Jadi Salah Satu Ikon di Tegal, Ini Kisah Unik Menara Air Raksasa Waterleiding Warisan Belanda
Di balik kemegahannya, terdapat kisah unik dari menara yang mempengaruhi masyarakat Kota Tegal hingga sekarang

Di balik kemegahannya, terdapat kisah unik dari menara yang memengaruhi masyarakat Kota Tegal hingga sekarang

Jadi Salah Satu Ikon di Tegal, Ini Kisah Unik Menara Air Raksasa Waterleiding Warisan Belanda
Tinggi menjulang dengan bentuk segi delapan menjadi ciri dari menara air raksasa Waterleiding di Kelurahan Panggung, Kecamatan Tegal Timur, Kota Tegal, Jawa Tengah.
Bangunan ini belakangan populer sebagai tempat berswafoto, sekaligus lokasi bersejarah di tengah padatnya kota tersebut.
Watertoren atau menara setinggi 30 meter ini dahulu dibangun oleh pemerintah kolonial Belanda pada 1931 silam. Menara ini berfunsi untuk memenuhikebutuhan air bersih di seisi kota.
Di balik kemegahannya, terdapat kisah unik dari menara yang berpengaruh hingga sekarang oleh kalangan masyarakat Kota Tegal. Berikut informasinya.

Milik Perumda Tirta Bahari Tegal
Mengutip akun TikTok @perumdatirtabaharitegal, menara air tersebut saat ini dikelola oleh Perusahaan Umum Daerah Air Minum (Perumda) Tirta Bahari yang berkantor di jantung Kota Tegal.
Secara rinci, bangunan ini memiliki ketinggian 30 meter dengan lingkar bangunan 95 meter persegi dan berdiri di atas lahan seluas 4.058 meter persegi.
“Bangunan tua dan bersejarah yang menarik perhatian banyak masyarakat di wilayah Tegal. Bangunan itu adalah menara air Perumda Tirta Bahari Kota Tegal,” tulis akun media sosial resmi mereka.
Foto: TikTok @perumdatirtabaharitegal
Untuk Pengairan Kampung Eropa hingga Industri Gula
Menukil postingan di Grup Facebook Bangunan Kolonial Kota2 di Indonesia, dahulu menara air raksasa ini memiliki peran yang sangat penting bagi pemenuhan air masyarakat seisi kota.
Air yang ditampung selanjutnya akan dialirkan ke beberapa tempat mulai dari perkampungan Eropa, pabrik gula Pangkah hingga perkampungan Eropa di kawasan Kabupaten Tegal.
Tidak diketahui secara jelas, apakah air juga disalurkan ke masyarakat pribumi. Namun, biasanya warga di wilayah perkotaan akan mendapatkan fasilitas air bersih dari penampungan besar serupa toren air tersebut.
Foto: MAN Kota Tegal Official


Jadi Tempat Swafoto Warga Tegal
Sebagai tempat dengan bangunan mencolok, tempat ini tentu menjadi daya tarik bagi masyarakat setempat.
Biasanya, warga Tegal mendatangi lokasi untuk melakukan swafoto atau mendokumentasikan foto bersama teman-teman.
Warga banyak yang tertarik datang lantaran bentuk menara air yang besar serta tinggi menjulang. Kondisinya pun masih terawat baik, dengan tampilan warna cat putih dan biru yang tidak kusam.
Cerita Unik di Balik Bangunan Waterleiding
Merujuk Instagram Indonesia.go.id, ada kisah unik di balik berdirinya gedung penampung air raksasa itu. Ini terkait nama Waterleiding yang akrab di telinga masyarakat sekitar, sejak zaman dahulu.
Rupanya, nama Waterleiding menginspirasi pengucapan nama air oleh warga Tegal yakni Banyu Ledeng yang diambil dari kata Leiding. Sampai sekarang, warga Tegal menyebut air dari Perumda Tirta dengan sebutan Banyu Ledeng atau air ledeng.
Salah satu bukti lain bahwa bangunan ini didirikan di abad ke-20 adalah terdapatnya bangunan plakat yang memiliki arti “Batu Peringatan Ini Diresmikan pada 5 Maret 1932” atau satu tahun setelah pembangunan.
