Komjen Polisi Pernah Tugas di Negara Kartel Narkoba Bersaksi di Sidang Teddy Minahasa
Komjen (Purn) Ahwil Loetan jadi saksi ahli dalam kasus penjualan barang bukti narkoba jenis sabu yang menyeret Teddy Minahasa. Ahwil merupakan Ahli Narkotika sekaligus Koordinator Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan pandangan di PN Jakbar hari ini, Senin (6/3).
Komjen (Purn) Ahwil Loetan jadi saksi ahli dalam kasus penjualan barang bukti narkoba jenis sabu yang menyeret Teddy Minahasa. Ahwil merupakan Ahli Narkotika sekaligus Koordinator Kelompok Ahli Badan Narkotika Nasional (BNN) memberikan pandangan di PN Jakbar hari ini, Senin (6/3).
Dalam keterangannya, Ahwil sempat mengungkit kisah seorang jenderal dan diktator Panama bernama Manuel Antonio Noriega Moreno.
-
Kapan Mayor Teddy dan Rajif Sutirto menjadi viral? Pada masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu nama Mayor Teddy mendadak naik daun. Ia diketahui merupakan abdi negara yang bertugas sebagai ajudan pribadi Prabowo Subianto. Selain Mayor Teddy, sosok Rajif Sutirto juga ikut viral di masa kampanye pilpres beberapa waktu lalu.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kenapa Pantai Widodaren viral? Keberadaannya belum banyak yang tahu. Namun belakangan ini, pantai ini viral karena keindahannya.
-
Kenapa kehadiran Teddy di debat capres menimbulkan polemik? Salah satunya karena polemik sang ajudan Mayor Teddy yang berada dalam barisan tim kampanye Prabowo saat debat capres perdana.
-
Kenapa video tersebut viral? Video yang diunggahnya ini pun viral dan menuai perhatian warganet."YaAllah Kau bangunkan aku tengah malam, aku kira aku mimpi saat ku lihat suamiku sedang sujud," tulisnya di awal video yang diunggahnya.
Awalnya, Ahwil menerangkan, setiap penangkapan narkotika itu tak harus ada barang bukti pada dirinya. Namun, hal itu tak melulu menjadi patokan. Kebetulan, Ahwil berdinas di Meksiko. Di mana banyak kartel-kartel atau bandar besar.
"Jadi yang namanya bandar itu tidak pernah barang bukti ada padanya. Dan tidak pernah kalau dites, urinnya positif. Tidak pernah. Karena namanya juga badar, bergerak di balik layar semua. Jadi itu jangan menjadi patokan, orang kalau ditangkap, barang bukti harus ada padanya. Enggak perlu," kata Ahwil di PN Jakbar.
Menurut Ahwil, yang terpenting ditemukannya bukti pendukung.
"Bukti elektronik tuh mendukung enggak? Jaringan, email, telepon, segala macam. Itu semua bisa diketahui, oh semua titiknya ke sini nih," ujar dia.
Terdakwa Irjen Teddy Minahasa Putra kemudian melempar kepada ahli. Teddy menyoal percakapan.
"Apakah suatu percakapan yang menyangkut narkotika tapi tidak ada obyek narkotika yang dimaksud, baik wujud asli, fotonya, gambarnya, atau video, itu dapat dikategorikan tidak pidana narkotika?” tanya Teddy.
Menjawab pertanyaan itu, Ahwil singgung Manuel Antonio Noriega Moreno.
"Saya kasih contoh Manuel Noriega," kata Ahwil.
Ahwil menerangkan, Manuel merupakan jenderal bintang 4 ditangkap tanpa barang bukti oleh Badan Narkotika Amerika Serikat.
"Barang bukti tidak ada padanya, tapi dia ditangkap Drug Enforcement Administration (DEA)," ujar dia.
Ahwil menerangkan, Badan Narkotika Amerika Serikat rupanya mengantongi bukti-bukti berupa data elektronik.
"Ternyata dia (Manuel) punya data elektronik yang sangat cukup dan panjang," ujar dia.
Karenanya, Ahwil menyebut belum tentu orang yang ditangkap karena kasus narkotika harus ada barang bukti daripadanya, harus dites darah positif.
"Itu enggak perlu. Jadi bandar besar clear, pasti tidak akan ada narkotika daripadanya," ujar dia.
Setelah menutup keteranganya, Ketua Majelis Hakim Jon Sarman Saragih mempersilakan Irjen Teddy Minahasa kembali melontarkan pertanyaan.
"Itulah pendapatnya simpulkan, kelak. Ada pertanyaan lagi?” tanya Jon.
"Tidak ada Yang Mulia kesimpulannya, saya juga pusing. Cukup Yang Mulia. Terima kasih," jawab Teddy.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
(mdk/rnd)