru. Ini pekerjaan besar, tanggungjawab moril kita sebagai anak bangsa agar jangan banyak lagi yang menjadi korban sia-sia seperti itu," ujarnya.
Ia menegaskan bahwa aksi terorisme adalah karya dari orang-orang yang tidak bertanggungjawab dan menginginkan generasi muda hancur masa depannya. Karena itu semua pihak harus waspada dan sama-sama bergandeng tangan dari Sabang sampai Merauke untuk melawan penyebaran ideologi tersebut.
"Kita harus bisa mengatasi karena ini musuh negara kita. Apa yang mereka lakukan tidak ada dalam ajaran agama. Tugas kita mencegah anak muda jangan sampai terhasut kelompok itu," tandasnya.
Baca juga:
Nasir Abbas Beberkan Tahapan Seseorang Terpapar Radikal Intoleran Hingga Siap Mati
'Orang yang Frustrasi dan Merasa Berdosa Lebih Mudah Direkrut Jadi Teroris'
Kriminolog: Jaringan Teroris Merekut Mereka yang Dendam dengan Pemerintah
Nasir Abbas: Terorisme Berawal dari Kesalahpahaman
CEK FAKTA: Hoaks Dua Surat Wasiat Teroris Makassar dan Mabes Polri Rekayasa