Mahasiswa Malang kritik sikap pemerintah atas kaum Rohingya
Mereka kecewa karena pemerintah malah mengabaikan nasib kaum Rohingya, padahal sesama muslim.
Massa mahasiswa tergabung dalam Forum Silaturrahim Lembaga Dakwah Kampus (FSLDK) Malang Raya, menggelar aksi solidaritas Peduli Rohingya. Aksi digelar untuk menyampaikan keprihatinan atas penderitaan kaum muslim Rohingya di Myanmar yang tertindas.
Aksi itu digelar di bundaran pintu masuk Universitas Brawijaya, Jalan Veteran Kota Malang. Puluhan massa yang terdiri dari laki-laki dan perempuan menyuarakan sikap melalui orasi dan aksi teatrikal.
Dalam orasinya, mereka mengkritik sikap Indonesia dan masyarakat internasional yang abai atas penderitaan muslim Rohingya. Bahkan Indonesia sebagai negara mayoritas muslim, malah bersikap menolak pengungsi Rohingya yang terdampar di Indonesia.
"Malaysia menolak mereka, Thailand, Filipina dan Bangladesh menolak, mengapa Indonesia juga ikut-ikutan menolak. Sebagai sesama muslim Indonesia wajib menolong mereka," kata koordinator aksi, Yasir Bani Attamimy, Jumat (22/5).
Kasus muslim Rohingya, kata Yasir, patut menjadi isu nasional, bahkan internasional. Karena persoalannya telah menyentuh pada wilayah kemanusiaan dan pelanggaran HAM berat.
Karena itu, Yasir berharap pemerintah internasional bergerak cepat menyelamatkan muslim Rohingya. Begitupun pemerintah Indonesia, secara sikap politis harus membantu Rohingnya.
"Jangan hanya persoalan kewarganegaraan membuat kita mengabaikan muslim Rohingnya. Mereka terusir bahkan dibantai. Ini persoalan besar, tetapi PBB tidak melakukan aksi konkret. Kita menuntut PBB melakukan tindakan konkret," ujar Yasir.
Selama aksi, para peserta aksi bersemangat meneriakkan takbir dan shalawat. Beberapa kali orator juga menyitir ayat-ayat Alquran. Massa yang terdiri para laki-laki dan perempuan itu juga melakukan penggalangan dana kepada para pengendara yang melewati Jalan Veteran.
Beberapa di antara mereka membawa kotak amal yang bertuliskan Solidaritas Muslim Rohingya meminta sumbangan kepada para pengguna jalan. Massa perempuan terlihat ikut menyodorkan kota amal mereka di tengah padatnya kendaraan yang sedang berhenti karena lampu merah.
"Hasil sumbangan nantinya akan diserahkan kepada FSLDK pusat di Jakarta. Selanjutnya akan berkoordinasi untuk menyalurkan ke Aceh," kata seorang pengunjuk rasa.