Membangun Masjid Lewat Infak Durian
Warga berinisiatif menginfakkan hasil panen buah durian yang melimpah ruah untuk pembangunan masjid tersebut. Gerakan ini sudah biasa dilakukan warga.
Masyarakat Desa Muaro Panco Barat dan Muaro Panco Timur berkumpul di masjid Agung Baitussalam, Merangin, Jambi Rabu pagi. Tumpukan ratusan durian berada di pelataran masjid. Wangi menyengat durian matang menyeruak ke sekitar.
Buah itu rencananya akan dijual ke pengepul. Uang saweran tersebut akan digunakan untuk membeli material bangunan masjid.
-
Dimana Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman berada? Masjid Jami Sultan Syarif Abdurrahman merupakan masjid terbesar di Pontianak dan masjid yang pertama kali berdiri di Provinsi Kalimantan Barat.
-
Apa keunikan dari Masjid Agung Jatisobo? Setelah dirombak total, Masjid Agung Jatisobo wujudnya mirip dengan Masjid Agung Keraton Surakarta era kepemimpinan Pakubuwono IV. Perbedaan hanya dapat diliha pada bagian tiangnya saja. Tiang masjid agung Surakarta berbentuk bulat, sedangkan masjid agung Jatisibo persegi.
-
Kapan Masjid Baitul Makmur diresmikan? Bentuk dari kepala kubah masjid yang diresmikan tahun 1999 ini memiliki bentuk yang sama persis, sehingga menimbulkan kesan gaya arsitektur Timur Tengah yang begitu kental.
-
Dimana Masjid Jami Al Makmur Cikini berada? Masjid Jami Al Makmur yang berada di Jalan Raden Saleh, Kelurahan Cikini, Kecamatan Menteng, Kota Jakarta Pusat ini memiliki kisah yang unik.
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Dimana Masjid Jami' Jayapura dibangun? Di Kota Jayapura, ada sebuah gedung bercat tiga yang tampak biasa saja.
Warga berinisiatif menginfakkan hasil panen buah durian yang melimpah ruah untuk pembangunan masjid tersebut. Gerakan ini sudah biasa dilakukan warga. Menyumbangkan hasil panen demi kegiatan-kegiatan sosial.
Ketua pembangunan masjid Khalil Husaini sangat bersyukur masyarakat sudah melakukan gerakan Infak durian dalam pembangunan masjid dan gerakan indah durian dilakukan saat musim durian.
"Jadi hasil panen durian masyarakat khususnya desa Muaro Panco Barat dan desa Muaro Panco Timur dikumpulkan depan masjid serta hasil uang penjualan durian untuk melanjutkan pembangunan masjid," kata Khalil di Jambi, pada Rabu (14/9).
©2022 Merdeka.com
Sementara itu, Kepala Desa Muaro Panco Barat, Halib Mawardi mengatakan infak durian merupakan rasa persatuan masyarakat muara panco saat musim durian dan durian dikumpulkan merupakan hasil kebun para petani Muaro Panco.
"Durian dari hasil kebun petani yang diserahkan masyarakat kepada panitia masjid dan hasil dari penjualan buah durian diserahkan kepada panitia pembangunan masjid untuk melanjutkan pembangunan masjid Agung Baitussalam Desa Muaro Panco," jelas dia.
Rasa syukur dan menjadi wakaf jariah bagi orang-orang tua yang sudah meninggal dan diwakafkan ke masjid supaya mengalir terus pahalanya.
"Kalau untuk perhatian pemerintah dalam pembangunan masjid sudah ada mengingat pembangunan yang butuh dana cukup banyak akhirnya masyarakat mencari solusi dana dan salah satunya mengumpul buah durian setiap kali musim durian,"tuturnya.
Halib mengatakan, durian yang dikumpulkan dari masyarakat mencapai ribuan kemudian dijual kepada para pengepul durian dengan harga Rp 8.200 rupiah per biji durian.
"Kalau hasil penjualan mencapai jutaan juga dan uangnya untuk membeli bahan bangunan masjid," pungkasnya.
Reporter: Hidayat
(mdk/ray)