LPAI Papua Desak Penuntasan Kasus Kekerasan Seksual 4 Siswi di Jayapura
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Papua menggandeng Propam Mabes Polri untuk pengusutan kasus kekerasan seksual dan kekerasan verbal terhadap empat siswi SMA di Jayapura.
Lembaga Perlindungan Anak Indonesia (LPAI) Papua menggandeng Propam Mabes Polri untuk pengusutan kasus kekerasan seksual dan kekerasan verbal terhadap empat siswi SMA di Jayapura. LPAI juga mendesak agar kasus ini diselesaikan secara tuntas.
Kasus kekerasan seksual dan verbal ini berawal ketika keempat siswi yang menjadi korban dibawa ke Jakarta oleh kenalannya tanpa sepengetahuan orang tua.
-
Kenapa Jaka merantau? Dengan penuh tekad, Jaka pun memutuskan untuk merantau ke negeri orang untuk mencari nafkah dan mewujudkan semua impian mereka berdua.
-
Kenapa Pemilu penting? Pemilu merupakan sarana pelaksanaan kedaulatan rakyat untuk memilih Anggota Dewan Perwakilan Rakyat, Anggota Dewan Perwakilan Daerah, Presiden dan Wakil Presiden serta Anggota Dewan Perwakilan Rakyat Daerah.
-
Kenapa KEK Singhasari penting? KEK Singhasari berkonsentrasi pada platform ekonomi digital untuk bersinergi dengan perkembangan antara bisnis pariwisata dan ekonomi digital.
-
Apa bentuk khas Kue Petulo Kembang? Kue petulo kembang ini terbilang unik karena bentuknya seperti mi gulung yang memiliki beragam warna.
-
Kenapa Senandung Jolo penting? Tradisi tutur sastra ini juga menjadi media pengetahuan budaya bagi masyarakat lokal hingga luar daerah.
-
Kapan HUT Kodam Jaya diperingati? Setiap tanggal 24 Desember diperingati HUT Kodam Jaya.
Kemudian saat berada di Jakarta, keempat siswi itu mendapat perlakuan kekerasan seksual dan verbal oleh pejabat. Selama di Jakarta, mereka dipaksa mengonsumsi minuman beralkohol hingga tidak sadarkan diri dan diperkosa oleh terduga pejabat dari Papua.
"Kami dari Lembaga Perlindungan Anak Indonesia Papua dan saya juga diminta langsung oleh Pak Ketua Umum (Idam Khalid) untuk bertindak mewakili LPAI Papua, guna mendesak kepada semua pihak yang berkompeten dalam kasus ini agar kasus ini kalau bisa jangan disembunyikan," kata Ketua Bidang Organisasi LPAI Papua Pendeta Jack Ibo di Jayapura, Kamis (04/11).
Dia menyebutkan, kasus ini terungkap dan menyita perhatian publik setelah pihak keluarga korban melaporkan lima orang terduga pelaku pemerkosaan dan penculikan ke SPKT Polda Papua, tanggal 11 September 2021.
"Kasus ini jangan disembunyikan, dan kasus ini terjadi sudah lama pada bulan April 2020. Mungkin karena masa Covid-19, jadi kita lihat seperti kasus ini menghilang begitu saja. Kemudian dari pihak kepolisian, kami mendapat laporan bahwa kasus ini sudah diselesaikan secara kekeluargaan," ujar Ketua Bidang Organisasi LPAI Papua itu.
Selain itu, Jack menyesalkan kasus kekerasan seksual ini diselesaikan secara proses mediasi kekeluargaan. Karena ini merupakan kasus berat dan berdampak pada masa depan anak sebagai korban.
"Ini menjadi tugas kami dari LPAI Papua, guna mendesak semua pihak agar tidak boleh takut untuk menyelesaikan masalah (kasus) ini sampai tuntas," tegas Jack Ibo menambahkan.
Lanjutnya, bahwa pihak LPAI Papua tengah bekerja sama dengan Divisi Propam Mabes Polri untuk terus mendesak pihak kepolisian yang menangani kasus kekerasan seksual ini bertindak secara adil.
"Kami dari LPAI Papua juga minta kepada orang tua korban agar tidak takut kepada siapapun. Karena negara tidak akan kalah dengan pembuat kejahatan atau predator anak. Jika hal ini dibiarkan itu sama saja kita sedang memelihara pedofilia anak. Apalah arti masa depan anak-anak kita, kalau mereka dirusak masa depannya oleh oknum pejabat," pintanya.
Baca juga:
Anggota DPR Kritik kata 'Persetujuan' dalam Aturan Pencegahan Seksual di Kampus
Menteri Nadiem Terbitkan Aturan Pencegahan Kekerasan Seksual di Kampus
LPSK Minta Para Korban Kekerasan Seksual Guru Ngaji di Gunung Kidul Berani Bersuara
Kemnaker Beri Perlindungan & Minta Pekerja Perempuan Aktif Dialog dengan Perusahaan
Bocah di Kembangan Diduga Dicabuli Kakek 71 Tahun
Remaja 16 Tahun di Bangli Disetubuhi Ayah Tiri hingga Hamil 7 Bulan