Kisah Nenek Tunanetra Kerja Jadi Pemecah Batu, Tetap Berbagi Meski Penghasilan Minim
Nenek tunanetra satu ini, di usia senjanya ia harus tetap bekerja keras meski mendapatkan hasil yang begitu minim. Namun sungguh mulia, penghasilan minim tak menjadi penghalang baginya untuk terus berbagi.
Masih begitu banyak masyarakat di Indonesia yang bertahan hidup dalam keadaan ekonomi yang buruk. Kemiskinan seolah menjadi momok bagi sebagian masyarakat kecil yang harus berjuang demi melanjutkan kehidupannya.
Seperti nenek tunanetra yang satu ini, di usia senjanya ia harus tetap bekerja keras meski mendapatkan hasil yang begitu minim. Namun sungguh mulia, penghasilan minim tak menjadi penghalang baginya untuk terus berbagi.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Kapan KEK Singhasari diresmikan? KEK Singhasari berlokasi di Kabupaten Malang, Jawa Timur, wilayah ini telah ditetapkan sebagai Kawasan Ekonomi Khusus sejak 27 September 2019.
-
Kenapa penemuan makam Kaisar Xiaomin penting? Temuan ini akan membantu kita memahami lebih dalam tentang kehidupan dan budaya dari masa lalu yang kini tengah terungkap melalui artefak-artefak yang ditemukan dalam makam ini.
-
Kapan Harun Masiku ditetapkan sebagai tersangka? Harun Masiku akhirnya ditetapkan sebagai tersangka pada tahun 2020 bersama Wahyu Setiawan, Agustiani Tio Fridelina, dan Saeful Bahari.
-
Apa yang menjadi ciri khas kerajinan di daerah Karet Tengsin? Di wilayah Karet Tengsin, kerajinan yang jadi andalan adalah industri kulit dan batik Betawi.Perkembangannya mulai melesat pada 1950-an, dan ditandai dengan tingginya permintaan pasar dan hadirnya berbagai motif.
Ingin tahu seperti apa kisah mengharukan dari sosok nenek tunanetra ini? Berikut ulasan selengkapnya.
Kerja Jadi Pemecah Batu
Mbah Tuminem, sosok nenek tua yang saat ini berusia 80 tahun dan harus tetap bekerja demi berjuang melawan kemiskinan serta melanjutkan hidupnya. Tak seberuntung orang lainnya, penglihatan Mbah Tuminem terganggu atau bisa disebut tunanetra.
Instagram/kitabisacom ©2021 Merdeka.com
Namun keterbatasan yang ada dalam dirinya tak menjadikan Mbah Tuminem tidak bekerja. Bahkan di usianya yang sangat tua dengan kaki yang ketika dibuat berjalan tertatih itu, ia menjadi seorang pemecah batu.
Sudah 35 Tahun Jadi Tukang Pemecah Batu
Setiap harinya, Mbah Tuminem harus pergi ke bantaran Kali Progo, Yogyakarta untuk mencari batu yang pada nantinya akan dipecah-pecah olehnya. Beliau sudah menjalani profesinya tersebut selama 35 tahun.
Instagram/kitabisacom ©2021 Merdeka.com
Selama 35 tahun itu, banyak sekali rintangan yang dilewati Mbah Tuminem termasuk tanah licin yang cukup berbahaya bagi kesehatannya yang sudah tak prima lagi itu.
"Penglihatannya yang terganggu dan tanah licin sering membuat Mbah terjatuh, bahkan mbah pernah terserempet motor dan kakinya terluka," tulis keterangan dalam video singkat yang diunggah oleh akun Instagram @kitabisacom.
1 Keranjang Batu hanya Dihargai Rp2500
Penghasilan yang didapatkan dari pekerjaan sebagai seorang pemecah batu sangatlah jauh dari kata cukup. Bayangkan saja, satu keranjang batu Mbah hanya diberi harga Rp2500 saja, itupun jika sedang ada orang yang mau membelinya.
Instagram/kitabisacom ©2021 Merdeka.com
"Tapi kalau enggak ada yang beli, Mbah harus pulang dengan tangan kosong," lanjut keterangan yang ada dalam video.
Tetap Berbagi Terhadap Sesama
Penghasilan minim yang didapati oleh Mbah Tuminem tak membuat dirinya berhenti melakukan tindakan mulia dan berhati besar. Ia dikenal sebagai sosok yang sangat suka berbagi antar sesamanya dalam bentuk sedekah.
Instagram/kitabisacom ©2021 Merdeka.com
Mulai dari menyuapi anak-anak di sekitarnya makan nasi, membagikan orang disekitarnya nasi kotak ketika ada rezeki lebih. Meski dengan segala kekurangan yang ada pada dirinya, Mbah Tuminem masih seringkali berbagi terhadap sesama. Begitu mengharukan, ia juga mempunyai cita-cita ingin memberikan sembako kepada kaum dhuafa di sekitarnya.