Menaker: Pesantren berhasil cetak manusia berkarakter kuat
Menaker: Pesantren berhasil cetak manusia berkarakter kuat. Untuk mendidik anak yang mempunyai karakter, akhlak, adab dan budi pekerti yang baik hanya bisa dioptimalkan melalui pesantren.
Menteri Ketenagakerjaan M Hanif Dhakiri mengatakan persaingan dalam kehidupan, termasuk di dalam dunia kerja semakin ketat. Untuk dapat memenangkan persaingan di dunia kerja, karakter mental seseorang menjadi modal utama.
"Orang mau sekolah maupun bekerja harus bersaing. Di dunia kerja karakter itu menjadi modal utama agar anak-anak kita bisa dan siap bersaing," kata Menteri Hanif saat haul ke-23 KH Asrori Ahmad dan khataman di Pondok Pesantren Raudhatut Thullab, Wonosari, Tempuran, Kabupaten Magelang, Sabtu (6/5) malam.
Turut hadir dalam kegiatan ini, di antaranya KH Ahmad Mustofa Bisri (Gus Mus), KH. Said Asrori, KH. Tadzkir Mansur, KH. Zuhri Maksum dan Sekretaris Jenderal Partai Kebangkitan Bangsa H Abdul Kadir Karding serta ribuan santri dan masyarakat Magelang.
Menteri Hanif menilai bahwa Pesantren sebagai penyelenggara pendidikan tertua di Indonesia terbukti mampu mencetak kader-kader terbaik bangsa. Mereka memiliki iman yang kuat dan tekad baja menjaga dan memakmurkan Negara Kesatuan Republik Indonesia (NKRI).
"Saya percaya anak-anak pesantren tidak akan pernah kalah bersaing, karena anak-anak pesantren itu bukan hanya dididik soal ilmu, tetapi yang paling kunci adalah dididik mengenai akhlak, adab dan budi pekerti. Lebih lagi, anak-anak pesantren ini adalah pewaris para ulama NU yang menjadi pahlawan kemerdekaan bangsa ini", katanya.
Menurut Politisi Partai Kebangkitan Bangsa itu, karakter mental merupakan barang mahal, susah waktu prosesnya dan susah dicetaknya. Di pesantren karakter mental dibangun tidak saja dari internalisasi nilai-nilai yang diajarkan Kitab Kuning, juga dari tauladan keseharian yang dipraktikkan para ulama atau kiai pengasuhnya.
"Untuk bisa mengelas, saya jamin tiga hingga enam bulan bisa jago mengelas di Balai Latihan Kerja", katanya.
Namun, katanya, kalau untuk mendidik anak yang mempunyai karakter, akhlak, adab dan budi pekerti yang baik hanya bisa dioptimalkan melalui pesantren.
Kepada masyarakat, menteri yang lahir dari keluarga TKI ini mengimbau agar tidak perlu berkecil hati jika memasukkan anak ke pesantren. Kemenaker juga membantu pesantren dengan sejumlah pelatihan untuk membantu alumni santri agar mempunyai keterampilan tertentu seperti keterampilan mengelas, otomotif dan teknologi informasi.
"Mudah-mudahan dengan semakin yakin pada pesantren maka hidup kita menjadi berkah. Lulusan pesantren semakin diakui banyak kalangan", kata menteri lulusan pesantren Al-Muayyad Solo dan pesantren Edi Mancoro Salatiga ini.
Ia menuturkan bahwa sekarang jarak antara yang kaya dan yang miskin masih cukup lebar, tetapi pemerintah sekarang bekerja keras dan lebarnya kesenjangan sosial itu makin menurun walaupun belum sesuai harapan.
"Di bawah kepemimpinan Pak Jokowi, jumlah orang miskin, Alhamdulillah, menurun terus setiap tahunnya. Jumlah pengangguran juga menurun. Memang belum sempurna, dan karenanya pemerintah terus bekerja keras untuk meningkatkan kesejahteraan rakyat", katanya.
Ia mengatakan untuk menyelesaikan perkara-perkara tersebut tentu tidak semudah membalik tangan. Pemerintah melakukan yang terbaik untuk mengurangi kemiskinan, mengurangi kesenjangan sosial dan juga mengurangi pengangguran.
"Ibarat bangunan, Pemerintahan Pak Jokowi ini sudah membangun pondasi yang kokoh. InsyaAllah dengan kerjasama yang makin luas antara pemerintah dan pesantren, akan mampu mempercepat terwujudnya kemakmuran bagi seluruh rakyat", harapnya.