Kronologi Wanita Bakar Diri di Jembrana Bali
Peristiwa itu, terjadi di Banjar Munduk Asem, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Seorang perempuan berinisial UH (24) yang merupakan ibu rumah tangga nekat membakar dirinya hingga tewas. Peristiwa itu, terjadi di Banjar Munduk Asem, Desa Cupel, Kecamatan Negara, Kabupaten Jembrana, Bali.
Kapolsek Negara, Kompol I Ketut Suaka Purnawasa mengatakan, peristiwa itu diketahui pada Minggu (25/8) kemarin, sekitar pukul 13.30 WITA.
- Kronologi Aksi Sadis Pria di Jombang Campur Racun Tikus ke Susu Berujung Kematian Balita
- Kronologi Perahu Ditumpangi Petugas KPK dan KKP Terbalik Diterjang Ombak di Pantai Bali
- Kronologi Pria di Bali Tikam Saudara Tiri hingga Tewas Diduga karena Dendam Pribadi
- Kronologi Mantan Bupati Jembrana Bali & Istrinya Ditemukan Sudah jadi Mayat, Ada Temuan Darah
"Diketahui adanya peristiwa orang meninggal diduga bunuh diri dengan cara membakar dirinya," kata Suaka, Senin (26/8).
Suaka menceritakan kronologi penemuan korban dalam kondisi tewas terbakar. Dia menyebut, saat itu nenek korban yang mengetahui korban membakar dirinya menyampaikan kepada saksi bernama Lovina Kasih Dzakira.
Jarak rumah korban dan saksi sekitar 50 menter. Setelah mendapatkan informasi tersebut, saksi mendatangi rumah korban dan melihat kobaran api di dapur.
Saksi kemudian menyampaikan kejadian tersebut kepada tantenya bernama Munsifa. Saksi Munsifa lalu mendatangi ibu korban yang sedang bekerja di pabrik.
Sementara itu, saksi lain bernama Ali Mujani melihat pintu dapur rumah korban dalam keadaan terbuka. Saksi melihat tubuh korban sudah dilalap si Jago Merah.
Saat itu, api pada tubuh korban sudah padam, namun atap dapur masih terbakar. Saksi lalu mengambil air untuk menyiram api yang masih hidup di atap dapur untuk menghindari terjadinya kebakaran.
"Namun saksi tidak berani masuk kedalam dapur hanya menyiram menggunakan air seadanya dari luar dapur," jelas Suaka.
Kepala lingkungan setempat bernama Uthlubi menerangkan, korban sempat mencoba membakar rumahnya sendiri pada tahun lalu. Karena kejadian itu, korban diajak ke rumah suaminya yang beralamat di Desa Pengambengan, Jembrana.
Selama tinggal di rumah suaminya, korban hamil hingga melahirkan. Tetapi, setelah melahirkan korban sering ingin melakukan percobaan bunuh diri dengan meminum bayclin. Korban juga sempat mau menjual anaknya yang baru lahir.
Setelah itu, korban meminta pulang ke rumah asalnya di Desa Cupel, Jembrana. Selama tinggal di rumahnya, korban sulit untuk diajak berkomunikasi. Korban juga disebut sering bengong dan berdiam diri.
Dari hasil olah tempat kejadian perkara (TKP), di sebelah timur rumah korban ditemukan adanya bekas tumpukan daun kelapa kering yang sudah terbakar serta ditemukan korek api gas. Kemudian, di dapur korban ditemukan atap jebol diduga karena dilalap api.
"Dengan adanya kejadian ini, korban meninggal diduga karena bunuh diri dengan cara membakar diri yang menyebabkan meninggal dunia. Maka dari pihak keluarga korban mengikhlaskan atas kejadian tersebut serta menolak untuk dilakukan autopsi," ujarnya.