Kepala BNPT Sebut Pelibatan Kopassus Efektif Cegah Terorisme
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD berperan penting dalam dalam mencegah penyebaran paham radikalisme.
Kepala Badan Nasional Penanggulangan Terorisme (BNPT) Komjen Suhardi Alius mengatakan Komando Pasukan Khusus (Kopassus) TNI-AD berperan penting dalam dalam mencegah penyebaran paham radikalisme. Dia juga memberikan pemahaman mengenai isu terorisme yang terjadi di Indonesia.
"Sangat efektif (pelibatan Kopassus). Karena dia punya kemampuan teritorialnya, bahkan unsur intelijen bagaimana memetakan, mendeteksi," kata Suhardi di Balai Komando, Komplek Makopassus, Cijantung, Jakarta, Selasa (5/3).
-
Di mana banjir terjadi di Jakarta? Data itu dihimpun hingga Jumat 15 Maret 2024 pada pukul 04:00 WIB. "Kenaikan status Bendung Katulampa dan Pos Pantau Depok menjadi Siaga 3 (Waspada) dari sore hingga malam hari serta menyebabkan genangan di wilayah DKI Jakarta," kata Kepala Pelaksana BPBD DKI Jakarta, Isnawa Adji dalam keterangan tertulis, Jumat (15/3).
-
Di mana TNI dibentuk? Dahulu TNI dibentuk dan dikembangkan dari sebuah organisasi bernama Badan Keamanan Rakyat (BKR).
-
Apa yang diumumkan oleh BPBD DKI Jakarta? Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) DKI Jakarta mengumumkan, cuaca ekstrem berpotensi melanda Ibu Kota hingga 8 Maret 2024.
-
Mengapa Museum BNPT dibangun? Museum ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
-
Apa yang terjadi pada anggota TNI di Bekasi? Seorang anggota TNI Angkatan Darat (AD) berinisial Praka S (27) tewas dengan luka-luka dan berlumuran darah di tubuhnya. Korban tewas setelah menjalani perawatan di Unit Gawat Darurat RSUD Kota Bekasi.
-
Apa tujuan dibangunnya Museum BNPT? Nantinya, museum yang terletak di kawasan Sentul, Bogor, Jawa Barat ini bertujuan untuk menceritakan perjalanan dan sejarah terorisme di Indonesia.
Selain Kopassus, lanjut Suhardi, Detasemen Jala Mangkara (Denjaka) TNI-AL dan Satuan Bravo 90 Paskhas TNI-AU juga tergabung dalam Satuan Tugas Pencegahan (Satgas Cegah).
"Kita juga banyak tergantung dari teman-teman dari Kopassus, dari Denjaka, dari Sat Bravo 90 yang kita libatkan semuanya untuk melaksanakan suatu kontribusi terintegrasi dalam pencegahan terorisme," ujarnya.
Lebih lanjut, Suhardi mengatakan Deputi I bidang Pencegahan, Perlindungan dan Deradikalisasi BNPT juga dari Kopassus. "Selama ini kita tunjuk dari Kopassus karena mempunyai anggota-anggota yang betul-betul militan, yang bisa turun ke lapangan untuk memonitor itu semua," ujar mantan Kabareskrim Polri ini.
Alumni Akpol tahun 1985 ini mengatakan, beberapa hari ke depan BNPT akan kembali menggelar latihan mitigasi penanggulangan terorisme. Sebagaimana latihan-latihan sebelumnya, dalam latihan tersebut semua institusi terkait ikut dilibatkan.
"Latihan mitigasi yang lalu seperti di Semarang, lalu dalam rangka Asian Games di mana Panglima TNI yang mengambil pada waktu itu bagaimana kita kontribusi, bersinergi dalam mengatasi masalah-masalah terorisme, khususnya yang bisa kita kerjasamakan dan itu kita laksanakan di lapangan. Jadi bukan cuma TNI baik dari (Angkatan) Darat, Laut, Udara dan Polisi, tetapi termasuk instansi terkait lainnya," jelasnya.
Untuk itu dalam menjalin sinergitas, pihaknya akan tetap terus melakukan koordinasi dan bersinergi dengan instansi terkait lainnya.
"(Sinergi) itu terus kita tingkatkan. Dan kalau ada isu-isu yang bagus kita buatkan formulasinya. Kalau kita bisa mengidentifikasi masalah maka kita akan melakukan treatment juga yang pas sesuai dengan apa yang kita butuhkan di lapangan," ujarnya.
