Mengintip Aktivitas Ponpes Rehabilitasi Narkoba di Semarang, Santrinya Fasih Mengaji
PPPA Daarul Qur'an mengunjungi Pondok Pesantren Rehabilitasi At-Tauhid Kota Semarang pada Senin pekan lalu.
PPPA Daarul Qur'an mengunjungi Pondok Pesantren Rehabilitasi At-Tauhid Kota Semarang pada Senin pekan lalu.
- Cara Kalapas Cibinong Rehabilitasi Warga Binaan Kasus Narkoba
- Jalani Rehabilitasi dengan Melukis di Tembok, Ini Potret Hasil Karya Lukis para Pasien Gangguan Jiwa di Semarang
- Penuh Semangat, Begini Cara Santri Difabel Netra Belajar Al Quran di Ponpes Sam'an Bandung
- Rehabilitasi Mental Santri Ponpes Al-Hanifiyyah Kediri Lihat Penganiayaan Maut Terhambat, Ini Penyebabnya
Mengintip Aktivitas Ponpes Rehabilitasi Narkoba di Semarang, Santrinya Fasih Mengaji
Ada yang berbeda dari aktivitas Laznas PPPA Daarul Qur'an beberapa waktu lalu. Hal itu karena kegiatan pengajian kali ini dilakukan di Pondok Pesantren Rehabilitasi At-Tauhid Kota Semarang pada Senin pekan lalu.
Saat itu, PPPA Daarul Qur'an mengintip langsung aktivitas ponpes rehabilitasi para pecandu narkoba di Semarang tersebut. Kunjungan PPPA Daarul Qur'an disambut hangat oleh Anita Ulfatun Nisa, salah satu pengurus di Pondok Pesantren At-Tauhid.
Anita bercerita pendiri Pondok Pesantren At-Tauhid adalah KH. Muhammad Sastro Sugeng Al-Haddad yang meninggal pada 2018 lalu.
Pondok Pesantren At-Tauhid secara resmi menjadi pondok rehabilitasi narkoba sejak 2004.
"Santri di pesantren ini berasal dari berbagai kalangan dan usia, yang termuda masih duduk di bangku kelas 1 SMA," ujar Anita.
Anita menjelaskan, para santri Pondok Pesantren At-Tauhid bukan hanya mereka yang mengalami kecanduan narkoba.
Para santri juga merupakan orang-orang yang mengalami gangguan jiwa lantaran berbagai sebab, di antaranya stres karena masalah keluarga, tekanan ekonomi, dan kecanduan judi serta kecanduan games.
Kegiatan di Ponpes
Pagi itu, para santri baru selesai melakukan aktivitas rutin, mulai dari olahraga, mandi, makan dan Salat Dhuha. Sebanyak 20 santri terdiri dari 15 santri putra dan lima santri putri kemudian bersiap menuju aula untuk mengikuti kegiatan.
Acara dimulai dengan membaca empat surat pilihan yakni Al-Waqiah, Ar-Rahman, Yasin dan Al-Mulk.
Andrean Saputra (19) adalah santri asal pekalongan. Andrean ditunjuk mempimpin ngaji.
Santri yang mengalami kecanduan narkoba dan mengalami gangguan mental ini ternyata cukup fasih dalam membaca Al-Qur'an.
Tak kalah hebat, santriwati bernama Habibatul Nuril Milla (16) asal Kendal ini juga fasih membaca Al-Qur'an memimpin rekan-rekannya.
Selanjutnya para santri mendapatkan tausiyah dari Ustadz Arifin, assatidz PPPA Daarul Qur'an.
Para santri diberikan motivasi untuk semangat menjalani ibadah di bulan Ramadan dan menjadikannya momentum untuk terus memperbaiki diri dari kesalahan selama ini.
Selain pengajian, Laznas PPPA Daarul Qur’an juga membagikan mushaf Al-Qur'an kepada para santri. Harapannya kegiatan ini dapat membangun dan meningkatkan spiritual bagi mereka, terutama dalam belajar dan menghafal Al-Qur'an.
"Di Ramadan ini, PPPA Daarul Qur'an mengusung tema 'Wonderful Al-Qur'an' di sini sebagai syiar dakwah betapa menakjubkannya kitab suci umat Islam ini, di mana Al-Qur'an diturunkan sebagai pedoman hidup serta penyembuh yang sempurna dari seluruh penyakit hati dan jasmani, demikian pula penyakit dunia dan akhirat," tutur Zaenul Komar selaku Kepala Cabang PPPA Daarul Qur'an Semarang.