Ketika Mantan Teroris Kembali Dalam Dekapan Merah Putih
Gilang Taufik (35), salah seorang mantan narapidana kasus terorisme (napiter) bersama puluhan teman-temannya mengikuti upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Rabu (17/8). Baginya, upacara tersebut memiliki makna tersendiri karena sudah puluhan tahun tidak pernah dilakoni.
Gilang Taufik (35), salah seorang mantan narapidana kasus terorisme (napiter) bersama puluhan teman-temannya mengikuti upacara Hari Ulang Tahun Kemerdekaan Republik Indonesia ke-77, Rabu (17/8). Baginya, upacara tersebut memiliki makna tersendiri karena sudah puluhan tahun tidak pernah dilakoni.
Dia bercerita bahwa terakhir kali mengikuti upacara bendera Merah Putih dan harus menghormati bendera Indonesia adalah pada saat duduk di bangku sekolah dasar (SD). Setelahnya, Gilang tidak pernah kembali mengikuti karena menganggap kegiatan tersebut syirik.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Bagaimana M Halili menjadi viral? Pria asal Sampang, M Halili, menjadi viral di media sosial setelah ia berkaraoke lagu 'Bebas' milik Rhoma Irama. Dalam video tersebut, ia terlihat nyanyi dengan santai namun suaranya yang khas menarik perhatian.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Kenapa contoh pidato bahasa Jawa ini bisa viral? Lantas bagaimana contoh pidato Bahasa Jawa dengan berbagai tema dan topik yang bisa nenjadi referensi? Melansir dari berbagai sumber, 5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
Pada upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia itu, Gilang menjadi bagian pasukan pengibar bendera.
"Ini upacara pertama setelah sekian tahun. Mungkin terakhir itu SD melakukan upacara," kata Gilang.
Anggapan kesyirikan melaksanakan upacara bendera, menurut Gilang, saat ini sudah menjadi cerita masa lalu yang tidak ingin ia lakukan lagi. Kini, setelah mendapat bimbingan khusus, upacara bendera dalam pandangannya adalah bagian penghormatan kepada Republik Indonesia.
Pemahaman tersebut, disebutnya bukan hanya didapatkan olehnya seorang, namun oleh puluhan mantan napiter. Oleh karena itu, para mantan napiter pun berinisiatif untuk menggelar upacara peringatan hari kemerdekaan Indonesia.
Langkah upacara hari kemerdekaan itu, diakuinya sebagai wujud kecintaannya terhadap Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI). Gilang juga mengaku telah bertaubat atas kesalahan-kesalahan di masa lalu, dan bertekad untuk menebusnya menjadi pribadi yang lebih Indonesia.
"Kami ingin bergandengan dengan setiap unsur untuk menjaga negeri ini dari paham yang ingin merusak. Ini bentuk cinta kami kepada negeri ini," tegasnya.
Kegiatan upacara bendera oleh para mantan napiter itu dilaksanakan di halaman Pondok Pesantren Hamalatul Quran, Kecamatan Manonjaya, Kabupaten Tasikmalaya, Jawa Barat. Turut hadir dalam kegiatan tersebut Direktur Identifikasi dan Sosial, Detasemen KHusus 88 Antiteror, Brigadir Jenderal Polisi Arif Makhfudiharto.
Arif mengatakan bahwa upacara peringatan hari kemerdekaan itu memang dilaksanakan atas inisiatif para mantan napiter yang berjumlah 75 orang. Pihaknya mengakomodir keinginan itu karena menjadi bukti mereka telah kembali memeluk paham Pancasila.
Dia menyebut bahwa para mantan napiter itu sudah menyatakan cintanya masing-masing kepada NKRI. "Mereka juga punya keinginan berkontribusi untuk membangun wilayah masing-masing," sebut Arif.
Kegiatan yang dilaksanakan para mantan napiter, menurut Arif menjadi penting sebagai bagian untuk menginternalisasi nilai-nilai Pancasila. "Upacara juga dapat menjadi upaya resosialisasi agar para eks napiter itu dapat berkumpul bersama berbagai masyarakat dari berbagai kalangan," jelasnya.
Awalnya seluruh mantan Napiter di Provinsi Jawa Barat akan ikut dalam kegiatan tersebut. Namun karena keterbatasan tempat, maka hanya 75 orang saja yang terlibat.
Dijadikannya Pondok Pesantren Hamalatul Quran sebagai tempat upacara pun bukan tanpa alasan, namun memiliki sejarah tersendiri. Pengelolanya, dulu diketahui merupakan bagian dari jaringan Jamaah Islamiyah.
"Namun mereka juga punya kesadaran untuk kembali mencintai NKRI. Mangkanya kami gunakan tempat ini," ungkapnya.
Upacara yang diikuti oleh para mantan napiter pun menjadi proyek percontohan yang dilakukan oleh Densus 88 AT dan ke depannya akan lebih memasifkan. Harapannya, mereka para mantan napiter bisa kembali hidup di tengah masyarakat yang beragam dan berbeda pendampingan.
Walau begitu, diakui Arif, pihaknya akan terus melakukan pendampingan sehingga mereka tidak terstigma. Bila sudah terstigma, maka mereka para mantan napiter pun menurutnya akan berat menjalani kehidupan di tengah masyarakat.
"Karena itu, kami menjadi penghubung mereka kembali ke masyarakat. Pendampingan akan dilakukan sampai mereka menjadi bagian dan berkontribusi kepada masyarakat," tutup Arif.
(mdk/cob)