Makanan ini wajib ada dalam ritual-ritual adat di Indonesia
Berikut ini 4 di antara makanan-makanan yang wajib ada dalam ritual.
Kali ini adalah cerita tentang makanan khas daerah di pelosok Nusantara yang wajib ada dalam pelbagai ritual-ritual adat. Seolah tak afdal bila ritual atau upacara-upacara adat itu tidak menyertakan jenis makanan tersebut.
Misalnya makanan babi guling untuk ritual adat dan keagamaan di Bali. Makanan itu konon wajib ada dalam setiap proses ritual di sana. Kemudian kue 'apem' bagi masyarakat tradisional Jawa. Apem biasanya selalu ada dalam acara selamatan atau syukuran.
Selain itu sebenarnya masih banyak makanan tradisional lainnya. Berikut ini 4 di antara makanan-makanan yang wajib ada dalam ritual-ritual adat Nusantara, seperti dirangkum merdeka.com dari berbagai sumber:
-
Apa contoh akulturasi yang terjadi dalam bidang kuliner di Indonesia? Misalnya, dalam makanan, terdapat akulturasi antara rempah-rempah dari India dan teknik masak dari China yang menghasilkan masakan Nusantara yang kaya akan rasa dan aroma.
-
Apa makna dari budaya mencium tangan di Indonesia? Biasanya, budaya cium tangan atau salim tangan ini dilakukan oleh orang yang lebih muda kepada yang lebih tua sebagai tanda hormat dan sopan santun.
-
Perubahan apa saja yang terjadi di Indonesia terkait budaya konsumsi? Budaya konsumsi juga semakin berkembang di Indonesia. Perubahan ini tercermin dalam gaya hidup konsumerisme, di mana konsumsi menjadi salah satu identitas sosial dan sumber kebahagiaan. Budaya ini membentuk pola konsumsi yang lebih individuistik dan materialistik.
-
Bagaimana Bango Warisan Kuliner membantu mempromosikan kuliner Indonesia? Para pelaku industri kuliner Indonesia berusaha mempromosikan tradisi pangan Nusantara dengan berbagai cara. Misalnya mengadakan festival kuliner, memberikan edukasi kuliner, atau membuat program yang memperkenalkan masakan Indonesia seperti Bango Warisan Kuliner.
-
Di mana resep makanan tradisional Indonesia ini ditemukan? Melansir dari berbagai sumber, Selasa (5/9), simak ulasan informasinya berikut ini.
-
Apa makna budaya dari bubur candil bagi masyarakat Indonesia? Bubur candil memiliki makna budaya yang dalam dalam masyarakat Indonesia. Selain sebagai hidangan penutup yang lezat, bubur candil juga memiliki makna filosofis yang melambangkan harmonisasi kehidupan yang berbeda.
Apem untuk acara selamatan di Jawa
Bagi masyarakat Jawa, pada umumnya kue apem ini menjadi kue yang mengandung makna filosofis. Oleh sebab itu kue ini bisa dipastikan selalu ada dalam tradisi selamatan, terutama bagi masyarakat tradisional di desa-desa.
Misalnya di Jember Jawa Timur ada istilah apeman. Apem-an berasal dari kata dasar apem yang mendapat akhiran?an. Di sebagian besar wilayah Mataraman di Jawa Timur, di desa-desa apem juga menjadi suguhan hidangan saat selamatan hari pasaran atau upacara kematian.
Apem adalah kue berbahan dasar tepung terigu atau tepung beras, yang rasanya manis. Warna atasnya putih dan coklat kegosongan untuk warna bawahnya, karena harus di panggang di atas empan.
Babi guling untuk upacara adat dan keagamaan di Bali
Babi guling ini dikenal sebagai makanan khas Bali. Babi terbuat dari anak babi yang perutnya diisi dengan bumbu dan sayuran, misalnya daun ketela pohon, lalu dipanggang sambil diputar-putar (diguling-gulingkan) sampai matang.
Awalnya babi guling digunakan untuk sajian upacara adat atau keagamaan di Bali. Namun kini babi guling dapat ditemukan dengan mudah di berbagai rumah makan, warung dan hotel-hotel di Bali.
Daging Kerbau dalam upacara adat orang Batak dan Toraja
Bagi masyarakat Batak di Sumatera Utara dan masyarakat Toraja di Sulawesi Selatan, kerbau adalah binatang berharga. Kerbau juga menjadi salah satu penanda status sosial masyarakat setempat. Selain menjadi binatang aduan, daging kerbau juga menjadi menu hidangan wajib dalam berbagai upacara dan ritual adat.
Misalnya di Batak ada upacara adat Manulangi Natua Tua, yakni sebuah upacara adat memberi makan kepada orangtua. Upacara ini khusus dilakukan kepada orangtua ketika mereka sudah bercucu, menginjak masa tua atau dalam kondisi kritis.
Menu makanan dalam upacara Manulangi Natua Tua hanya dua, kalau tidak daging babi ya daging kerbau. Namun pada umumnya, yang dipakai adalah daging kerbau. Selain itu, di Batak daging kerbau juga menjadi menu wajib dalam upacara kematian atau pernikahan.
Kolo, makanan upacara adat di Kabupaten Manggarai NTT
Di Kabupaten Manggarai Nusa Tenggara Timur (NTT), ada makanan khas bernama Kolo atau nasi bakar. Makanan khas ini dimasak menggunakan bambu. Bahannya di antaranya bambu muda dengan panjang 30 sentimeter, beras dan bumbu masakan.
Cara memasaknya, beras, air dan bumbu masakan dimasukkan ke dalam bambu. Setelah itu, pada bagian ujung atau mulut ditutup dengan daun pisang. Lalu, dibakar sampai matang berkisar setengah jam lamanya.
Biasanya Kolo digunakan untuk makan bersama saat pesta adat penti atau syukuran panen. Selain itu, makanan ini juga menjadi menu utama pada acara syukuran di setiap awal pergantian tahun.
Upacara Penti merupakan ritual sebagai ungkapan rasa syukur atas panen, serta kehidupan yang telah dilalui selama satu tahun terakhir. Upacara ini juga sebagai ungkapan mohon perlindungan serta keharmonisan untuk kehidupan yang akan datang.