Komitmen IDI Berantas Bullying di Sektor Pendidikan Kedokteran
Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan, pihaknya telah memberikan konsen terkait dengan perundungan atau bullying.
"Pada prinsipnya bullying suatu perhatian kami sudah dari dulu, dan kami sudah berikan concern," kata Ketua IDI
Komitmen IDI Berantas Bullying di Sektor Pendidikan Kedokteran
Presiden Medical ASEAN (MASEAN) dan Ketua Umum PB IDI, Adib Khumaidi mengatakan, pihaknya telah memberikan konsen terkait dengan perundungan atau bullying. Hal ini agar tidak ada lagi kesulitan terhadap dokter muda yang sedang menjalani pendidikan. "Pada prinsipnya bullying suatu perhatian kami sudah dari dulu, dan kami sudah berikan concern. Karena kami tidak ingin dengar adik kami kesulitan dalam pendidikan, apalagi putus tengah jalan," kata Adib dalam daring, Sabtu (22/7).
- Begini Kondisi Siswa SMP Diduga Korban Bullying di Bekasi Sebelum Meninggal Dunia
- Pelaku Bullying Siswi SMP di Depok Ditangkap, Ini Motif Pelaku Menganiaya Korban
- Heru Budi Minta Tak Ada Lagi Bullying di Sekolah: Siswa Belajar dengan Baik, Turuti Nasihat Guru
- Kemenkes Sanksi 3 Rumah Sakit Buntut Bullying Dokter, Ini Daftarnya
"Pada prinsipnya bullying suatu perhatian kami sudah dari dulu, dan kami sudah berikan concern. Karena kami tidak ingin dengar adik kami kesulitan dalam pendidikan, apalagi putus tengah jalan," kata Adib dalam daring, Sabtu (22/7).
Adib mengaku, jika pihaknya sudah membuka komunikasi dengan pendidikan dokter spesialis dan kolegium untuk proaktif dalam menindaklanjuti yang terjadi bullying di lapangan. "Kami sudah buka komunikasi dengan pendidikan dokter spesialis, dan kolegium untuk buka laporan didapatkan dan proaktif menindaklanjuti yang terjadi di lapangan dan perhatikan pendidikan, yang kemudian terkonsentrasi pendidikan tanpa ada hal yang bisa buat kalau bisa kekerasan fisik, penyalahgunaan wewenang, dan pelecehan seksual tidak bisa kami toleransi," ujarnya.
Sementara itu, Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia Dr Tommy Dharmawan menginginkan definisi bullying atau perundungan di dalam dunia kedokteran perlu diperjelas. Serta perlu definisi yang jelas tindakan apa yang masuk jenis bullying. "Dalam pendidikan ada tugas akademik yang bisa jadi bullying atau tidak. Tetapi misal bangun pagi mencatat pasien jam 5 pagi itu termasuk kompetensi akademik, sehingga definisi harus jelas," ungkapnya.
Buat hotline pengaduan
Dengan masih kompleksnya isu bullying ini, pihaknya akan membuatkan hotline pengaduan dan bisa di advokasikan kepada Dirjen Dikti. "Isu bullying isu yang kompleks maka perlu forum komunikasi PPDS, masih ranahnya Dirjen Dikti dan kami akan buatkan hotline pengaduan dan bisa kami advokasi pada Dikti. Kita coba koordinasi Kemenkes, walaupun ranahnya masih Dikti maka harus jelas," ucap Ketua Junior Doctors Network (JDN) Indonesia Dr Tommy Dharmawan.
"Beberapa masalah bullying mereka tidak digaji sebagai manusia 23-35 mereka berkeluarga, tapi tidak ada gaji para PPDS saya kira salah satu hulu masalah bullying. Kemudian karakteristik dokter seperti mirip sistem kepangkatan yang perlu diperbaiki," kata Dr Tommy Dharmawan
Menkes Siapkan Sanksi
Sebelumnya, Menteri Kesehatan Budi Gunadi Sadikin bakal memberi hukuman skorsing kepada dokter maupun rumah sakit yang melakukan perundungan atau bullying kepada dokter muda. Dia akan membuat aturan skorsing dalam bentuk Keputusan Menteri Kesehatan (Kepmenkes). Budi menyebut larangan bullying terhadap dokter muda tidak diatur dalam Rancangan Undang-Undang Kesehatan yang telah disahkan oleh DPR. Alasannya, tak semua aturan harus dimasukkan ke dalam Undang-Undang.
"Kita lagi siapin, nanti sebentar lagi akan di-announce, tapi saya mau tegas sajalah, skorsing nanti. Kita akan skors karena melakukan bullying," tegas Budi di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (18/7).
Budi menerima banyak laporan praktik bullying yang dialami oleh dokter-dokter muda. Baik yang sedang menjalani koas maupun program pendidikan dokter spesiaslis (PPDS) di rumah sakit. Menurutnya, tindakan bullying di kedokteran sudah berlebihan. “Bullying ini banyak sekali dokter-dokter muda. Dokter-dokter yang sedang belajar koas di RS dan juga dokter-dokter yang belajar PPDS untuk spesialis RS memberi masukan ke saya bahwa bullying ini sudah berlebihan," ujarnya.