Mahasiswa Amikom yang tewas usai Diksar Mapala bercita-cita jadi tentara
Ayah Dwi, Sabilan Riyanto mengaku sudah mengikhlaskan kepergian putra keduanya ini. Sabilan menyampaikan meninggalnya Dwi saat ikut kegiatan Mapala merupakan jalan takdir yang musti dilalui.
Dwi Aprilianda (18) mahasiswa semester 1 Jurusan D3 Teknik Informatika Universitas Amikom Yogyakarta meninggal dunia saat mengikuti kegiatan mahasiswa pecinta alam (Mapala). Dwi meninggal ketika berkegiatan di Jembatan Babarsari, Depok, Sleman, Rabu (31/1) lalu.
Ayah Dwi, Sabilan Riyanto mengaku sudah mengikhlaskan kepergian putra keduanya ini. Sabilan menyampaikan meninggalnya Dwi saat ikut kegiatan Mapala merupakan jalan takdir yang musti dilalui.
-
Apa yang terjadi pada pendaki di Gunung Lawu? Seorang mahasiswi asal Universitas Diponegoro (Undip), Anindita Syafa Nabila Rizky (20) ditemukan meninggal dunia di Pos 4 Gupakan Menjangan jalur pendakian Gunung Lawu lewat Cetho, Karanganyar, Jateng, pada Minggu (25/6) siang.
-
Kenapa para pendaki itu tersesat di Gunung Singgalang? Lima orang pendaki itu tersesat di jalur pendakian karena kondisi cuaca ekstrem sehingga mereka kehilangan arah.
-
Kenapa pendakian Gunung Gede Pangrango ditutup? Keputusan tersebut dampak cuaca ekstrem yang diperkirakan masih berlangsung hingga bulan depan sehingga dapat mengancam keselamatan pendaki.
-
Di mana letak Gunung Papandayan? Gunung Papandayan sendiri memiliki ketinggian 2.665 meter di atas permukaan laut, dan terletak persis di Kecamatan Cisurupan.
-
Kapan Gunung Patenggeng terbentuk? Menurut tim Geologi, Gunung Patenggeng merupakan gunung purba berusia jutaan tahun.
-
Kapan Desa Panggungharjo dibentuk? Desa Panggungharjo dibentuk berdasarkan maklumat monarki Yogyakarta tahun 1946 yang mengatur tentang tata kalurahan saat itu.
"Awalnya kaget dan tak percaya. Tetapi akhirnya ikhlas," ujar Sabilan saat ditemui di rumah duka yang berada di Jalan Flamboyan, Sambilegi Kidul, Maguwoharjo, Depok, Sleman, Kamis (1/2) malam.
Sabilan menerangkan semasa hidupnya, Dwi tidak memiliki riwayat sakit. Kalau pun sakit, hanyalah flu atau pusing kepala saja. Di mata Sabilan, Dwi merupakan seorang anak yang memiliki fisik yang kuat.
"Anak saya memang suka naik gunung. Sejak SMP hingga SMA, anak saya beberapa kali naik gunung. Cita-citanya itu ingin menjadi tentara sehingga dia memang suka kegiatan-kegiatan fisik untuk latihan. Saya pun mendukung dan tidak pernah khawatir," kenang Sabilan.
Sabilan menyampaikan kabar duka pertama kali diketahuinya dari sang istri. Dia mengetahui Dwi masuk rumah sakit usai mendapat kabar dari istrinya.
"Saya waktu itu mau jemput anak saya yang ketiga (adik Dwi). Terus saya ditelepon istri. Disuruh ke RS Hermina. Anak saya masuk rumah sakit katanya. Sakit angin duduk gitu bilangnya," cerita Sabilan.
Usai mendapat telepon tersebut, Sabilan pun segera ke RS Hermina untuk melihat kondisi Dwi. Sayang saat tiba di RS Hermina, Sabilan hanya menemui jenazah Dwi dan tak sempat berkomunikasi dengannya.
"Saya datang jam 4 sore. Anak saya saat itu sudah dinyatakan meninggal dunia. Saya enggak sempat ketemu anak saya sebelum meninggal," urai Sabilan.
Sabilan menuturkan saat melihat jenazah Dwi terbujur kaku dirinya sempat mengecek kondisi tubuh anaknya. Saat dicek, Sabilan tak menemukan ada bekas luka di tubuh Dwi.
"Saya sudah ikhlas. Tadi pihak kampus juga ada yang ke sini. Barang milik anak saya sudah dikembalikan. Di antaranya tas dan perlengkapan lainnya. Yang belum kembali dompet dan matrasnya saja," tukas Sabilan.
Baca juga:
Diduga kelelahan, Mapala Amikom tewas saat rapling
Ngaku dapat bisikan, 6 orang malah tersesat saat mendaki Gunung Agung
Tanpa kantongi pasport, dua WN Australia nekat daki Gunung Agung
Dua hari tersesat, seorang pendaki Gunung Merapi akhirnya ditemukan
Perhelatan akbar para petualang, Jogja Outdoor Show 2017 resmi ditutup