Menelusuri Singgasana Totok di Pinggir Rel Sebelum Klaim Jadi Raja Keraton Agung
Untuk mencapai lokasi, harus melewati gang kecil di permukiman padat penduduk. Setibanya di lokasi, bangunan yang pernah dihuni Totok sudah tidak ada. Hangus terbakar kira-kira tahun 2016.
Totok Santosa membuat heboh. Dia mendeklarasikan diri sebagai raja Keraton Agung Sejagat di Purworejo, Jawa Tengah. Keraton itu didirikan sejak 2018. Bersama istri sirinya, Fanni Aminadia.
Totok tak main-main membangun kerajaan. Struktur pemerintahan juga dia persiapkan. Dia juga menyiapkan seragam raja dan permaisuri juga pengikutnya.
-
Kenapa Segarayasa di Keraton Kerta dibangun? Mengutip Facebook Sejarah Jogyakarta, Babad Momana mencatat bahwa pada tahun 1637 Sultan Agung telah memberi perintah untuk membangun bendungan di Kali Opak. Sementara dalam Babad Sangkala dicatat bahwa pada tahun 1643 pembangunan danau tersebut tidak hanya menggunakan tenaga masyarakat keraton, namun juga menggunakan unsur tenaga prajurit.
-
Kapan Segarayasa dibangun di Keraton Kotagede? Mengutip Facebook Sejarah Jogyakarta, saat itu raja kedua Mataram, Panembahan Anyakrawati memerintahkan dibuatnya danau dan taman di sekitar kraton. Dalam Babad Sangkala, diceritakan pada tahun 1605 ia membangun Taman Danalaya dan Segaran Sirnabumi sekaligus lumbung pertanian yang diberi nama Gading dan Panggung Krapyak.
-
Kapan Keraton Surakarta dibangun? Keraton ini didirikan oleh Susuhunan Pakubuwono II sebagai pengganti Keraton Kartasura yang hancur karena adanya peristiwa Geger Pecinan pada tahun 1743.
-
Bagaimana pembangunan Segarayasa di Keraton Yogyakarta? Selain itu di danau buatan itu terdapat terowongan bawah tanah dan masjid bawah tanah.
-
Kapan Keraton Surosowan dibangun? Keraton ini pertama kali dibangun sekitar tahun 1526 pada masa pemerintahan Maulana Hasanuddin, pendiri dari Kesultanan Banten.
-
Apa fungsi lorong supit urang di Keraton Surakarta? Sebelum masuk ke ruas jalan tersebut, terdapat gerbang dengan bagian atas berupa plengkung besi. Di gerbang tersebut tertulis "Kori Patjikerran" yang lengkap dengan tulisan aksara Jawa di atasnya. Kini lorong supit urang menjadi rute favorit wisatawan yang akan berkunjung ke Keraton Surakarta. Tak jarang mereka menyusuri lorong tersebut dengan berjalan kaki.
"Jadi begitu ditangkap langsung ditetapkan sebagai tersangka. Mereka dijerat dengan pasal 14 Undang-Undang Nomor 1 tentang 1946 tentang menyiarkan kabar bohong dengan sengaja menerbitkan keonaran dan pasal 378 KUHP tentang penipuan," kata Kapolda Jateng, Irjen Pol Rycko Amelza Dahniel, saat menggelar jumpa di Polda Jateng, pada Kamis (16/1).
Dalam jumpa pers itu juga terungkap, Totok pernah tinggal di Jakarta. Tepatnya di kawasan Pademangan, Jakarta Utara.
Informasi didapat, Totok menghuni bangunan di Jl Mangga Dua VIII RT 012/RW 005, Kelurahan Ancol, Pademangan, Jakarta Utara.
merdeka.com coba menelusuri alamat itu. Penasaran, apakah singgasana Totok menyerupai keraton megahnya di Purworejo.
Untuk mencapai lokasi, harus melewati gang kecil di permukiman padat penduduk. Setibanya di lokasi, bangunan yang pernah dihuni Totok sudah tidak ada. Hangus terbakar kira-kira tahun 2016.
Tempat itu kini berubah lahan kosong dipadati tanaman liar. Persis bersebelahan dengan rel kereta Stasiun Pademangan.
Ketua RT 012 RW 005, Abdul Manaf, saat ditemui merdeka.com membenarkan ada warganya bernama Totok Santosa. Dulu, Totok mengontrak rumah kecil yang berdiri tepat di samping rel.
"Saya baru ketemu dia sekali tahun 2015. Dia pernah minta pengantar untuk ganti kartu keluarga, waktu itu buat sendiri, karena dia belum menikah, kelahiran Wonosobo," cerita Abdul Manaf, saat ditemui merdeka.com, Kamis (16/1).
Namun, setahun kemudian Totok pindah. Setelah rumahnya diamuk si jago merah.
Selama menjadi warganya, Abdul Manaf dan tetangga lain tak terlalu berinteraksi dengan Totok.
"Dia di sini ngontrak sama Pak Saiman sekarang sudah tidak di sini. Dia jarang di rumah, berapa bulan hilang, terus balik untuk bayar kontrakan," sambungnya.
Setelah peristiwa kebakaran itu, lahan tempat berdirinya rumah kontrakan Totok diambil alih PT KAI.
Hanya sedikit hal yang diingat Abdul Manaf dari sosok sang Raja Keraton Agung Sejagat itu. Sebab Totok dikenal tak pernah banyak bergaul dengan warga.
"Saya sebenarnya juga merasa dirugikan karena dia (toto) tidak pernah hadir dalam kerja bakti warga sini, tiba-tiba dia datang minta perbarui KK, tidak ada kontribusi, saya mau bikinin juga dia siapa. Cuma karena dia tercatat sebagai warga saya, mau tidak mau ya saya buat," jelasnya.
Kini mimpi Totok dan Fanni membangun kerajaan harus dikubur dalam-dalam. Polisi telah menetapkan keduanya tersangka dan ditahan.
(mdk/lia)