KPK akan Abadikan 2 Mahasiswa Kendari yang Tewas Jadi Nama Gedung
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menerima kedatangan keluarga Randi dan Yusuf Kardawi, korban meninggal aksi demonstrasi penolakan revisi Undang-Undang KPK di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Ketua Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang menerima kedatangan keluarga Randi dan Yusuf Kardawi, korban meninggal aksi demonstrasi penolakan revisi Undang-Undang KPK di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Agus dan Saut menganggap kedua almarhum yang tewas adalah pahlawan pemberantasan tindak pidana korupsi. Nantinya, nama Randi dan Yusuf akan diabadikan di Gedung ACLC KPK di Kavling C1, Rasuna Said, Jakarta Selatan.
-
Apa yang ditemukan oleh KPK di kantor PT Hutama Karya? Penyidik, kata Ali, mendapatkan sejumlah dokumen terkait pengadaan yang diduga berhubungan dengan korupsi PT HK. "Temuan dokumen tersebut diantaranya berisi item-item pengadaan yang didug dilakukan secara melawan hukum," kata Ali.
-
Siapa yang ditahan oleh KPK? Eks Hakim Agung Gazalba Saleh resmi ditahan Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) pada Kamis (30/11/2023).
-
Kenapa Mulsunadi ditahan KPK? Untuk kebutuhan penyidikan tim penyidik melakukan penahanan MG untuk 20 hari pertama terhitung tanggal 31 Juli 2023 sampai dengan 19 Agustus 2023
-
Dimana penggeledahan dilakukan oleh KPK? Kepala Bagian (Kabag) Pemberitaan KPK Ali Fikri menyebut penggeledahan kantor PT HK dilakukan di dua lokasi pada Senin 25 Maret 2024 kemarin. "Tim Penyidik, telah selesai melaksanakan penggeledahan di 2 lokasi yakni kantor pusat PT HK Persero dan dan PT HKR (anak usaha PT HK Persero)," kata Ali Fikri kepada wartawan, Rabu (27/3).
-
Apa saja jenis PPKS yang ditemukan di Jakarta? Contoh PPKS yang dijangkau adalah manusia gerobak, manusia silver, pengemis, dan badut.
-
Apa yang ditemukan di TKP? Petugas Polsek Denpasar Selatan mengamankan sejumlah barang bukti di TKP. Bukti yang diamankan berupa KTP, kartu nikah, dompet warna cokelat, Kartu Indonesia Sehat, kartu vaksin covid, dan kabel catok rambut warna hitam yang dipakai melilit leher korban.
"Kami ingin nanti ada ruang di KPK yg diberi nama ruang Randi dan Yusuf," ujar Saut di Gedung Merah Putih KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12).
Saut menyadari, pengabadian nama dua almarhum tak bisa menghilangkan kesedihan bagi keluarga almarhum. Meski demikian, pengabadian nama Randi dan Yusuf dimaksudkan untuk terus mengingat perjuangan yang dilakukan keduanya.
"Agar kami juga terus mengingatnya dan menjadi simbol perjuangan melawan korupsi. Pengorbanan anak-anak tersebut adalah perjuangan untuk melawan pelemahan KPK," kata Saut.
Sebelumnya, Komisi Pemberantasan Korupsi (KPK) menerima kedatangan keluarga korban meninggal dalam aksi demonstrasi menolak revisi Undang-Undang KPK, di Kendari, Sulawesi Tenggara.
Mereka adalah La Sali dan Nasrifa, ayah dan ibu dari almarhum Randi, serta Endang Yulidah, dan Ahmad Fauzi, ibu dan adik dari almarhum Yusuf Kardawi. Diketahui kedua almarhum merupakan mahasiswa dari Universitas Halu Oleo.
Kedatangan keluarga korban didampingi oleh perwakilan mahasiswa Kendari, tim dari Muhammadiyah, dan Komisi untuk Orang Hilang dan Tindak Kekerasan (KontraS). Mereka diterima oleh Ketua KPK Agus Rahardjo dan Wakil Ketua KPK Saut Situmorang.
Di hadapan kedua komisioner KPK, La Sali menyampaikan tujuannya datang ke KPK untuk meminta bantuan dalam menuntut keadilan atas kematian anaknya dalam demonstrasi pada 26 September 2019 lalu. Mahasiswa saat itu memperjuangkan kebenaran.
"Sampai saat ini belum diketahui proses penegakan hukum mengusut kematian tersebut," ujar Juru Bicara KPK Febri Diansyah di Gedung KPK, Kuningan, Jakarta Selatan, Kamis (12/12).
Febri mengatakan, di hadapan pimpinan KPK, La Sari mengungkapkan jika almarhum Randi adalah tulang punggung keluarga.
Ibu dari almarhum Yusuf, Endang Yulidah juga mengatakan demikian. Kedatangannya ke KPK dalam rangka mencari keadilan. Apalagi, Yusuf meninggal diduga karena ditembak saat demonstrasi terjadi.
"Sampai saat ini sudah lebih tiga bulan, tetapi kenapa pelaku belum ditemukan. Kami harap polisi bekerja lebih keras," kata Febri mengutip pernyataan Endang.
Menurut Febri, Endang tak ingin nyawa anaknya dibayar dengan nyawa. Sebagai keluarga Muslim, Endang ikhlas menerima kematian anaknya. Menurut Endang, tewasnya Yusuf merupakan takdir dari Yang Maha Kuasa.
"Mereka datang ke sini berharap suara mereka bisa didengar para petinggi negeri ini," kata Febri.
Reporter: Fachrur Rozie
Sumber: Liputan6.com
(mdk/bal)