Mereka kewalahan padamkan kebakaran hutan di Indonesia
Muncul lebih dari 90.000-100.000 titik kebakaran hutan selama 2015 di Tanah Air.
Dampak bencana kabut asap akibat kebakaran hutan dan lahan gambut semakin memprihatinkan. Kabut asap yang semakin pekat menelan korban jiwa, terutama bayi dan anak-anak yang menghembuskan nafas terakhir akibat terserang penyakit saluran pernafasan atau ISPA.
World Resources Institute (WRI) mencatat, muncul lebih dari 90.000-100.000 titik kebakaran hutan selama 2015 di Tanah Air, ekuivalen dengan 2 miliar ton CO2 terbuang ke udara. Selama satu dasawarsa ini, Indonesia konsisten masuk 10 besar negara di dunia yang menyumbang emisi karbon tertinggi. Khususnya dari pembakaran lahan gambut.
-
Kapan Kirab Tebu Temanten dilakukan? Acara ini digelar pada Selasa Selasa (23/4).
-
Kapan Bakso Aci Garut mulai ada? Mengutip laman baksoacinampol.epizy.com, bakso aci sendiri merupakan makanan khas orang Sunda yang sudah ada sejak abad ke-19. Mulanya makanan ini dibuat oleh masyarakat di tatar priangan seperti Garut, Tasikmalaya, sampai Bandung di tengah kondisi sulit era penjajahan Belanda.
-
Kapan Ashanty lahir? Ashanty, wanita lahir pada 4 November 1984, memang serius ingin melakukan segalanya sendiri, tanpa melibatkan keluarganya, mulai dari konsep hingga tempat.
-
Kapan Ketupat Kandangan mulai ada? Sejak Abad 18 Dilansir dari situs indonesiakaya.com, hidangan ini sudah ada sejak abad ke-18 ketika itu masyarakat sekitar banyak memanfaatkan hasil tangkapan ikan salah satunya ikan gabus yang melimpah di sungai.
-
Kapan Harun Kabir meninggal? Tanggal 13 November 1947, jadi hari terakhir Harun Kabir dalam menentang kekuasaan Belanda yang kembali datang ke Indonesia.
-
Kapan Waduk Kembangan buka? Jam operasional Waduk Kembangan adalah setiap hari, mulai pukul 07.00 hingga 19.30 WIB.
Pemerintah semakin intens menggelar rapat koordinasi penanganan kebakaran hutan. Pelbagai strategi coba dijalankan. Termasuk yang awalnya menolak bantuan asing, akhirnya menerima bantuan negara lain untuk pemadaman api yang membakar lahan gambut. Ribuan tentara diterjunkan ikut memadamkan api di titik-titik kebakaran di Sumatera dan Kalimantan.
Lima pesawat jenis air traktor dikerahkan untuk memadamkan sumber api, di samping dua pesawat Rusia yang bisa membawa 5000 liter. Sekitar 29.000 personel dari berbagai unsur dikerahkan. Mereka disebar di Sumatera Selatan, Riau Kalimantan Selatan, Kalimantan Barat dan lain-lain, yang memiliki persoalan asap. Pemerintah mengerahkan 26 pesawat dengan kapasitas 36.000 liter air. Selain juga menggunakan pesawat dengan kemampuan 500.000 liter. Tapi itu semua tidak semudah membalikkan telapak tangan. Alat-alat canggih dengan teknologi terbaru belum berhasil memadamkan api.
Api lahan gambut yang sudah dipadamkan berpotensi muncul kembali jika tidak terus dijaga. Pemerintah mulai menunjukkan kewalahan memadamkan kebakaran hutan. Merdeka.com mencatatnya, berikut paparannya.
Menteri Kehutanan Siti Nurbaya
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK), Siti Nurbaya, hingga saat ini masih berjibaku terkait kebakaran hutan dan lahan di beberapa provinsi di Indonesia. Dia mengeluh setelah mengetahui betapa sulitnya memadamkan api di lahan gambut.
Area hutan yang terbakar, kata Siti Nurbaya sangat luas, dengan tingkat kesulitan pemadaman yang sangat tinggi. Dari sekian lahan yang terbakar, sekitar 550 ribu hektar adalah lahan gambut. Khusus lahan gambut, proses penanganannya butuh waktu ekstra dan kerja keras.
"Lahan gambut itu meski api di atasnya terlihat sudah mati, tetapi 5, 6 sampai 8 meter ke dalam, ada rongga-rongga dan bara apinya. Tetapi yang saya lihat Selasa kemarin, betapa sulitnya kalau gambut sudah terbakar," kata Siti saat melawat ke Batu, Malang, Kamis (22/10).
Malaysia dan Singapura
Beberapa negara tetangga, seperti Malaysia, Singapura dan Australia turut serta dalam upaya pemadaman kebakaran hutan dan lahan gambut di Indonesia. Mereka pun mengakui, bahwa proses pemadaman tidaklah mudah, terutama untuk pemadaman lahan gambut.
Menteri Lingkungan Hidup dan Kehutanan (LHK) Siti Nurbaya mengungkapkan sebagian negara sudah menarik bantuannya dengan berbagai alasan.Â
"Waktu saya ke lokasi kebakaran, Malaysia dan Australia sudah kembali (pulang). Autralia menarik pesawatnya karena di sana juga ada kebakaran hutan," kata Siti Nurbaya di Jatim Park Batu, Jawa Timur, Kamis (22/10).
Malaysia, kata Nurbaya, hanya punya waktu seminggu untuk membantu Indonesia sehingga harus kembali ke negaranya. Karena itu, Pemerintah Indonesia akan meminta kembali beberapa negara untuk ikut membantu memadamkan kebakaran. "Kita akan minta lagi. Mereka mengakui, bilang susah sekali," katanya.
Menko Polhukam Luhut Panjaitan
Menko Polhukam, Luhut Panjaitan, mengakui pemerintah banyak menemukan kendala dalam menangani kabut asap dampak dari kebakaran hutan yang terjadi di Pulau Sumatera dan Kalimantan. Setidaknya, dia menyebut tiga alasan sulitnya mengatasi kabut asap ini.Â
"Kami menghadapi masalah lahan gambut yang terbakar dengan Elnino yang lama ini masih jadi kendala. Visibility (jarak pandang) masih naik turun, titik hotspot juga sudah menurun tapi belum hilang sepenuhnya," kata Luhut usai melakukan pertemuan dengan pimpinan DPR, Jumat (16/10).
Presiden Jokowi
Presiden Joko Widodo secara tegas mengakui bahwa pemerintah Indonesia yang meminta bantuan dari negara lain. Bukan tanpa sebab Jokowi meminta bantuan dari tetangga. Menurut kepala negara, bukan hal mudah memadamkan kebakaran di lahan gambut. "Karena menangani gambut berbeda dengan menangani kebakaran hutan biasa," tegasnya.