Menengok SLG, Monumen L'arch D'Triomphe Prancis ala Kediri
Monumen Simpang Lima Gumul Kediri berdiri megah di tengah–tengah persimpangan Lima Gumul–Kediri.
Jika hanya ingin sekadar berselfie ria dengan latar belakang monumen L'arch D'Triomphe tidak perlu jauh-jauh ke Paris, Prancis. Sebab, ada sebuah lokasi di tanah air yang hampir mirip dengan lokasi tersebut, yakni Museum Simpang Lima Gumul Kabupaten Kediri.
Monumen Simpang Lima Gumul (SLG) Kediri berdiri megah di tengah–tengah persimpangan Lima Gumul–Kediri yang menjadi tiang pancang pengembangan kawasan Simpang Lima Gumul menjadi kawasan kota baru di Kabupaten Kediri.
Bedanya, monumen ini memiliki spirit berdirinya Kabupaten Kediri sehingga monumen ini diposisikan tepat di tengah jalur lima jalan arah Pare, Kediri, Plosoklaten, Pesantren dan Menang.
Monumen yang yang dibangun di era Bupati Sutrisno dan Bupati Haryanti ini memiliki luas bangunan 804 meter persegi, ditumpu 3 tangga 3 meter dari dasar pura, dan tinggi 25 meter. Jika kita berada di atap monumen dapat kita saksikan keseluruhan panorama Kediri dari atas dan proyeksi pengembangan kawasan perdagangan ini yang secara keseluruhan seluas 37 Ha.
Di sisi monumen Kediri terpahat relief–relief tentang sejarah Kediri hingga kesenian dan kebudayaan yang ada sekarang. Angka luas dan tinggi monumen juga mencerminkan tanggal, bulan dan tahun hari jadi Kabupaten Kediri, 25 Maret 804 Masehi.
Menurut ahli sejarah, MM Sukarto Kartoatmojo hari jadi Kediri muncul pertama kalinya bersumber dari tiga buah prasasti Harinjing A-B-C. Namun, kata dia, nama Kadiri yang paling tepat dimunculkan pada ketiga prasasti.
Alasannya Prasasti Harinjing A tanggal 25 Maret 804 masehi, dinilai usianya lebih tua dari pada kedua prasasti B dan C, yakni tanggal 19 September 921 dan tanggal 7 Juni 1015 Masehi.
Dilihat dari ketiga tanggal tersebut menyebutkan nama Kediri ditetapkan tanggal 25 Maret 804 M, saat Bagawanta Bhari memperoleh anugrah tanah perdikan dari Raja Rake Layang Dyah Tulodong yang tertulis di ketiga prasasti Harinjing.
Nama Kediri semula kecil lalu berkembang menjadi nama Kerajaan Panjalu yang besar dan sejarahnya terkenal hingga sekarang.
Selanjutnya ditetapkan surat Keputusan Bupati Kepada Daerah Tingkat II Kediri tanggal 22 Januari 1985 Nomor 82 Tahun 1985 tentang hari jadi Kediri, pasal 1 berbunyi "Tanggal 25 Maret 804 Masehi ditetapkan menjadi Hari Jadi Kabupaten Kediri".
Monumen Simpang Lima Gumul Kediri sendiri terletak di Simpang Lima Gumul ini merupakan Ikon Kabupaten Kediri. Lokasi yang hanya berjarak ±6 km (±10 menit) dari Kota Kediri atau ±120 km (±2,5 jam) dari Bandara Juanda Surabaya.
Kawasan ini diproyeksikan menjadi kota baru dan pusat perdagangan Jawa Timur bagian barat (Central Business District) sudah mulai melengkapi diri dengan convention hall dan gedung serbaguna, bank daerah, terminal bus antar kota dan MPU, dan sarana rekreasi megah Water Park Gumul Paradise Island.
Kawasan ini juga tak pernah sepi pengunjung di malam hari dengan bersantai di area monumen ataupun menikmati kuliner tradisional yang berjualan di pedagang kaki lima yang berjejer di area Pasar Tugu.
Pada hari Sabtu dan Minggu pagi, kawasan ini ramai oleh pengunjung yang berolaraga di jogging track, rekreasi bersama keluarga, dan juga menikmati ramainya pasar sabtu Minggu (Tugu).
Rancangan ke depan, kawasan ini akan dilengkapi hotel, mal, pertokoan, pusat grosir, dan pusat produk–produk unggulan dan cinderamata. Sedangkan area monumen segera digunakan sebagai mini market, gedung pertemuan cafetaria, dan pusat informasi pariwisata dan perdagangan.