Malaysia pulangkan dua bayi orang utan Sumatera
Ini kali ketiga SOCP membantu mengembalikan orang utan.
Dua bayi orang utan yang diselundupkan ke Malaysia dikembalikan ke Sumut pada hari ini. Satwa dilindungi ini rencananya akan dilepas liarkan. Kedua bayi ini masing-masing bernama Citrawan (jantan) dan Bobina (betina). Diperkirakan baru berusia sekitar setahun.
Salah satu anggota Sumatera Orang Utan Conservation Programme (SOCP), Ian Singleton mengatakan, pemulangan Citrawan dan Bobina diatur dan difasilitasi Malaysia. "Kami sangat lega bisa menerima dua bayi orang utan ini kembali ke Sumatera," tutur Ian di Sumatera, Selasa (20/10).
Pengiriman orang utan ini langsung dari Kuala Lumpur ke Bandara Kualanamu, Deli Serdang dan bebas biaya menggunakan Malaysia Airlines. Ini kali ketiga mereka membantu pengembalian orang utan.
Citrawan dan Bobina disita Departemen Perhilitan Malaysia dari kawasan Bukit Tinggi, Klang, Malaysia pada 24 Juli lalu. Saat itu empat orang yang terdiri dari 2 warga negara Malaysia dan 2 warga negara Indonesia ditahan karena diduga sebagai anggota sindikat perdagangan satwa liar.
Dua bayi orang utan ini diselundupkan ke Malaysia melalui Medan, Sumatera Utara. Pelaku berencana menjualnya RM 20 ribu per ekor. Kasus ini sedang diproses di Malaysia dengan menggunakan UU Konservasi Satwa Liar (Wildlife Protection Act).
Sementara Kepala Balai Besar Konservasi Sumber Daya Alam (KSDA) Sumatera, John Kenedie mengucapkan terimakasih kepada pihak SOCP yang telah memfasilitasi kepulangan dua bayi orang utan tersebut.
"Kami mengucapkan terima kasih kepada pihak Diraja Malaysia atas tindakan tepat mereka dalam menangani kasus ini dan terima kasih pula kepada pihak SOCP yang telah memfasilitasi mengatur pemulangan kembali Citrawan dan Bobina ke Sumatera," ujar John.
Rencananya, kedua bayi ini akan dilepas liarkan di habitat alamnya. Namun, saat ini keduanya masih dikarantina di fasilitas SOCP di Batu Mbelin, Sibolangit, Deli Serdang.
"Jika mereka telah selesai menjalani pemeriksaan kesehatan, menjalani proses karantina dan kemampuan bertahan di alam bebas sudah kembali normal, maka mereka akan kembali menjalani kehidupan bebas di hutan,” beber dokter hewan senior dari SOCP, Yenni Saraswati.
Untuk diketahui, orang utan Sumatera (Pongo abelii) merupakan jenis yang berbeda dari orangutan yang ada di Kalimantan (Pongo pygmaeus). Orang utan Kalimantan dicatat sebagai jenis yang terancam punah (Endangered) dalam daftar merah World Conservation Union (IUCN), sedangkan orang utan Sumatera dianggap berada dalam kategori yang lebih kritis karena hanya sekitar 6.600 ekor orang utan Sumatra tersisa di alam. Maka orang utan Sumatera dikategorikan sangat terancam punah.
-
Mengapa Stupa Sumberawan penting? Stupa melambangkan nirbana (kebebasan) yang merupakan dasar utama dari seluruh rasa dharma yang diajarkan Guru Agung Buddha Gautama. Nirbana juga menjadi tujuan setiap umat Buddha.
-
Di mana Stasiun Medan berada? Salah satu bangunan peninggalan DSM yang sampai sekarang masih berdiri kokoh adalah Stasiun Medan. Saat ini, Stasiun Medan sudah menjadi stasiun utama milik PT KAI Divisi Regional I Sumatera Utara.
-
Kenapa Pemilu di Indonesia penting? Partisipasi warga negara dalam Pemilu sangat penting, karena hal ini menunjukkan dukungan dan kepercayaan terhadap sistem demokrasi yang berlaku.
-
Kapan Wibowo Wirjodiprodjo meninggal? Di akhir hidupnya, Ari dan Ira Wibowo menceritakan bahwa sang ayah pergi dengan tenang, tanpa rasa sakit, dan dikelilingi oleh keluarga tercinta.
-
Kapan Dewi Sartika meninggal? Dewi Sartika meninggal pada 11 September 1947 di Cineam, Tasikmalaya, Jawa Barat.
-
Kapan Atang Sendjaja meninggal? Pada 29 Juli di tahun itu menjadi hari duka bagi AURI.
Baca juga:
Selundup ke Malaysia, bayi orang utan ini disembunyikan dalam tas
Meratapi kehidupan orang utan di Kalimantan terancam kabut asap
Piton ini mati terpanggang bersama telurnya saat kebakaran hutan
BKSDA Jatim buru pedagang kucing hutan yang diunggah mahasiswi Unej
Bareskrim ringkus penjual Elang Jawa dan Landak di Bogor
2 Gajah diduga diracun ditemukan tewas di Aceh Jaya