Kebiasaan Menatap Layar dalam Waktu Lama Bisa Sebabkan Mata Kering pada Anak
Kebiasaan menggunakan gawai bisa memicu terjadinya masalah mata kering pada anak.
Dalam era digital yang semakin maju, anak-anak seringkali menghabiskan waktu mereka menatap layar gadget seperti smartphone, tablet, dan laptop. Kegiatan ini, meskipun sering dianggap sebagai hiburan yang menyenangkan, ternyata memiliki dampak negatif yang signifikan pada kesehatan mata anak. Dokter spesialis mata dari JEC Eye Hospitals and Clinics, Niluh Archi, mengatakan bahwa terlalu lama menatap layar bisa menyebabkan mata kering pada anak.
Dalam gelar wicara untuk memperingati Bulan Kesadaran Mata Kering yang diikuti via daring dari Jakarta, Selasa, dokter mata lulusan Universitas Indonesia itu menjelaskan bahwa frekuensi dan kelengkapan berkedip berkurang saat mata fokus menatap layar.
-
Apa dampak menatap layar terlalu lama pada kesehatan mata? Namun, menatap layar terlalu lama dapat berdampak negatif pada kesehatan mata. Radiasi yang dikeluarkan oleh layar dapat menyebabkan ketegangan pada otot mata, yang sering kali ditandai dengan rasa sakit dan penglihatan yang kabur.
-
Apa saja penyebab mata kering pada anak? Banyak faktor yang dapat menyebabkan mata menjadi kering pada anak. Berikut beberapa penyebab utama yang perlu diperhatikan: 1. Penggunaan layar digital berlebihan Anak-anak saat ini sering menghabiskan banyak waktu di depan televisi, komputer, atau gadget. Paparan yang berlebihan terhadap layar digital dapat mengurangi frekuensi kedipan mata, sehingga menyebabkan mata menjadi kering. 2. Lingkungan yang keringUdara yang kering di dalam ruangan atau di luar ruangan bisa menjadi penyebab mata kering pada anak. Pemanasan atau pendingin udara yang berlebihan dapat membuat kelembapan mata berkurang.3. AlergiBeberapa anak mungkin memiliki alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan. Alergi ini dapat menyebabkan mata menjadi kering dan gatal. 4. AlergiBeberapa anak mungkin memiliki alergi terhadap debu, serbuk sari, atau bulu hewan peliharaan. Alergi ini dapat menyebabkan mata menjadi kering dan gatal.5. Kurangnya air mataProduksi air mata yang tidak mencukupi, baik karena gangguan kelenjar lakrtimus atau karena penyumbatan saluran air mata, dapat memicu mata kering pada anak. 6. Gangguan mata tertentuBeberapa gangguan mata seperti blepharitis, konjungtivitis, atau meibomian gland dysfunction dapat menyebabkan mata kering pada anak.7. Efek samping obatBeberapa obat tertentu, seperti antihistamin atau obat-obatan untuk gangguan hormonal, dapat mengurangi produksi air mata dan menyebabkan mata menjadi kering. 8. Kualitas air mata yang burukAir mata yang tidak memiliki komposisi yang seimbang atau kurangnya zat-zat penting seperti air mata palsu (artificial tears) dapat menyebabkan mata menjadi kering.9. Kegiatan outdoorTerpapar sinar matahari dan angin saat bermain di luar ruangan dapat menyebabkan mata menjadi kering pada anak.10. Kurang tidurKurang tidur dapat menyebabkan mata menjadi kering dan iritasi pada anak, karena kurangnya istirahat dapat memengaruhi produksi air mata.
-
Apa dampak buruk screentime pada anak? Paparan screentime pada anak di bawah usia 2 tahun dapat menyebabkan berbagai masalah kesehatan dan perkembangan.
-
Mengapa lingkungan yang kering membuat mata anak kering? Udara yang kering di dalam ruangan atau di luar ruangan bisa menjadi penyebab mata kering pada anak. Pemanasan atau pendingin udara yang berlebihan dapat membuat kelembapan mata berkurang.
-
Apa efek buruk menatap layar terlalu lama? Kegiatan menatap layar elektronik yang terlalu lama menyebabkan vision syndrom atau kelelahan mata. Gejala yang dirasakan penderita yaitu, sakit kepala, penglihatan kabur, mata kering, dan iritasi mata.
-
Bagaimana cara mengatasi mata kering pada anak? Jika mata anak kering karena kurangnya produksi air mata, menggunakan tetes mata yang mengandung larutan garam steril dapat membantu menjaga kelembapan mata. Namun, pastikan untuk berkonsultasi dengan dokter atau ahli mata sebelum menggunakan tetes mata pada anak, terutama jika anak masih sangat kecil. Dokter akan memberikan dosis yang tepat dan memberikan petunjuk penggunaan yang aman.
"Kondisi ini dapat meningkatkan kekeringan permukaan mata, yang seiring waktu berpotensi memulai siklus mata kering" kata dokter Niluh Archi, yang akrab disapa Manda dilansir dari Antara.
Mata kering adalah kelainan multifaktorial pada permukaan mata yang ditandai dengan hilangnya keseimbangan komponen air mata, ketidakstabilan air mata, peningkatan kekentalan atau osmolaritas air mata, dan kerusakan atau peradangan pada permukaan mata.
Gejala mata kering umumnya berupa rasa tidak nyaman seperti mengganjal pada mata; mata sering merah, berair, dan terasa kering; mata terasa berpasir; munculnya kotoran pada mata; mata terasa lengket; serta sering muncul keinginan untuk mengucek mata.
Meskipun tidak ada perbedaan mata kering berdasarkan usia, tetapi proses anamnesis pada pasien anak lebih sulit ketimbang pasien dewasa. Anak seringkali belum bisa mendeskripsikan keluhan yang dirasakan secara verbal. Ini yang menjadi tantangan.
"Di sini kepekaan orang tua sangatlah krusial. Orang tua harus tanggap dan kritis jika mendapati anak mulai menunjukkan gejala-gejala mata kering, termasuk segera memeriksakan ke dokter mata," katanya.
Ia menyarankan para orang tua tegas memberlakukan batasan waktu layar pada anak, memastikan anak disiplin mengikuti batasan yang ditetapkan agar terhindar dari risiko mata kering. Baca juga: Terapkan metode 20-20-20 untuk cegah mata kering. Baca juga: Mata kering tak tertangani bisa merusak permukaan mata.
Ikatan Dokter Anak Indonesia (IDAI) merekomendasikan orang tua melarang anak usia di bawah satu tahun menatap layar gawai serta membatasi waktu layar anak usia satu sampai tiga tahun maksimal satu jam dengan beberapa catatan. Anak usia satu sampai dua tahun menurut IDAI sebaiknya hanya boleh menatap layar gawai saat berkomunikasi melalui panggilan video.
IDAI merekomendasikan penerapan batasan waktu layar maksimal satu jam per hari bagi anak usia tiga sampai enam tahun, maksimal 90 menit per hari untuk anak usia enam sampai 12 tahun, dan tidak lebih dari dua jam per hari bagi anak usia 12 sampai 18 tahun.