Korban ajudan perwira gadungan di Sukabumi lebih dari 20 orang
Modusnya berpura-pura menjual HP harga murah, mencari hewan peliharaan untuk atasannya, menjanjikan korban masuk polisi.
Kasat Reskrim Polres Sukabumi Kota, AKP Joni Surya Nugraha mengatakan korban penipuan dilakukan oleh anggota Polri berpangkat AKBP gadungan berinisial ED lebih dari 20 orang.
"Hingga kini sudah ada puluhan korban mendatangi Mapolres Sukabumi Kota untuk melaporkan kasus penipuan itu, namun baru tiga korban sudah membuat laporan polisi (LP). Untuk tersangka ED (40) kami tangkap di sebuah kamar kos di Gang Oyo," ujar Joni di Sukabumi, Kamis (19/5).
-
Siapa yang ditangkap polisi di Bandung? Pegi Setiawan adalah satu dari tiga orang yang yang masuk dalam Daftar Pencarian Orang (DPO) kasus pembunuhan Vina. Pegi Setiawan ditangkap tim Ditreskrimum Polda Jabar dan Bareskrim Mabes Polri di Kota Bandung. Momen itu terjadi saat dirinya pulang bekerja sebagai buruh bangunan.
-
Kapan gadis tersebut melapor ke polisi? Korban merupakan warga Old City, Hyderabad. Dia berjalan sendirian ke kantor polisi dua tahun lalu dan mengajukan laporan terhadap ayahnya.
-
Apa yang disita oleh petugas Satpol PP di Denpasar? Barang bukti yang sita itu 4,5 kg daging anjing dan (ada yang sudah diolah) berupa rica-rica dan rawon. Itu, katanya laris dikonsumsi oleh orang-orang terbatas," kata Kepala Satpol PP Provinsi Bali, Dewa Nyoman Rai Dharmadi, saat dikonfirmasi Kamis (1/8).
-
Kenapa Saipul Jamil ditangkap polisi di Jelambar, Jakarta Barat? Saipul Jamil pernah terjerat kasus narkoba dan diamankan oleh Polsek Tambora di kawasan Jelambar, Jakarta Barat.
-
Mengapa polisi cepek semakin banyak di Jakarta? Munculnya polisi cepek sejalan dengan perkembangan wilayah perkotaan di Indonesia, terutama di Jakarta, yang kini dikenal sebagai salah satu kota metropolitan dengan tingkat kemacetan tertinggi dan durasi kemacetan terlama di Indonesia.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
Menurutnya, tidak menutup kemungkinan jumlah korban perwira gadungan yang mengaku sebagai ajudan Kepala Sekolah Pembentukan Perwira (Setukpa) Polri Sukabumi ini akan terus bertambah.
Modus dilakukan tersangka ED warga Kecamatan Gunungpuyuh, Kota Sukabumi untuk menipu calon korbannya cukup banyak, yakni berpura-pura menjual handphone dengan harga murah, mencari hewan peliharaan untuk atasannya, hingga berpura-pura bisa meloloskan seseorang menjadi anggota bintara polri.
Adapun kerugian diderita korban, sekitar Rp 2 juta hingga belasan juta rupiah. Untuk meyakinkan korbannya, tersangka ED membawa senjata tajam berbentuk seperti pistol sungguhan dan menggunakan ID card kepolisian serta memakai kemeja safari.
"Hingga kini kami masih mengembangkan kasus penipuan tersebut, dan untuk warga yang menjadi korbannya untuk segera melaporkan kepada kami untuk segera ditindak lanjuti," tegas Joni.
Joni membeberkan barang bukti pistol mainan, baju safari dan ID card didapat tersangka dengan cara membeli di beberapa tempat, dan untuk ID card dibelinya dari koperasi Setukpa Polri Sukabumi.
"Tersangka kami jerat dengan Pasal 378, tentang Penipuan dengan ancaman hukuman penjara maksimal empat tahun penjara," kata Joni.
Sismi, sementara itu salah seorang korban mengatakan dia ditipu Rp 2,5 juta untuk membeli dua unit handphone dari tersangka. Sismi percaya dengan pelaku, karena mengaku sebagai anggota polisi berpangkat AKBP.
"Bahkan diberikan pun di lingkungan Setukpa Polri Sukabumi. Namun setelah uang diberikan dan ditunggu, pelaku tidak datang lagi. Setelah ditanyakan kepada anggota polisi berjaga di Setukpa Polri ternyata saya jadi korban penipuan, karena tidak ada nama perwira polri bertugas di lembaga itu," tutur Sismi seperti dikutip dari Antara.
(mdk/cob)