Kesaksian Korban Selamat Kapal Evelyn Kecelakaan di Perairan Pulau Burung Riau
Awalnya semua berjalan aman dan lancar, sampai pada suatu ketika terdengar suara benturan keras dari bagian bawah kapal, sepertinya menabrak benda yang diduga sebatang kayu.
Resky Arianto masih mengingat betul detail bagaimana tubuhnya terlempar lebih kurang 20 meter dari atas Kapal Evelyn Calisca 01 ditumpanginya mengalami kecelakaan di sekitar perairan Pulau Burung, Provinsi Riau.
Hari itu, Kamis (27/4) siang, kondisi cuaca di laut Pulau Burung dan sekitarnya terpantau normal dan mendukung aktivitas pelayaran Kapal Evelyn Calisca 01 yang bertolak dari Pelabuhan Pelindo Tembilahan, Kabupaten Indragiri Hilir, Provinsi Riau, menuju Pelabuhan Sri Bintan Pura (SBP) di Kota Tanjungpinang, Provinsi Kepulauan Riau (Kepri).
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal itu diperkirakan tenggelam? Kapal berusia 3.300 tahun dan muatannya yang terdiri dari ratusan amphorae (bejana penyimpanan) yang masih utuh itu ditemukan di dasar laut Mediterania, seperti yang dilaporkan dalam siaran pers bersama hari ini dari Otoritas Purbakala Israel (IAA) dan Energean.
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
Beberapa saat setelah lepas tali tempat tambat, kapal cepat yang mengangkut puluhan penumpang tersebut berlayar melaju seperti biasanya tanpa ada kendala apa pun.
Sejumlah penumpang kapal cepat itu juga terlihat asyik bercengkerama dengan keluarga atau penumpang lainnya yang duduk di deretan kursi sebelahnya.
Termasuk di dalamnya, Resky Arianto, pemuda asal Ganet, Kota Tanjungpinang, yang ikut menyeberang bersama adik, abang, kakak ipar, serta sejumlah keponakan.
Mereka sekeluarga baru saja merayakan Idulfitri 1444 Hijriah/2023 di Tembilahan dan dalam perjalanan pulang usai mudik lintas provinsi itu.
Penumpang Dengar Suara Benturan di Bawah Kapal
Sekitar satu jam perjalanan meninggalkan pelabuhan, Resky dan seorang adiknya beranjak meninggalkan kursi duduk menuju dek atau bagian atas kapal untuk sekadar bersantai menikmati kencangnya tiupan angin laut.
Awalnya semua berjalan aman dan lancar, sampai pada suatu ketika terdengar suara benturan keras dari bagian bawah kapal, sepertinya menabrak benda yang diduga sebatang kayu.
Saat benturan terjadi itulah, Resky bersama adiknya terpental lalu tercebur ke dalam laut, jauh meninggalkan kapal yang ditumpangi keduanya.
Sementara keadaan kapal Evelyn Calisca 01, seketika miring lalu tiba-tiba terbalik di tengah laut, yang diduga akibat hilang kendali.
Resky dan adiknya berupaya menyelamatkan diri dengan menjangkau pelampung dari tumpahan barang-barang penumpang kapal, seperti koper dan ransel.
Keduanya berhasil mengapung di permukaan laut dengan bantuan peralatan seadanya sambil berenang menghampiri kapal Evelyn Calisca 01 yang sudah terbalik itu guna memastikan kondisi keluarga.
Dia kemudian mendapati semua keluarganya berhasil selamat keluar dari kapal terbalik itu dengan memegang bagian badan kapal yang masih terapung.
"Saat itu yang ada di pikiran saya menyelamatkan keluarga. Saya tidak tahu bagaimana nasib penumpang lainnya, apakah mereka terjebak di dalam kapal atau tidak," kata Resky saat tiba di pelabuhan SBP Tanjungpinang, Sabtu (29/4), seperti diberitakan Antara.
Kapal Terbalik
Resky menyaksikan sendiri bagaimana suasana di atas kapal yang tadinya hening, namun sesaat berubah menjadi petaka memilukan.
