Lebih dari 100 Siswa SMKN Binaan Pemprov Sumut keracunan massal
Para siswa itu mengalami lemas, mual, pusing, muntah hingga mencret. Sebelumnya mereka menyantap makanan malam dengan menu nasi putih, ayam semur, sayur sawi dan air putih di asrama sekolah.
Lebih dari seratus siswa Sekolah Menengah Kejuruan Negeri (SMKN) Binaan Provinsi Sumatera Utara, Jalan Karya Dalam, Helvetia, Medan diduga keracunan makanan sejak Selasa (7/2) malam. Mereka kini dirawat di sejumlah rumah sakit di Medan.
"Siswa yang makan tadi malam ada 350 orang. Kalau yang diduga keracunan lebih dari seratus orang," kata Kapolsek Medan Barat, Kompol Victor Ziliwu, Rabu (8/2).
-
Di mana jeruk Medan biasanya tumbuh? Jeruk ini biasanya tumbuh di daerah dingin seperti di Brastagi, Sumatra Utara.
-
Kapan Rampokan Macan dilakukan? Sejarah Rampokan macan dilakukan bertepatan dengan hari raya ketupat.
-
Kapan Festival Tembakau Madura diadakan? Festival Tembakau Nusantara akan diselenggarakan pada 29-30 September 2023.
-
Kenapa Kulat Pelawan mahal? Jika dijual, Kulat Pelawan amat mahal, harganya bisa mencapai jutaan rupiah per kilogram. Proses pertumbuhan jamur ini konon terbilang sulit, karena harus menunggu sambaran petir. Semakin jarang ditemukan, makin tinggi juga harganya di pasaran.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Stadion Teladan Medan ambruk? Meski stadion tersebut hanya memiliki kapasitas resmi 30.000 penonton, tingginya antusiasme masyarakat, terutama anak-anak, menyebabkan kepadatan yang luar biasa. Pengunjung datang dari berbagai daerah, secara berombongan.
Berdasarkan informasi dihimpun, para siswa itu mengalami lemas, mual, pusing, muntah hingga diare. Sebelumnya mereka menyantap makanan malam dengan menu nasi putih, ayam semur, sayur sawi dan air putih di asrama sekolah.
Siswa makan malam sekitar pukul 19.00 WIB. Sekitar pukul 21.00 WIB, mereka mengikuti apel di sekolah. Saat itu sebagian siswa sudah mengalami gejala keracunan makanan, yang lain merasakannya setelah apel.
"Perut saya mules sejak jam 12.00malam. Di bawa ke sini sekitar jam 05.00 WIB, karena sakit perut," kata Anggi, siswa yang masih menjalani perawatan di RS Sufina Azis.
Anggi mengaku ikut makan malam bersama rekannya yang lain setelah mereka melaksanakan tugas di bengkel. Namun dia mengaku tidak tahu kenapa sebagian di antara mereka mengalami gejala keracunan makanan. "Kami nggak tahu kenapa, soalnya ada sebagian yang ikut makan nggak kena. Ada juga yang gak makan kena juga. Sebelumnya aku ada makan mi, mungkin karena itu juga," sebut siswi kelas 10 ini.
Sebagian siswa yang diduga keracunan masih dirawat di RS Sufina Azis, RS Imelda Pekerja Merdeka, dan RS Putri Hijau, serta ada pula 13 siswa yang dibawa keluarganya pulang untuk berobat sendiri. Beberapa di antara siswa yang dirawat di rumah sakit sudah diperbolehkan pulang bahkan ada yang telah kembali ke sekolah.
Polisi masih menyelidiki peristiwa ini. Mereka sudah mendatangi sekolah dan memeriksa lokasi makan malam dan dapur yang digunakan untuk memasak. "Disebutkan makanan ditangani katering yang baru dua hari melakukan kegiatan di sana. Sekarang kami sedang berusaha mengumpulkan bahan makanan tadi malam, dan memanggil penyalur beras dan sayur. Untuk sementara kita fokus pada pendataan dulu," sebut Victor Ziliwu.
(mdk/noe)