Korban Bullying SMA Binus Simprug Ungkap Peran Anak Ketum Partai Inisial A
Korban perundungan SMA Binus School Simprug, RE (16) akhirnya mengungkapkan awal mula dirinya dibully.
Korban perundungan di SMA Binus School Simprug, RE (16) akhirnya mengungkapkan awal mula dirinya dibully. Hal ini diungkapkan RE saat menghadiri rapat dengar pendapat (RDP) dan rapat dengar pendapat umum (RDPU) dengan Komisi III DPR RI.
RE mengaku masuk ke SMA Binus School Simprug pada November 2023. Saat itu, tidak ada satu pun siswa sekolah tersebut yang menyambutnya dengan baik.
- Bullying SMA Binus, RE Mengaku Selalu Diancam dan Ingin Dijadikan Tumbal
- Korban Bullying SMA Binus Mengaku Dianiaya dan Dilecehkan Oleh Anak Anggota DPR dan Ketum Parpol
- Kasus Bullying di SMA Binus School Serpong, Kemen PPA: Sanksi akan Diberikan
- Bullying di Binus, KPAI: Penanganan Pelaku Kekerasan di Sekolah Belum Memberi Efek Jera
"Saya berharap dapat bekerja sama dengan siswa-siswa lain. Namun kenyataaannya, ketika saya baru pertama kali masuk ke sekolah, di November 2023 itu, saya sudah mendapatkan bullying secara verbal tiada hentinya," ungkap RE, Selasa (17/9).
Setiap hari, RE mengaku didatangi sekitar 20 hingga 30 siswa. Mereka kompak melakukan perundungan hingga pelecehan seksual.
Pelecehan yang diterima RE di antaranya alat kelamin dan p*nt*tnya dipegang para pelaku bullying di depan siswa lain. RE yakin, aksi itu terekam CCTV (Closed Circuit Television) sekolah.
"Di November 2023 terpapar jelas di CCTV, tapi kenapa sekolah tidak pernah mengungkapkan CCTV itu, kenapa sekolah hanya menunjukkan bukti-bukti atau video-video yang menguntungkan pihak mereka, memutarbalikkan semua fakta," jelasnya.
RE menjelaskan, pada suatu waktu, dirinya sempat menyampaikan kepada para pelaku bahwa dirinya hanya ingin belajar di SMA Binus School Simprug. RE berharap pelaku menghentikan aksi bullyingnya.
Namun, RE tidak mendapatkan respons baik dari para pelaku. Mereka, kata RE, justru mengancam dan meminta korban melayani para pelaku. Bahkan, pelaku dengan bangganya mengungkapkan sosok ayahnya.
"'Lu tahu nggak bapak kita siapa? Bapaknya ketua umum partai, bapak dia DPR, bapak dia MK'. Lalu sahabat dari ketua geng ini mengakui 'lu jangan macam-macam bapak gua ketua partai sekarang'. Bapak yang berinisial A, anaknya berinisial M mengaku dan mengatakan itu kepada saya," sambungnya.
Wakil Ketua Komisi III DPR, Habiburokhman bertanya kepada RE apakah anak ketum partai berinisial A ikut memukul. Korban menjawab tidak. Menurut RE, anak ketum partai tersebut hanya melakukan perundungan secara verbal.
"Dia tidak memukul saya, tapi dia selalu intens membully saya secara verbal. Dia selalu bersekongkol dengan gengnya, selalu membully saya secara verbal. Selalu menghancurkan mental saya, selalu menjatuhkan mental saya," kata RE.