Kisah lucu Presiden Soekarno seenaknya naikkan pangkat ajudan
Kisah lucu Presiden Soekarno seenaknya naikkan pangkat ajudan. Belum ada tentara, belum ada kabinet apalagi kelengkapan istana. Lalu bagaimana cara Presiden Soekarno memilih ajudannya? Dia memilih seorang pemuda lalu diberi pangkat Letnan. Kemudian direvisi lagi menjadi Mayor dalam waktu 1,5 jam.
Sosok Kombes Pol Jhonny Edison Isir membuat sejarah di tubuh Polri. Untuk pertama kalinya, putra Papua dipercaya menjadi ajudan presiden.
Presiden Jokowi memilih Jhonny setelah berdiskusi dengan Kapolri Jenderal Tito Karnavian. Kebetulan ajudan Tito, Brigadir Stevanus juga berasal dari Papua.
Tito menilai ini menunjukkan Jokowi sangat memperhatikan dan cinta kepada Papua. "Saya berpendapat bahwa bapak presiden menunjukkan nasionalisme beliau," ungkapnya.
Nah, lain Presiden Jokowi lain pula Presiden Soekarno. Seperti kebiasaan di hampir semua negara, seorang presiden selalu mempunyai ajudan perwira militer atau polisi. Persoalannya, saat itu Bangsa Indonesia baru mengumumkan kemerdekaannya tanggal 17 Agustus 1945.
Belum ada tentara, belum ada kabinet apalagi kelengkapan istana. Lalu bagaimana cara Presiden Soekarno memilih ajudannya?
Maka seorang pejuang sipil diangkat jadi ajudan Presiden Soekarno dan diberi pangkat letnan. Tentu saja pemuda itu sangat gembira karena sebelumnya tak punya pangkat apa-apa. Kisah ini diceritakan Soekarno dalam biografi Penyambung Lidah Rakyat yang ditulis Cindy Adams.
Tapi penasihat Soekarno kemudian protes. "Ini tidak boleh terjadi. Ratu Juliana dari Negara Belanda yang hanya memimpin 10 juta orang memiliki ajudan seorang kolonel. Bagaimana orang nanti orang memandang Soekarno, presiden yang memerintah lebih dari 70 orang, memiliki ajudan yang hanya berpangkat letnan," katanya.
Soekarno berpikir. "Betul juga."
Soekarno lalu memanggil letnan ajudannya itu. "Sudah berapa lama kau jadi letnan?"
Si ajudan menjawab "1,5 jam, Pak!" katanya sambil menghormat.
"Nah, karena kita merupakan negara baru yang tumbuh cepat. Mulai sore ini kau menjadi mayor," kata Soekarno.
Begitulah di awal Indonesia merdeka, Letnan jadi Mayor bisa naik dalam 1,5 jam. Zaman sekarang paling tidak butuh 10 tahun masa dinas di TNI.
Pangkat Mayor untuk ajudan presiden bertahan hingga Presiden Soekarno lengser tahun 1967. Di masa Presiden Soeharto, jabatan untuk ajudan Presiden adalah Kolonel. Hal ini berlaku sampai sekarang.
Baca juga:
Kisah ajudan bertaruh nyawa selamatkan Presiden Soekarno
'Zaman Pak Harto banyak yang ingin jadi ajudan'
6 Keistimewaan Soekarno di mata ajudan
Dari ajudan Presiden, 5 Orang ini raih pucuk jabatan Polri & TNI
-
Kapan Try Sutrisno menjadi ajudan Presiden Soeharto? Berkat rekam jejaknya di bidang militer, pada tahun 1974 Try terpilih menjadi ajudan Presiden Soeharto.
-
Kapan Hotel Indonesia diresmikan oleh Presiden Soekarno? Hotel Indonesia diresmikan pada tanggal 5 Agustus 1962 oleh Presiden RI Pertama, Soekarno, guna menyambut pagelaran Asian Games IV tahun 1962.
-
Kenapa Presiden Soeharto menolak permintaan Panglima ABRI untuk memindahkan Try Sutrisno dari posisi ajudan? Presiden Soeharto masih menginginkan Try sebagai ajudannya."Wah, nanti dulu. Kita perlu matangkan dulu ya, Pak Jusuf," kata Soeharto.
-
Apa yang pernah dititipkan Soeharto kepada Sudjono Humardani? Ceritanya pada tahun 1967, Sudjono pernah diberi tugas oleh Soeharto untuk meminjam topeng Gadjah Mada yang disimpan di Pura Penopengan Belah Batu Bali.
-
Siapa yang pernah menjadi ajudan Presiden Soeharto? Kisah Presiden Soeharto Tak Mau Diistimewakan di Jalan, Rela Mengalah Agar Tak Macet Kebiasaan penguasa Orde Baru ini diceritakan mantan ajudan presiden.
-
Kenapa Presiden Soekarno marah kepada para pengawalnya? Presiden Sukarno sangat memperhatikan kebersihan di Istana,Bung Karno bahkan tak segan turun tangan menyapu taman atau jalan di dalam Istana untuk memberi contoh anak buahnya.