Sejumlah penumpang yang lebih dulu lolos dari jebakan kapal terbalik berteriak histeris sembari berusaha menyelamatkan diri dan keluarga masing-masing.
Kejadiannya sangat cepat, sekitar pukul 13.40 WIB. Dalam hanya hitungan detik, kapal sudah terbalik di laut.
Penumpang lainnya, Arfan, warga Kabupaten Bintan, Provinsi Kepri, juga menceritakan perjuangannya bersama sang istri bisa selamat dari balik peristiwa Kapal Evelyn Calisca 01 yang terbalik itu.
Saat detik-detik kapal akan terbalik, ia yang duduk di kursi depan itu lekas memegang erat tangan sang istri untuk meraih pintu keluar masuk penumpang kapal yang berada tak jauh dari posisi tempat duduknya.
Diselimuti rasa panik, sambil berdoa kepada Allah Swt. Arfan dan istri akhirnya berhasil keluar dari dalam kapal yang terbalik itu. Keduanya bertumpu pada badan kapal yang timbul sambil menunggu pertolongan datang.
Sementara, menurut kesaksiannya, sejumlah penumpang yang duduk di bagian kursi tengah kapal terjebak dan tak bisa keluar ke permukaan laut.
"Alhamdulillah. Bersyukur, karena kami masih diberikan keselamatan oleh Allah Swt," ucapnya.
Selang tak lama pasca-kejadian kapal cepat itu terbalik, sejumlah kapal/pompong yang kebetulan melintas di area lokasi kejadian langsung membantu evakuasi beberapa korban penumpang yang tengah mengapung di laut.
Mereka yang terdiri atas penumpang dewasa dan sejumlah anak itu lantas dibawa ke Pelabuhan Sungai Guntung, Provinsi Riau. Sebagian lagi mendapatkan perawatan medis di rumah sakit terdekat.
Penanganan korban
Setidaknya ada sekitar 38 warga Kota Tanjungpinang yang sementara terdata selamat dalam insiden Kapal Evelyn Calisca 01 yang terbalik tersebut.
Sebanyak 16 orang di antaranya sudah dipulangkan dari Pelabuhan Sungai Guntung ke Pelabuhan Internasional SBP Tanjungpinang, sekitar pukul 16.00 Wib, Sabtu, menggunakan Kapal Terubuk Express.
Mereka ini didominasi orang dewasa dan beberapa anak usia bawah 5 tahun, sedangkan selebihnya, masih berada di Tembilahan sambil menunggu pemulangan selanjutnya ke Tanjungpinang.
Setelah sampai di pelabuhan, ke 16 korban tersebut difasilitasi pulang ke rumah masing-masing dengan menaiki bus yang disediakan Polresta Tanjungpinang bersama instansi terkait. Ada juga di antara para korban yang dijemput langsung oleh pihak keluarga.
Polisi turut menyiapkan pendampingan psikologis terhadap para korban kapal terbalik ini. Dari hasil pemeriksaan awal, tak ada tanda-tanda trauma berlebihan yang menyelimuti mereka.
Meski demikian, kepolisian tetap membuka layanan konsultasi psikologis melalui Whatsapp hingga posko informasi bagi korban kecelakaan Kapal Evelyn Calisca 01 di depan pintu masuk Pelabuhan SBP Tanjungpinang.
Polresta Tanjungpinang terus berkoordinasi dengan pihak-pihak terkait di Provinsi Riau soal jumlah total korban kecelakaan Kapal Evelyn Calisca 01, khususnya warga daerah setempat.
Berdasarkan data sementara, 12 orang penumpang ditemukan meninggal akibat peristiwa kapal terbalik yang baru beroperasi dua bulan tersebut.
Salah seorang ialah warga asal Kota Tanjungpinang, Andrian (30 tahun), yang jenazahnya sudah tiba dan dikebumikan di TPU Sungai Carang, Jumat (28/4) malam.
Sampai saat ini tim gabungan di Provinsi Riau masih fokus melakukan evakuasi terhadap korban selamat dan meninggal. Juga masih mencari korban yang belum ditemukan.
(mdk/gil)