KPAI sebut anak terlibat tawuran karena ingin merasa hebat
Kejadian tersebut merupakan Pekerjaan Rumah (PR) bagi seluruh keluarga dan juga masyarakat. Sehingga, apapun kegiatan anak harus tetap dijaga baik di lingkungan sekolah maupun teman bermain.
Komisioner KPI Bidang Anak Berhadapan Hukum, Putu Elvina menyebutkan, kejadian tawuran antara anak Sekolah Dasar (SD) dan Sekolah Menengah Pertama (SMP) di kawasan Ciracas, Jakarta Timur, sudah di atas kekhawatiran. Sebab, bocah yang cukup masih di bawah umur sudah nekat melakukan pengeroyokan itu hingga dua nyawa melayang.
"Kalau niat saya khawatir ini mereka hanya ingin merasa hebat. Artinya berencana tawuran iya, tapi kalau rencana sampai bunuh itu yang harus dilihat lagi, artinya batas kengerian kita ya, batas luar biasa usia 14 tahun udah lakukan kejahatannya tanpa takut ini luar biasa," ujarnya di Mapolres Metro Jakarta Timur, Selasa (13/2).
-
Kapan apel pengarahan untuk pelajar yang terlibat tawuran dilakukan? Diketahui, belakangan viral di media sosial (medsos) pelajar konvoi dengan dalih berbagi takjil di wilayah Jakarta Pusat. Pada apel pengarahan ini hadir Polda Metro Jaya, Kapolres Jakarta Pusat, Dinas Pendidikan (Disdik) DKI Jakarta, hingga Satuan Polisi Pamong Praja (Satpol PP) DKI Jakarta.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kapan Purnawarman meninggal? Purnawarman meninggal tahun 434 M.
-
Bagaimana cara para pelaku tawuran saling menyerang? "Mereka saling tantang dan akhirnya bertemu. Mereka saling serang pakai senjata tajam jenis celurit panjang," kata Untung, Minggu (5/11).
-
Dimana Kulat Pelawan tumbuh? Kelompok jamur dengan nama lokal Kulat Pelawan ini tumbuh liar di lantai hutan kawasan Desa Namang, Kabupaten Bangka Tengah, Provinsi Bangka Belitung.
-
Kapan Pangeran Antasari wafat? Saat menjadi Sultan Banjar, Pangeran Antasari terus melanjutkan perjuangannya melawan Belanda. Di tengah perlawanan tersebut, Pangeran Antasari jatuh sakit terserang penyakit cacar dan paru-paru hingga akhirnya wafat pada 11 Oktober 1862.
Menurutnya, kejadian tersebut merupakan Pekerjaan Rumah (PR) bagi seluruh keluarga dan juga masyarakat. Sehingga, apapun kegiatan anak harus tetap dijaga baik di lingkungan sekolah maupun teman bermain.
"Dan yang paling perlu diwaspadai, kasus ini kejadiannya malam, di mana anak itu seharusnya ada di dalam rumah, tapi kemudian tidak. Nah di sini tentu peran keluarga lagi-lagi menjadi sangat sentral, pada saat mereka membiarkan anak-anak keluyuran di jam-jam tiga dini hari, tentu ini tidak patut dilakukan pada anak-anak yang masih sekolah. Jadi yang perlu digarisbawahi agar dikemudian hari tidak terjadi hal seperti ini," ujarnya.
Selain itu juga, lanjut Putu, orangtua jangan hanya begitu percaya dengan teman-temannya.
"Karena tidak tahu siapa temannya, jadi orangtua harus bisa pastikan temannya baik-baik saja terlibat tawuran atau tidak, atau geng tawuran bisa indikasi, proses dalam atau luar harus optimal," tutupnya.
Baca juga:
Pelaku tawuran di Ciracas tewaskan 2 pelajar ngaku pinjam celurit dari kakak
Tawuran di Ciracas tewaskan dua pelajar, KPAI datangi Polres Jaktim
Polres Jaktim bekuk pelaku tawuran pelajar SMP tewaskan satu orang
Hendak tawuran, 11 remaja di Ciputat diciduk polisi
Jadi korban salah sasaran pelajar tawuran, siswa SMK tewas luka bacok