Mahasiswa Bule Menari Kuntulan di Acara Jelang Buka Puasa
Sebanyak 13 mahasiswa dari 12 negara tampil membawakan tarian kuntulan di sebuah acara Festival Musik Hadrah Pelajar di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi.
Sebanyak 13 mahasiswa dari 12 negara tampil membawakan tarian kuntulan di sebuah acara Festival Musik Hadrah Pelajar di Taman Blambangan, Kabupaten Banyuwangi.
Para mahasiswa tersebut tampil membawakan tarian khas Islami dengan energik. Perempuan memakai kerudung lengkap dengan gamis, dan Laki-laki memakai peci. Semua kostumnya tampak cerah dengan setelan warna merah dan kuning keemasan.
-
Apa yang dibangun di Banyuwangi? Pabrik kereta api terbesar se-Asia Tenggara, PT Steadler INKA Indonesia (SII) di Banyuwangi mulai beroperasi.
-
Bagaimana cara Banyuwangi memanfaatkan insentif tersebut? “Sesuai arahan Bapak Wakil Presiden, kami pergunakan insentif ini secara optimal untuk memperkuat program dan strategi penghapusan kemiskinan di daerah. Kami juga akan intensifkan sinergi dan kolaborasi antara pemkab dan dunia usaha. Dana ini juga akan kami optimalkan untuk kegiatan yang manfaatnya langsung diterima oleh masyarakat,” kata Ipuk.
-
Kenapa Banyuwangi mendapatkan insentif lagi? Ini merupakan kali kedua mereka mendapatkan insentif karena dinilai sukses menekan laju inflasi serta mendongkrak kesejahteraan masyarakat.
-
Apa yang diserahkan oleh Presiden Jokowi di Banyuwangi? Total sertifikat tanah yang diserahkan mencapai 10.323 sertipikat dengan jumlah penerima sebanyak 8.633 kepala keluarga (KK).
-
Di mana Bandara Banyuwangi berlokasi? Bandara Banyuwangi menjadi bandara pertama di Indonesia yang berkonsep ramah lingkungan.
-
Apa penghargaan yang diraih Banyuwangi? Diserahkan Presiden RI Joko Widodo kepada Bupati Ipuk Fiestiandani di Istana Negara, Kamis (31/8/2023), Banyuwangi berhasil mempertahankan predikat Tim Pengendalian Inflasi Daerah (TPID) Terbaik 2022 se-Jawa dan Bali.
Salah satu mahasiswa yang tampil asal Bilbao, Spanyol, Irrati Gutierrez Ugarte, mengaku kesulitan untuk memahami ritme gerakannya. Meski cukup sulit karena berbeda dengan budaya di negaranya, Irrati mengaku senang akhirnya bisa sukses tampil dengan kompak. Apalagi dia hanya punya waktu 4 hari untuk belajar tarian kuntulan.
"Kami menerima tantangan untuk bisa berlatih hadrah demi bisa tampil di acara ini. Kami berusaha yg terbaik. Berlatih tiap hari selama 4 hari. Cukup sulit karena sangat berbeda dengan di negara kami. Meski berbeda, tapi kami suka," kata Irrati saat ditemui usai tampil, Jumat sore (17/5).
©2019 Merdeka.com
Irrati datang ke Banyuwangi bersama teman-temannya dari berbagai negara seperti Australia, Cekoslovakia, Serbia, Kepulauan Solomon, dan Bangladesh dalam rangka mengikuti program Beasiswa Seni Budaya Indonesia (BSBI) yang digelar Kementerian Luar Negeri. Para mahasiswa ini bakal belajar ragam seni budaya Banyuwangi selama tiga bulan, mulai dari tari, musik dan bernyanyi.
"Kami baru tiba di Banyuwangi selama 4 hari, Minggu (12/5). Karena saya ikut IACS (BSBI). Kami belajar tentang seni budaya Banyuwangi," ujarnya.
Selama di Banyuwangi, para mahasiswa akan belajar dan dipandu oleh Sanggar Tari Sayu Grinsing pimpinan Subari. Usai berlatih, Irrati mengaku senang dengan suguhan makanan Banyuwangi.
"Banyuwangi bagi kami selalu menyenangkan. Setiap selesai berlatih dan menari, kami juga disuguhi makanan khas Banyuwangi. Itu kami suka," katanya.
Bila program beasiswa BSBI sudah usai, para mahasiswa bakal kembali ke negaranya masing-masing dan menjadi duta seni budaya Indonesia, khususnya yang sudah dipelajari di Banyuwangi.
"Saya sudah dua kali ke Indonesia dan tertarik dengan budaya Indonesia. Tariannya tadi sangat berbeda sekali dengan di negara kami, terkait gerakannya, kostumnya, tapi kami suka belajar sesuatu yang baru. Kami juga banyak beradaptasi di sini karena kami datang bertepatan dengan ramadan. Tapi secara keseluruhan sangat menyenangkan," jelasnya.
Sementara itu, pimpinan Sanggar Tari Sayu Grinsing, Subari mengaku bangga dengan antusias para mahasiswa saat belajar seni tari yang pertama.
"Hanya dalam kurun waktu empat hari saja mereka sudah bisa. Saya bangga dengan semangat mereka," kata Subari.
©2019 Merdeka.com
Tidak hanya menari khas Islami, para mahasiswa juga menyanyikan lagi 'Ramadan Tiba' dengan Bahasa Indonesia. Penampilan mereka berhasil memikat ratusan penonton yang hadir.
Bupati Banyuwangi Abdullah Azwar Anas saat menonton mengaku bangga dengan upaya para mahasiswa menampilkan seni tari yang sebelumnya belum dikenal.
"Mereka adalah mahasiswa terpilih, yang tentunya memiliki potensi besar untuk bercerita positif tentang Indonesia. Semoga semua mahasiswa bisa kerasan dan senang di Banyuwangi. Sehingga saat pulang nanti, mereka bisa bercerita tentang Banyuwangi kepada rekan-rekannya," ujar Anas.
Festival Hadrah Pelajar yang menjadi panggung para mahasiswa tampil perdana kalinya, diikuti 89 grup pelajar dari 20 daerah di pulau Jawa, Bali, dan Provinsi Nusa Tenggara Barat (NTB).
(mdk/hhw)