Kronologi Dokter Helmiyadi Kuswardhana Meninggal Dunia karena Serangan Jantung Usai Operasi 10 Pasien
Sebelum meninggal dunia, dokter yang akrab disapa dokter Helmi itu mengoperasi 10 pasien. Setelah itu, dia mendadak mengalami sesak napas.
Direktur RSUD Sulbar, dokter Erna mengungkapkan kronologi meninggalnya dokter Helmi.
- Kronologi Santri di Mojokerto Diduga Dikeroyok hingga Pendarahan di Perut
- Dokter Helmiyadi Meninggal Usai Operasi 10 Pasien, PB IDI Beri Penghargaan
- Dokter Helmiyadi Kuswardhana Meninggal Usai Operasi 10 Pasien, Kemenkes Sampaikan Hal Ini
- Kronologi Lengkap Dokter Ortopedi Cabuli Istri Pasien Sedang Hamil saat Menunggu Suami Dirawat
Kronologi Dokter Helmiyadi Kuswardhana Meninggal Dunia karena Serangan Jantung Usai Operasi 10 Pasien
Dokter spesialis tulang atau ortopedi, Helmiyadi Kuswardhana Sp.OT meninggal dunia.
Dokter yang aktif di Instagram dan Tiktok ini berpraktik di Rumah Sakit Umum Daerah (RSUD) Sulawesi Barat (Sulbar).
Sebelum meninggal dunia, dokter yang akrab disapa dokter Helmi itu mengoperasi 10 pasien. Setelah itu, dia mendadak mengalami sesak napas.
Direktur RSUD Sulbar, dokter Erna mengungkapkan kronologi meninggalnya dokter Helmi.
Dia menjelaskan, dokter Helmi merasakan nyeri setelah melakukan tindakan operasi terhadap pasien.
"Mulai nyeri, sesak napas. Iya (serangan) jantung," kata dokter Erna, Rabu (10/7).
Dokter Helmi kemudian dirujuk ke Makassar, Sulawesi Selatan, menggunakan ambulans. Namun, kondisi dokter Helmi tak kunjung membaik sehingga terpaksa singgah di Puskesmas Sendana, Kabupaten Majene.
Di Puskesmas tersebut, dokter Helmi mendapatkan penanganan dengan Resusitasi Jantung Paru atau RJP. Namun, nyawa dokter Helmi tidak tertolong.
Dokter Helmi meninggal dunia pada Rabu (10/7) malam di Puskesmas Sendana. Dia disebut meninggal dunia karena mengalami sudden cardiac arrest atau dikenal juga dengan henti jantung.
Kementerian Kesehatan (Kemenkes) menyampaikan bela sungkawa atas meninggalnya dokter Helmi.
"Kita turut berduka dengan adanya kejadian ini," kata Kepala Biro Komunikasi dan Pelayanan Publik Kemenkes, Siti Nadia Tarmizi, kepada merdeka.com, Jumat (12/7).
Nadia mengakui Indonesia masih kekurangan dokter spesialis seperti ortopedi. Untuk mencegah dokter kelelahan, Nadia mengajak masyarakat untuk rutin mengecek kesehatan.
Langkah ini bisa mengurangi keparahan penyakit yang berujung tindakan operasi.
"Untuk mengingatkan masyarakat selalu lakukan upaya pencegahan, termasuk cek rutin kesehatan," ucapnya.