Kisah Mahasiswa Aceh Terjebak 16 Hari di Malaysia Karena Kebijakan Lockdown
Mahmud berangkat dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar 8 hari sebelum lockdown, tepatnya Minggu, 8 Maret 2020. Rencana awal dia akan kembali ke Aceh pada 15 Maret 2020.
Seorang mahasiswa pascasarjana asal Aceh, Mahmud (34) terjebak di Kuala Lumpur, Malaysia karena ada kebijakan lockdown akibat virus corona. Sampai Selasa (24/3), dia sudah 16 hari terisolasi di sana.
Keberadaan dosen Politeknik Aceh di Kuala Lumpur itu hendak konsultasi tesis dengan dosen pembimbingnya di Universiti Kebangsaan Malaysia (UKM). Sekaligus ada riset yang harus diselesaikan di laboratorium kampus tersebut.
-
Kapan virus corona ditemukan? Virus virus adalah sekelompok virus yang meliputi SARS-CoV (virus korona sindrom pernafasan akut parah), MERS-CoV (sindrom pernapasan Timur Tengah coronavirus) dan SARS-CoV-2, yang menyebabkan Covid-19.
-
Apa itu virus? Virus adalah mikroorganisme yang sangat kecil dan tidak memiliki sel. Virus merupakan parasit intraseluler obligat yang hanya dapat hidup dan berkembang biak di dalam sel organisme biologis.
-
Kapan virus menjadi pandemi? Contohnya seperti virus Covid-19 beberapa bulan lalu. Virus ini sempat menjadi wabah pandemi yang menyebar ke hampir seluruh dunia.
-
Kenapa cromboloni viral di media sosial? Tips Membuat Cromboloni saat ini tengah ramai menjadi perbincangan di media sosial khususnya Tiktok.
-
Di mana virus dapat menyebar? Virus juga dapat menyebar melalui udara, air, makanan, dan kontak langsung dengan individu yang terinfeksi.
-
Di mana virus-virus kuno itu ditemukan? Ilmuwan berhasil menghidupkan kembali virus prasejarah berusia 48.500 tahun yang terperangkap dalam permafrost (lapisan tanah beku) di Siberia.
Mahmud berangkat dari Bandara Sultan Iskandar Muda (SIM), Blang Bintang, Aceh Besar 8 hari sebelum lockdown, tepatnya Minggu, 8 Maret 2020. Rencana awal dia akan kembali ke Aceh pada 15 Maret 2020.
Namun situasi berkata lain. Kerajaan Malaysia mengambil langkah ekstrem menangkal COVID-19 yang menjadi pandemi global. Malaysia menetapkan lockdown. Semua warga diminta untuk menetap di rumah, dilarang berkumpul dan physical distancing (menjaga jarak fisik) diberlakukan.
Semua transportasi publik lumpuh. Kuala Lumpur International Airport-Malaysia ditutup. Siapapun tidak boleh ada yang masuk dan keluar dari Malaysia. Semua harus menetap di rumah masing-masing sejak 17 Maret 2020.
"Bulan April kemungkinan bisa pulang," kata Mahmud melalui pesan WhatsApp, Senin (23/3).
Kendari demikian, Mahmud mengaku sedikit beruntung status sebagai mahasiswa berada di Malaysia selama lockdown. Setiap harinya untuk berangkat ke kampus dari apartemennya, menggunakan kendaraan khusus yang disediakan kampus UKM tersebut.
Mahasiswa kembali diantar ke apartemen pada pukul 17.00 waktu Malaysia dan ini berlangsung setiap hari selama lockdown.
Sampai di kampus, kata Mahmud, seluruh mahasiswa, dosen dan civitas akademika diperiksa suhu tubuh. Bila ada suhu di atas 38 derajat tidak diperkenankan masuk ke kampus.
Selama di kampus, seluruh mahasiswa yang sedang belajar ada bantuan makan siang dari Kementerian Pendidikan Malaysia. Sehingga Mahmud mengaku tidak kesulitan mendapatkan makanan.
"Waktu berada di kampus dibatasi sampai pukul 5 sore (waktu Malaysia)," ungkap Mahmud.
Selama lockdown, kebutuhan makanan di Malaysia tetap tersedia. Mini market, tempat pembelanjaan makanan pokok tetap buka. Yang tidak diperbolehkan, hanya berkumpul dan kontak fisik. Seluruh cafe dan tempat keramaian lainnya sudah tutup selama lockdown.
Tetapi bila hendak membeli kebutuhan makanan, kata Mahmud diperbolehkan keluar dan membeli di toko kebutuhan makanan pokok. Yang kesulitan, tidak ada transportasi publik untuk bepergian.
"Grab juga susah kita dapat, tapi makanan mudah kami dapat," jelasnya.
Terjebak lockdown, Mahmud kini lebih fokus menyelesaikan riset dan tesisnya di kampus UKM, Malaysia. Rencananya dia baru kembali ke Serambi Makah setelah kebijakan lockdown dicabut oleh Kerajaan Malaysia.
(mdk/ray)