Mabes Polri Tunggu Hasil Autopsi Mahasiswa Tewas Saat Demo di DPRD Sultra
Dedi meminta semua pihak bersabar menunggu hasil otopsi. Menurutnya, belum tentu luka itu disebakan dari senjata api.
Polisi masih menyelidiki penyebab tewasnya seorang mahasiswa Universitas Haluoleo Kendari, Sulawesi Tenggara, bernama Randi (21). Randi tewas saat melakukan aksi menolak RUU KUHP di Gedung DPRD Sulawesi Tenggara, Kamis (26/9).
"Kita dalami apakah betul mahasiswa tersebut mengalami luka tembak saat ini korban sedang dilakukan autopsi di RSUD mencari penyebab utama kematian secara ilmiah," kata Kepala Biro Penerangan Masyarakat Divisi Humas Polri Brigjen Dedi Prasetyo dalam keterangannya, Kamis (26/9).
-
Siapa yang memberi tugas khusus kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Bagaimana polisi mengurai kemacetan akibat demo buruh? Polisi saat ini sudah melakukan rekayasa lalu lintas.
-
Apa tugas khusus yang diberikan Prabowo kepada Demokrat? Ketua Umum Partai Demokrat Agus Harimurti Yudhoyono (AHY) mengungkapkan Prabowo memberikan tugas khusus kepada Demokrat untuk bisa memenangkan dirinya di Jawa Timur.
-
Kapan Partai Demokrat dideklarasikan? Selanjutnya pada tanggal 17 Oktober 2002 di Jakarta Hilton Convention Center (JHCC), Partai Demokrat dideklarasikan.
-
Bagaimana Demokrat akan membantu kemenangan Prabowo? Kita harap nanti kalau Partai Demokrat sudah menyatakan secara resmi, itu juga akan tentu memberikan masukan-masukan melalui kader-kader atau putra putri terbaik untuk dipersatu di tim pemenangan," kata Budi.
-
Bagaimana polisi tersebut disekap? Saat aksi percobaan pembunuhan itu dilakukan, korban memberontak sehingga pisau badik yang dipegang pelaku N mengenai jari korban dan mengeluarkan darah. "Selanjutnya tersangka N melakban kedua kaki agar korban tidak berontak.
Dia meminta semua pihak bersabar menunggu hasil otopsi. Menurutnya, belum tentu luka itu disebakan dari senjata api.
"Kalau pun benar, harus ada uji balistik untuk menentukan jenis senjata," ujarnya.
Dedi menegaskan, Polri dalam mengawal dan mengamankan aksi unjuk rasa tidak dibekali senjata api maupun peluru tajam.
"Polri hanya menggunakan water canon, gas air mata dan tameng sebagai pelindung diri untuk menghadapi para perusuh," tutupnya.
Sebelumnya, Randi dibawa ke Rumah Sakit TNI AD dr Ismoyo pada pukul 16.18 Wita, dan setelah menjalani perawatan kurang lebih lima menit, mahasiswa tersebut meninggal dunia.
"Kami belum bisa pastikan apakah penyebab kematiannya terkena peluru tajam atau peluru karet," kata Danrem 143/HO Kolonel Inf Yustinus Nono Yulianto kepada awak media di RS TNI AD dr Ismoyo, Kamis sore.
Saat ini jenazah mahasiswa tersebut dibawa ke Rumah Sakit Bhayangkara Kendari untuk dilakukan autopsi.
Selain Randi, tiga mahasiswa lainnya yang belum diketahui identitasnya juga mendapat kekerasan hingga luka parah. Satu kondisi parah dirujuk ke Rumah Sakit Bahteramas. Sementara dua orang lainnya masih di rawat di rumah sakit Korem.
Belum ada informasi terkait penyebab hilangnya nyawa mahasiswa asal Muna tersebut.
Reporter: Ady Anugrahadi
Sumber: Liputan6.com
Baca juga:
Ibunda Faisal Amir Minta Pelaku Penganiayaan Memohon Maaf dan Bertobat
Mahasiswa Tewas Saat Demo di DPRD Sultra, Ini Kata Istana
Deretan Poster 'Unik' Warnai Demo Mahasiswa di Jember Tolak RUU KUHP
Selain 1 Mahasiswa Tewas, 15 Orang Luka saat Demo Ricuh di DPRD Sulawesi Tenggara
Polri: Gas Air Mata Kedaluwarsa Tidak Berbahaya
Mahasiswa Universitas Al-Azhar Gelar Doa Bersama untuk Faisal Amir
Duduki DPRA Aceh, Mahasiswa Desak Anggota Dewan Isi Petisi Penolakan Sejumlah RUU