KPU dan BPBD Kabupaten Bandung Siagakan Perahu di Ratusan TPS Rawan Banjir
Hasil pemetaan KPU Kabupaten Bandung, ada sebanyak 203 TPS yang terindikasi rawan banjir atau longsor saat jika hujan mengguyur dengan intensitas tinggi.
Komisi Pemilihan Umum (KPU) Kabupaten Bandung mewaspadai bencana alam di ratusan tempat pemungutan suara (TPS) saat pencoblosan. Selain itu, ada sejumlah TPS rawan kehilangan sinyal karena berada di wilayah terpencil.
Diketahui, Kabupaten Bandung merupakan satu dari delapan daerah yang menyelenggarakan Pilkada selain Cianjur, Sukabumi, Karawang, Indramayu, Tasikmalaya, Pangandaran dan Kota Depok. Proses pencoblosan berlangsung pada Rabu (9/12) mendatang.
-
Apa itu Pilkada Serentak? Pilkada serentak pertama kali dilaksanakan pada tahun 2015. Pesta demokrasi ini melibatkan tingkat provinsi, kabupaten, dan kota.
-
Bagaimana Pilkada 2020 diselenggarakan di tengah pandemi? Pemilihan ini dilakukan di tengah situasi pandemi COVID-19, sehingga dilaksanakan dengan berbagai protokol kesehatan untuk meminimalkan risiko penularan.
-
Kapan Pilkada serentak berikutnya di Indonesia? Indonesia juga kembali akan menggelar pesta demokrasi Pemilihan Kepala Daerah (Pilkada) secara serentak di tahun 2024. Pilkada 2024 akan dilasanakan ada 27 November 2024 untuk memilih gubernur, wali kota, dan bupati.
-
Apa definisi dari Pilkada Serentak? Pilkada Serentak merujuk pada pemilihan kepala daerah yang dilaksanakan secara bersamaan di seluruh wilayah Indonesia, termasuk pemilihan gubernur, bupati, dan wali kota.
-
Apa saja yang dipilih rakyat Indonesia pada Pilkada 2020? Pada Pilkada ini, rakyat Indonesia memilih:Gubernur di 9 provinsiBupati di 224 kabupatenWali kota di 37 kota
-
Kenapa Pilkada tahun 2020 menarik perhatian? Pilkada 2020 menarik perhatian karena dilaksanakan di tengah pandemi Covid-19. Pilkada di tahun tersebut dilaksanakan dengan penerapan protokol kesehatan ketat untuk menjaga keselamatan peserta dan pemilih.
Hasil pemetaan KPU Kabupaten Bandung, ada sebanyak 203 TPS yang terindikasi rawan banjir atau longsor saat jika hujan mengguyur dengan intensitas tinggi. Ratusan TPS tersebut tersebar di sembilan kecamatan, yakni Kecamatan Baleendah, Dayeuhkolot, Bojongsoang, Cileunyi, Rancaekek, Majalaya, (rawan longsor) Rancabali, Pangalengan, dan Kertasari.
Ketua KPU Kabupaten Bandung Agus Baroya mengaku sudah berkoordinasi dengan Badan Penanggulangan Bencana Daerah (BPBD) Kabupaten Bandung untuk melakukan upaya mitigasi.
"Mereka juga sudah cukup berpengalaman menghadapi bencana di saat pemilu. Ada 203 TPS yang rawan, mayoritasnya adalah rawan bencana banjir, sisanya rawan longsor," kata dia di Kantor KPU Kabupaten Bandung, Selasa (8/12).
"Kalau banjir, BPBD menjemput pemilih dengan perahu, seperti pemilu tahun lalu, atau kami menyiapkan TPS alternatif (jika bencana parah)," terang dia.
Permasalahan lain adalah ada 28 TPS yang berpotensi kesulitan sinyal untuk menggunakan aplikasi rekapitulasi elektronik dengan sistem daring. TPS tersebut berada di tujuh kecamatan dengan kontur pegunungan.
Komisioner KPU Kabupaten Bandung Divisi Teknis Penyelenggaraan Siti Holisoh mengatakan pihaknya sudah bekerjasama dengan Dinas Komunikasi dan Informasi (Diskominfo) Kabupaten Bandung untuk memperkuat sinyal saat proses rekapitulasi berlangsung.
"Tapi, TPS yang kesulitan sinyal di Kabupaten Bandung itu cukup kecil dibandingkan wilayah lainnya di Jawa Barat. Sudah ada 66 persen TPS dari total 6.874 TPS yang ada di Kabupaten Bandung sudah melakukan aktivasi aplikasi Sirekap," terang dia.
Baca juga:
Bawaslu: Pengawas TPS Banyak Temukan Masalah Hak Pilih di Masa Tenang
Pemilih Terpapar Covid-19 di Magelang Bisa Mencoblos Asal Diantar Pendamping
Kemendagri: Aspek Manajerial & Politik Berperan Penting dalam Pilkada
Petugas KPPS di Jatim Banyak Reaktif Covid-19, Bawaslu PAW 67 Pengawas TPS
Musim Hujan, KPU OKU Selatan Patok Target Partisipan Pilkada di Bawah Nasional