KM Sinar Bangun tenggelam, penyeberangan via Danau Toba dihentikan
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon menyebutkan penghentian operasional penyeberangan dari Simanindo-Tigaras dan sebaliknya belum dipastikan sampai kapan.
Pemerintah menghentikan sementara operasional angkutan dari Simanindo ke Tigaras dan sebaliknya setelah tenggelamnya KM Sinar Bangun di Danau Toba, Sumut.
Bupati Samosir, Rapidin Simbolon menyebutkan penghentian operasional penyeberangan dari Simanindo-Tigaras dan sebaliknya belum dipastikan sampai kapan.
-
Kapan kapal itu tenggelam? Kapal yang berpenumpang 37 orang dan bermuatan ikan ini dikabarkan terbalik saat mengalami cuaca buruk di Perairan Selayar," ujarnya melalui keterangan tertulisnya, Selasa (12/3).
-
Kapan Danau Toba terbentuk? Danau ini terbentuk akibat letusan gunung berapi super Toba sekitar 74.000 tahun yang lalu. Kejadian ini juga dianggap sebagai salah satu letusan gunung berapi terbesar dalam sejarah.
-
Kapan kapal Uluburun tenggelam? Dengan usia sekitar 3.300 tahun, Uluburun tidak hanya menjadi contoh keterampilan teknik pembangunan kapal pada zamannya, tetapi juga menyimpan rahasia jaringan perdagangan global yang mengagumkan.
-
Kapan bangkai kapal tersebut tenggelam? Para arkeolog mengatakan, temuan unik ini berasal dari periode Romawi dan Mamluk sekitar 1.700 dan 600 tahun lalu.
-
Kapan kapal-kapal itu tenggelam? Kapal ini berasal dari pertengahan Dinasti Ming (1368-1644).
-
Kapan kapal Dinasti Ming tenggelam? Para arkeolog meyakini bangkai kedua kapal ini berasal dari periode yang berbeda dari Dinasti Ming, sekitar tahun 1368-1664.
"Penghentian operasional angkutan air itu dihentikan hingga ada konfirmasi lebih lanjut termasuk terkait dengan perkembangan terbaru dari korban yang belum ditemukan," ujar Rapidin di Simalungun, Selasa (19/6).
Pelaksana Harian (Plh) Gubernur Sumut, Hj R Sabrina yang mendatangi dua titik posko di Tigaras Kabupaten Simalungun dan Simanindo Kabupaten Samosir, berharap tim SAR segera menemukan korban hilang.
Sabrina menyebutkan musibah kapal tenggelam yang untuk sementara mengakibatkan satu orang meninggal dunia, 18 orang luka dan 104 masih belum ditemukan itu merupakan duka mendalam bagi Sumut di Idul Fitri 1439 Hijriah.
"Atas nama pribadi dan Pemerintah Provinsi Sumut, saya menyampaikan duka yang mendalam atas musibah tenggelamnya KM Sinar Bangun dan berharap tim SAR segera menemukan korban hilang," ujar Sabrina.
Ia juga meminta semua pihak terkait ikut mendorong kesadaran bersama pentingnya keselamatan dalam pelayaran.
Standarisasi keselamatan seperti pelampung, merupakan keharusan. "Tanpa alasan apapun, keamanan harus jadi prioritas," ujar Sabrina.
Menurut dia, selain pembelajaran terhadap standarisasi penyelamatan pelayaran, seluruh pihak juga harus mempelajari bahwa Danau Toba sebagai satu danau terbesar dunia, punya keunikan tersendiri.
Hal ini, katanya, karena luasnya sudah mirip seperti laut dengan ombak besar dan angin kencang.
"Kita tidak tahu bagaimana arus di bawah danau karena di dalamnya banyak palung. Belum lagi angin cukup kuat karena dikelilingi bukit," ujarnya.
Dia juga meminta masyarakat untuk mencari informasi resmi dari pemerintah soal jumlah korban kecelakaan itu, bukan dari sumber lain.
Baca juga:
Basarnas Padang bantu pencarian korban hilang KM Sinar Bangun
Penyelam andalan Marinir dikirim bantu cari korban kapal tenggelam di Danau Toba
Kepasrahan dalam penantian keluarga korban KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba
4 Anggota keluarga jadi korban KM Sinar Bangun, Alsen minta Basarnas bergerak cepat
KM Sinar Bangun tenggelam di Danau Toba, 180 orang penumpang belum ditemukan