Menhub & keluarga korban perampokan kecewa pihak Grab tak tanggapi laporan
Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga merasa kecewa terhadap pihak Grab yang tak memberikan perhatian terhadap SN yang telah menjadi korban saat menggunakan jasa mereka.
Keluarga SN (24) merasa kecewa dengan pihak perusahaan transportasi online Grab. Alasannya karena SN menjadi korban perampokan dan pencobaan pemerkosaan hendak ingin menuju ke Tanah Abang, Jakarta Pusat, sekitar pukul 06.30 WIB.
"Jujur Saya kecewa pada pihak taksi online yang bersangkutan ketika melapor tanggapannya sangat lambat. Dan Sampai saat ini pun belum perhatian atau tanggapan langsung dari pihak yang bersangkutan kepada korban cuma ada cuma telepon setelah masalah ini viral," keluh kakak SN, S di Polres Metro Jakarta Barat, Sabtu (28/4).
-
Kenapa daftar pustaka online penting? Media online acap dijadikan referensi karena memang ada banyak informasi dan data valid yang disampaikan ahli dan dibagikan kepada masyarakat secara online. Perkembangan internet mendorong referensi kredibel dari internet semakin banyak.
-
Siapa yang ngingetin masyarakat buat waspada sama penipuan online? PT Bank Syariah Indonesia Tbk (BSI) mengimbau para nasabah untuk berhati-hati terhadap penipuan dan kejahatan online memasuki Juni 2024 menjelang Hari Raya Idul Adha 1445 Hijriah.
-
Siapa yang menjadi korban penipuan online di BRI? Kejadian tersebut akibat yang bersangkutan telah membocorkan data transaksi perbankan (Kode OTP) yang bersifat pribadi dan rahasia pada pihak yang tidak bertanggung jawab sehingga transaksi dapat berjalan dengan sukses.
-
Di mana tempat penipuan online sering terjadi? Penipuan online bisa terjadi kapan saja, yang paling sering adalah saat belanja online.
-
Mengapa ayah Tarra Budiman memilih menjadi sopir taksi online? Tarra tidak menghambat pilihan karier orang tuanya, bahkan ketika ayahnya memilih menjadi sopir taksi online.
-
Kenapa Menkominfo Budi Arie Setiadi khawatir tentang judi online? Kecanduan judi online ini, berpotensi mereka melakukan Tindakan criminal. "Judi online ini menurut data memang kebanyakan kaum muda, anak-anak di usia 17 sampai 20 tahun, ini kan meresahkan, karena kecanduan judi online, anak-anak ini bisa melakukan tindakan kriminalitas, pencurian, perampokan, dan sebagainya, belum dampak-dampak sosial lainnya," tuturnya belum lama ini.
Dia berharap agar ada tanggapan yang baik atau positif dari pihak Grab. S berterima kasih kepada Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Idham Aziz dan Kapolres Metro Jakarta Barat Kombes Pol Hengki Haryadi yang cepat menanggapi masalah menimpa adiknya.
"Saya melapor ini yang saya pikirkan adalah keamanan untuk keluarga teman dan masyarakat yang sering gunakan taksi online. Pada umumnya yang pakai taksi online adalah wanita kalau tidak melapor berapa banyak lagi korban yang akan mengalami hal yang sama. Harapan saya ke depan ya laporkan lah kepada pihak berwajib," ujarnya.
Sementara itu, Menteri Perhubungan (Menhub) Budi Karya Sumadi juga merasa kecewa terhadap pihak Grab yang tak memberikan perhatian terhadap SN yang telah menjadi korban saat menggunakan jasa mereka.
"Ini juga satu hal yang saya kecewa, dari perusahaan online ini belum datang. Saya harapkan mereka melakukan koordinasi bukan masalah materi tapi empati itu penting. Kalau ada permasalahan besar empati itu harus disampaikan empati itu jadi satu bagian yang berarti bagi kita apalagi keluarga korban," katanya.
Sampai saat ini, korban perampokan dan pencobaan pemerkosaan masih trauma atas kejadian tersebut. "Adik saya masih dalam pemulihan jadi dia tidak sanggup menghadapi media," tandas S.
Seperti diketahui, Seorang perempuan, SN (24) menjadi korban penyekapan saat naik taksi online dari Duri Selatan, Tambora, Jakarta Barat, Senin (23/4) sekira pukul 06.30 Wib. Ia hendak menuju Tanah Abang, Jakarta Pusat.
Kabid Humas Polda Metro Jaya Kombes Argo Yuwono mengatakan, kejadian bermula saat San San memesan taksi online dari Tempat Kejadian Perkara (TKP). Saat sudah berada di dalam taksi online, tiba-tiba muncul dua orang berniat jahat dari kursi bagian belakang.
"Korban langsung disekap dua orang tak dikenal dengan jaket. Lalu, kaki korban diikat," ujar Argo di Mapolda Metro Jaya, Rabu (25/4).
Dibuat tak berdaya, para pelaku langsung mengambil barang berharga dalam genggaman korban, yakni berupa satu unit ponsel genggam merek Samsung, kartu Anjungan Tunai Mandiri, dan uang tunai senilai Rp 430.000.
(mdk/fik)