Kronologi Pembongkaran 13 Makam Keramat Palsu di Mojokerto
Makam-makam palsu itu diduga sengaja dibangun untuk mencari keuntungan tertentu.
Sebanyak 13 makam keramat palsu di Dusun Bendo, Desa Kumitir, Jatirejo, Mojokerto, dibongkar. Makam-makam palsu itu diduga sengaja dibangun untuk mencari keuntungan tertentu.
Belasan makam palsu tepat berada di sekeliling makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang. Lokasi ini terletak di area Situs Kumitir atau Istana Bhre Wengker.
- Kronologi Penjaga Loket Parkir Pelabuhan Bakauheni Ditodong Senpi Petugas KSOP, Pelaku Diduga Tak Mau Bayar
- Kronologi Perahu Ditumpangi Petugas KPK dan KKP Terbalik Diterjang Ombak di Pantai Bali
- Kronologi Pemancing Diterkam Buaya Muara Besar di Rokan Hilir, Bagian Tubuhnya Sudah Tak Utuh
- Kronologi Pengembala Kambing Jadi Tersangka Usai Melawan Pencuri
Makam keramat palsu itu terungkap setelah Organisasi Perjuangan Walisongo Indonesia (PWI) Laskar Sabilillah Kabupaten Mojokerto menelusuri terkait kebenaran siapa sosok di balik makam. Sebab, makam-makam itu kerap didatangi peziarah.
Dari belasan makam, hanya ada dua yang diberi nama. Yaitu Syech Mustofa Raden Cokrobuwono dan Nyai Dewi Gondo Sari. Lain halnya dengan makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang.
Berdasarkan cerita turun temurun warga, kedua sosok ini merupakan pembabat alas Dusun Bendo.
“Kalau menurut masyarakat setempat, terkait dengan sejarah desa ini hanya dua makam ini ( Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang) yang asli. Lainnya palsu,” kata Panglima PWI Laskar Sabilillah Kabupaten Mojokerto, Athourrahman, Selasa (14/1).
Alasan Bikin Makam Palsu
Informasi yang dihimpun, seseorang bernama Sholeh yang membangun makam-makam tersebut. Namun, kata Atho, Sholeh tak bisa menjelaskan sejarahnya dan sosok di balik makam.
“Terrnyata alasan membuat makam itu dari mimpi. Alasan kedua, sumbernya dari beberapa kiai, ketika saya ingin temui, katanya, kiainya sudah meninggal,” ungkapnya.
“Bahkan menyebut dari trah Mataram. Walaupun menyebut dari trah Mataram, kita kejar datanya, karena kita juga kenal dengan beberapa abdi dalem. Ternyata datanya tidak ada,” imbuh Atho.
Tiga minggu terakhir rapat koordinasi dengan Pemerintah Desa Kumitir, Camat hingga Polsek Jatirejo digalakkan. Rapat koordinasi ini mambahas terkait kebeneran makam. Termasuk pembongkaran jika memang benar makam palsu.
Pertemuan itu juga mendatangkan Sholeh untuk dimintai keterangan. Tetapi, menurut Atho, Sholeh tak bisa memaparkan secara gamblang dan menyajikan data kebenarannya.
“Makam-makam ini dibilang petilasan, kita simpel, makam apapun walaupun makam hewan kalau tidak ada kegiatan keagamaan tidak ada persoalan,” ujarnya.
Selama beberapa tahun terkahir, makam-makam tersebut sering didatangi Sholeh dengan jamaahnya. Mereka berziarah untuk berzikir. Namun, Atho menyayangkan modus makam palsu ini untuk mendapat keuntungan.
“Setahu saya kegiatannya positif, disini ada iuran dan ada kotak amal yang tidak tahu dilarikan kemana. Setahu saya setelah ngobrol dengan masyarakat, ada masyarakat yang dimintai iuran untuk pembangunan makam ini. Banyak indikasi yang merugikan menurut saya,” terangnya.
Makam Dibongkar
Rapat koordinasi menghasilkan keputusan makam-makam tersebut harus dibongkar. Terkecuali makam Mbah Sagu dan Mbah Gumiwang.Makam-makam palsu dibongkar pada Senin, 14 Januari 2025 malam.
Kini, makam-makan palsu telah diratakan dan batu nisannya dicopot.Kepala Dusun (Kasun) Bendo, Nirawang Pahalila menyebut, makam-makam palsu diperkirakan dibangun tahun 2018.
Namun, saat itu dirinya belum menjabat sebagai Kasun. Dia juga mengaku tak mengenal sosok Sholeh.
“(Sholeh) Pernah datang ke sini, saya minta KTP. Kalau di KTP tercatat orang Bogor dan namanya Sholeh,” katanya.
Menurutnya, makam-makam palsu itu berdiri di atas tanah kas desa (TKD). Sehingga, dengan adanya pembongkaran ini, tanah dikembalikan ke desa.
“(Makam palsu) tidak ada pembuktianya. Yang jelas setelah saya masyawarah dengan sesepuh asli sini, berdasarkan cerita turun temurun yang asli ada hanya makam Mbah Sagu dan Gumiwang,” pungkasnya.