Suhardi menjelaskan pihaknya sengaja diundang oleh Komandan Jenderal (Danjen) Kopassus, Mayjen I Nyoman Cantiasa untuk memberi pemahaman secara utuh kepada seluruh jajaran pimpinan di Kopassus.
"Sehingga tahu persis apa yang terjadi dan apa antisipasinya ke depan. Kita mengharapkan kepada Kopassus sebagai satuan khusus di Republik ini yang menjadi tulang punggung kita dalam rangka penanggulangan terorisme," tutur mantan Sekretaris Utama (Sestama) Lemhanas RI ini.
Menurut Suhardi, sebagai upaya untuk membekali anggota Kopassus dengan kekuatan yang betul-betul mumpuni dengan pengetahuan yang cukup sehingga tahu apa yang mesti dikerjakan baik dalam sifat-sifat yang soft power approach maupun hard power approach yang proposional.
"Itu yang kita sampaikan tadi sehingga tahu persis pemahaman yang utuh tentang masalah isu-isu terorisme terkini. Kita harapkan mereka memberikan pengertian kepada seluruh anggotanya sehingga punya pemahaman yang utuh mengenai bagaimana mengantisipasi, mencegah dan sebagainya. Kita harapkan seluruh pimpinan Kopassus yang hadir pada hari ini bisa menularkan kepada anggota dan pasukannya," imbuhnya.
Suhardi mengatakan bahwa ke depannya tidak hanya prajurit Kopassus saja yang akan mendapatkan pembekalan seperti ini. Dirinya berharap satuan lain seperti Kostrad, Marinir dan Paskhas juga dapat diberikan pembekalan serupa.
"Saya dengar akan ada undangan dari Marinir, kemudian dari Kostrad. Bahkan tadi ada saran bahwa Kodam-Kodam juga meminta saya untuk memberikan pencerahan semacam ini sehingga tahu persis. Karena kebanyakan mereka ada di lapangan sehingga tahu persis apa yang bisa dikerjakan di daerah seperti di perbatasan, daerah konflik itu apa yang mesti dikerjakan oleh mereka kita berikan masukan yang cukup," ungkapnya.
Danjen Kopassus, Mayjen TNI I. Nyoman Cantiasa berterima kasih dengan adanya pembekalan di jajaran prajurit Kopassus.
"Selaku Komandan Jenderal Kopassus saya mengucap terima kasih atas kedatangan Kepala BNPT untuk memberikan pembekalan kepada seluruh prajurit Kopassus, sehingga mereka mengerti bagaimana perkembangan terorisme saat ini dan perkembangan setelah terorisme, dan juga mantan-mantan terorisme termasuk para korban dari aksi terorisme," katanya.
Alumni terbaik Akmil 1990 ini mengapresiasi apa yang sudah dilakukan BNPT melalui pola soft power approach dalam mengurai akar masalah terorisme yang ada di Indonesia
"Ternyata dengan kegiatan Kepala BNPT selama ini begitu luar biasa untuk mempertemukan dan mendamaikan (pelaku dan korban terorisme) bahwa kita sebagai anak-anak bangsa harus bersatu untuk membangun negeri ini," ujar mantan Kasdam XVII/Cenderawasih ini.
Dengan adanya pembekalan dari Kepala BNPT kepada prajurit Kopassus ini, mantan Komandan Korem 173/Praja Vira Braja, Kodam XVIII/Kasuari ini berharap BNPT bersama jajarannya bisa terus menjalin komunikasi dengan satuan yang dipimpinnya
"Harapan kami ke depan Kepala BNPT dan jajarannya terus melaksanakan komunikasi dengan Kopassus sehingga bagaimana perkembangan di luar, kami selaku prajurit Kopassus bisa terus memonitor," tandasnya.
Bahkan pihaknya merasa siap jika Kopassus sebagai satuan operasional ikut dilibatkan oleh BNPT dalam upaya penanggulangan terorisme di Indonesia baik dalam upaya pencegahan maupun penindakan.
"Kita juga punya Satuan 81/Gultor (Penanggulangan Teror) Kopassus di mana tugasnya adalah dalam rangka untuk mengatasi terorisme. Jadi kita harus ada ikatan maupun komunikasi dengan BNPT dalam rangka untuk penindakan-penindakan aksi teror yang ada di Indonesia," tutupnya.
(mdk/did)