Kronologi Geng Motor SMP di Sukabumi Serang Pelajar SD hingga Tewas
Kejadian ini berawal saat korban bersama beberapa rekannya hendak pulang dari sekolah dengan berjalan kaki, Sabtu kemarin.
Tiga pelajar sekolah menengah pertama (SMP) di Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat ditangkap polisi terkait kematian seorang pelajar SD berinisial Ra (12). Tiga pelaku menyerang korban yang masih duduk di kelas VI SDN Sirnagalih saat hendak pulang ke rumahnya, Kampung Citepus PAM, Desa Citepus, Kecamatan Palabuhanratu, Kabupaten Sukabumi.
"Kami masih menyelidiki kasus dugaan penyerangan dan penganiayaan pada jam pulang sekolah, dan mengakibatkan seorang pelajar SD meninggal dunia," kata Kasat Reskrim Polres Sukabumi AKP Dian Pornomo di Sukabumi. Dikutip dari Antara, Senin (6/3).
-
Apa yang viral di Babelan Bekasi? Viral Video Pungli di Babelan Bekasi Palaki Sopir Truk Tiap Lima Meter, Ini Faktanya Beredar video pungli di Babelan Bekasi. Seorang sopir truk yang melintas di kawasan Jalan Raya Babelan, Kabupaten Bekasi, Jawa Barat merekam banyaknya aktivitas pungli baru-baru ini.
-
Kolak apa yang viral di Mangga Besar? Baru-baru ini ramai di media sosial war kolak di kawasan Mangga Besar, Jakarta Barat. Sebagaimana terlihat dalam video yang tayang di akun Instagram @noonarosa, warga sudah antre sejak pukul 14:00 WIB sebelum kedainya buka.
-
Kenapa Hanum Mega viral belakangan ini? Baru-baru ini nama Hanum Mega tengah menjadi sorotan hingga trending di Twitter lantaran berhasil membongkar bukti perselingkuhan suaminya.
-
Apa yang viral di Bangkalan Madura? Viral video memperlihatkan seekor anjing laut yang tidak sewajarnya dikarenakan berkepala sapi yang berada di Kabupaten Bangkalan, Provinsi Jawa Timur.
-
Apa yang sedang viral di Makassar? Viral Masjid Dijual di Makassar, Ini Penjelasan Camat dan Imam Masjid Fatimah Umar di Kelurahan Bangkala, Kecamatan Manggala, Kota Makassar viral karena hendak dijual.
-
Mengapa kejadian ini viral? Tak lama, unggahan tersebut seketika mencuri perhatian hingga viral di sosial media.
Kejadian ini berawal saat korban bersama beberapa rekannya hendak pulang dari sekolah dengan berjalan kaki, Sabtu kemarin.
Korban yang saat itu sedang berjalan kaki sempat bercanda dengan rekan sejawatnya dan sempat diberi tahu oleh penjual siomay, agar tidak bercanda di pinggir jalan khawatir terserempet mobil.
Tidak berselang lama datang gerombolan pelajar SMP dengan menggunakan sepeda motor dan membawa bendera mirip bendera Belanda, sambil mengacungkan senjata tajam jenis celurit.
Konvoi Cari Musuh
Para pelaku bersama belasan rekannya menggelar konvoi untuk mencari musuh. Saat melintas di lokasi kejadian, mereka melihat korban bersama rekan-rekannya sedang berjalan kaki untuk pulang ke rumahnya.
Mereka lantas melihat korban sedang jalan kaki untuk pulang ke rumah. Tanpa basa-basi pelaku segera mengeluarkan celuritnya dan membacokkan ke leher Ra hingga mengalami luka yang parah.
Usai melakukan aksinya, para pelaku kabur begitu saja meninggalkan korban.
Korban Minta Tolong sambil Menangis
Saat itu, korban sempat meminta tolong kepada warga sembari menangis dan memegang lehernya yang terluka parah akibat sabetan senjata tajam.
Warga yang melihat kejadian itu langsung menolong dan membawanya ke RSUD Palabuhanratu. Namun nyawa korban tidak berhasil diselamatkan karena luka parah yang dialaminya.
Sementara, pedagang siomay yang kerap mangkal di SMP 3 Palabuhanratu, Aji mengatakan korban bersama rekan-rekannya setiap harinya pulang dengan cara jalan kaki dan sesekali dijemput orang tuanya.
Tiga Pelaku Diringkus
Kurang dari 24 jam, Satuan Reserse dan Kriminal (Satreskrim) Polres Sukabumi akhirnya menangkap oknum pelajar yang diduga menjadi pelaku pembunuhan.
"Ketiga terduga pelaku penyerangan dan penganiayaan hingga tewas korban berinisial Ra (12) ini kami tangkap saat bersembunyi di sekitar perkebunan karet di wilayah Kecamatan Palabuhanratu," kata Kapolres Sukabumi AKBP Maruly Pardede.
Menurut Maruly, ketiga anak berhadapan dengan hukum (ABH) ini memiliki peran berbeda, di mana ABH 1 berperan membonceng eksekutor (ABH2), dan ABH 3 memiliki peran menyediakan senjata tajam jenis celurit yang digunakan ABH 2 untuk mengeksekusi Ra.
Dari hasil penyidikan, ketiga ABH ini tidak berafiliasi dengan kelompok geng motor mana pun, adapun bendera yang dibawa mereka merupakan lambang dari SMP tempat ketiganya menimba ilmu.
"Kami masih mengembangkan kasus ini khususnya kepada ABH3 sebagai penyedia celurit untuk digunakan ABH 2 mengeksekusi korban, apakah ABH 3 ini sudah beberapa kali menjadi pemasok senjata tajam untuk tawuran antar-sekolah, hal tersebut yang masih kita dalami," tambahnya.
Korban Salah Sasaran
Maruly mengatakan diduga Ra menjadi korban salah sasaran, karena saat kejadian menggunakan seragam pramuka ditambah tubuhnya yang bongsor seperti anak tubuh pelajar SMP.
Ketiga tersangka dijerat dengan pasal 80 ayat 3 Undang-Undang RI Nomor 35 Tahun 2014 tentang Perlindungan Anak dengan ancaman pidana kurungan penjara selama 15 tahun.
Di sisi lain ia menjelaskan, bahwa penanganan kasus ini serupa dengan tindak pidana lainnya, namun karena tersangka merupakan anak di bawah umur, maka penahanan yang dilakukan pihaknya hanya tujuh hari dan bisa diperpanjang delapan hari.
Selain tersangka, polisi juga menyita sejumlah barang bukti seperti celurit yang digunakan untuk mengeksekusi korban, pakaian korban dan tersangka serta bantal guling yang digunakan untuk menyembunyikan celurit. Usai melakukan aksinya, ABH2 sempat mencoba menghilangkan barang bukti berupa celurit, namun berhasil ditemukan.
Kasus ini pun sempat memicu emosi warga yang geram dengan perilaku sadis mereka menghabisi nyawa anak SD yang masih duduk di bangku kelas VI. Tetapi emosi warga berhasil diredam dan Polres Sukabumi meminta untuk menyerahkan kasus ini sepenuhnya kepada pihak kepolisian.
(mdk/cob)