Keren! Pria Asal Bandung Ini Bisa Bakar Sampah Tanpa Asap, Pakai Alat yang Dibuatnya Sendiri
Alat ini juga tidak membutuhkan aliran listrik maupun bahan bakar seperti minyak, gas.
Tidak adanya asap sisa pembakaran sampah bisa menekan polusi udara
Keren! Pria Asal Bandung Ini Bisa Bakar Sampah Tanpa Asap, Pakai Alat yang Dibuatnya Sendiri
Belakangan Indonesia menjadi sorotan karena masalah polusi udara yang tak terhindarkan. Negeri ini berhadapan dengan masalah serius terkait kualitas udara yang semakin buruk.
Polusi tentunya akan berdampak negatif terhadap kesehatan masyarakat dan ekosistem.
Namun, ada seorang pria asal Bandung yang berhasil menciptakan alat bakar sampah tanpa menggunakan listrik, bahan bakar, hingga tak menghasilkan asap ketika digunakan.
- Mencari Kicauan Elang Bondol di Pusat Keramaian
- Pendukung AMIN Padati Ruas Jalan Depan KPU: Tak Sabar Antar Anies-Cak Imin Daftar Capres Cawapres
- Sedang Gali Saluran Gas, Pekerja Temukan Delapan Mumi Bangsa Inca Berusia Ribuan Tahun
- Kebakaran Gunungan Sampah di TPA Sarimukti Bandung Barat Belum Padam, Asap Kepung Permukiman Warga
Pemuda tersebut bernama Yosef Barkah Ibrahim yang berusia 44 tahun. Ia menciptakan alat bernama Jozef-R-700 ini di rumahnya yang berlokasi di jalan Mekar Puspita, Kampung Warung Nangka, RT2/RW8, Kelurahan Cibaduyut, Kecamatan Bojongloa Kidul, Kota Bandung.
Alat yang dihasilkannya dapat dilihat pada unggahan akun Instagram @infojawabarat, Selasa (12/9).
Dalam video tersebut, terlihat seorang pria tengah membakar sampah dengan cara memasukkannya ke dalam suatu alat berbentuk kotak panjang.
Yosef sendiri sudah mengembangkan alatnya dari tahun 2005 dan terus ditingkatkan hingga sekarang. Hal tersebut dilakukannya guna memastikan efisiensi alat supaya berfungsi dengan baik.
Yosef awalnya termotivasi akibat kejadian longsor sampah di Leuwigajah Cimahi pada 21 Februari 2005 lalu yang merenggut nyawa 157 orang.
Ketidakpuasan Yosef terhadap penanganan sampah yang belum memadai lantas mendorongnya untuk mencari solusi.
Yosef sendiri sudah mengembangkan alatnya dari tahun 2005 dan terus ditingkatkan hingga sekarang. Hal tersebut dilakukannya guna memastikan efisiensi alat supaya berfungsi dengan baik.
Yosef awalnya termotivasi akibat kejadian longsor sampah di Leuwigajah Cimahi pada 21 Februari 2005 lalu yang merenggut nyawa 157 orang. Ketidakpuasan Yosef terhadap penanganan sampah yang belum memadai lantas mendorongnya untuk mencari solusi.
Yosef akhirnya memutuskan untuk membuat alat ini dengan harapan masalah sampah menjadi tuntas. Tak hanya itu, ia juga berharap dengan adanya alat ini dapat menjadi solusi bagi pemerintah maupun masyarakat mengingat tingginya jumlah sampah di Indonesia.
Selain memiliki keunggulan tak mengeluarkan asap ketika dioperasikan, alat ini juga tidak membutuhkan aliran listrik maupun bahan bakar seperti minyak, gas.
Namun perlu diingat, alat ini dapat memusnahkan sampah tanpa mengeluarkan asap, asalkan proses pembakarannya dilakukan dengan sempurna sesuai dengan Standar Operasional Prosedur (SOP).
Tak hanya itu, Jozef-R-700 juga dikenal ramah lingkungan. Alat ini telah mendapatkan sertifikasi hasil pengujian kualitas udara dari Laboratorium Pengendalian Kualitas Lingkungan.
Yosef kembali mengungkapkan bahwa alat pemusnah sampah buatannya banyak dipesan oleh berbagai pihak, seperti instansi pemerintah, perusahaan swasta, bahkan masyarakat umum, dan tak hanya yang berasal dari Bandung saja.
Alat pemusnah sampah ini dijualnya dengan harga mulai dari Rp7,5 juta hingga Rp500 juta. Harga ini diketahui jauh lebih bersahabat dibandingkan dengan merek-merek lainnya. Kapasitas yang ditawarkan pun beragam, mulai dari 30 kg/jam hingga 3 kuintal/jam.
Kendati demikian, Yosef juga mengingatkan bahwa masyarakat juga harus beradaptasi dengan keadaan saat ini. Diketahui upaya pemilahan dan pemisahan sampah dari rumah ke rumah masih belum berjalan secara optimal.
Masalah Bakar Sampah
Salah satu akar permasalahan utama polusi udara adalah peningkatan jumlah sampah yang terus bertambah. Di tengah pertumbuhan pesat penduduk, produksi sampah pun meningkat dengan cepat.
Masih banyak orang yang belum memiliki kesadaran penuh akan pentingnya pengelolaan sampah yang benar, dan ini berdampak pada tumpukan sampah yang tidak terkendali.
Sampah yang menumpuk di banyak tempat, terutama di daerah perkotaan, dapat menjadi sumber emisi gas rumah kaca dan pencemaran lingkungan yang merusak. Ketika sampah terbakar atau membusuk, ia menghasilkan polutan yang merugikan, termasuk partikel-partikel berbahaya yang dapat mencemari udara.
Upaya pemerintah dan berbagai organisasi dalam memerangi polusi udara dan mengelola sampah telah meningkat, namun tantangan ini masih memerlukan upaya bersama yang lebih besar.
Sehingga inovasi-inovasi yang dibuat seperti sosok Yosef, diharapkan dapat terus menginspirasi dan meningkatkan kesadaran masyarakat.