Meski 'Membengkak', Status Gunung Merapi Tetap Waspada
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menerangkan, penggembungan di Gunung Merapi tercatat 0,5 cm perhari.
Balai Penyelidikan dan Pengembangan Teknologi Kebencanaan Geologi (BPPTKG) Yogyakarta menemukan adanya deformasi atau pengembungan atau 'membengkak'. Adanya penggembungan ini diketahui muncul usai erupsi Gunung Merapi pada 22 Juni 2020 yang lalu.
Kepala BPPTKG Yogyakarta, Hanik Humaida menerangkan, penggembungan di Gunung Merapi tercatat 0,5 cm perhari.
-
Kapan Gunung Merapi meletus? Awan panas guguran itu terjadi pukul 20.26 WIB yang mengarah ke barat daya (Kali Bebeng) arah angin ke timur.
-
Dimana Gunung Merapi terletak? Gunung Merapi yang berada di perbatasan Jawa Tengah dan Yogyakarta mengalami 71 kali gempa guguran.
-
Apa yang terlihat meluncur dari kawah Gunung Merapi? Semakin dekat ke puncak, terlihat sebuah guguran lava meluncur dari kawah dengan batu-batunya yang masih merah memancarkan nyala api.
-
Di mana batuan jumbo di Gunung Merapi ditemukan? Saat menyusuri kawasan hulu Sungai Boyong yang berada di area Taman Nasional Gunung Merapi, tim kanal YouTube Jogja Plus menemukan banyak batuan berukuran jumbo.
-
Bagaimana cara menjelajahi area sekitar Gunung Merapi? Lava Tour Merapi merupakan salah satu wisata Merapi yang menawarkan petualangan menyusuri area sekitar Gunung Merapi. Ada banyak agen wisata yang membuka Lava Tour Merapi. Biasanya paket Lava Tour Merapi berupa berkeliling area bekas letusan Merapi lengkap dengan Jeep dan pemandu.
-
Apa yang dikeluarkan Gunung Merapi pada Rabu dini hari? Gunung Merapi bergejolak lagi. Pada Rabu (2/8) dini hari pukul 00.00 hingga pagi pukul 06.00, gunung api paling aktif di tanah Jawa ini mengeluarkan 8 kali guguran lava.
"Penggelembungan sampai 0,5 sentimeter per hari. Sejak tanggal 22 Juni kemarin sampai sekarang. Jadi penggembungan terjadi setelah erupsi. Sebelum erupsi tidak ada (penggembungan)," katanya, Kamis (9/7).
Terkait adanya penggembungan ini, dia menerangkan, penggembungan belumlah signifikan. Hanik membandingkan penggembungan saat ini masih jauh angkanya dibandingkan saat kondisi erupsi Gunung Merapi di tahun 2006 dan 2010.
"Kalau kita bandingkan, erupsi tahun 2010 terjadi penggembungan (Gunung Merapi) 120 cm. Rata-rata 30-40 cm perhari,"kata Hanik.
Hanik menuturkan dengan perhitungan penggembungan 0,5 cm perhari, dinilai ada dua kemungkinan. Kemungkinan pertama adalah erupsi lebih banyak didominasi gas. Kondisi ini seperti saat erupsi pada Juni 2020 yang lalu.
Sementara kemungkinan kedua adalah kemungkinan munculnya kubah lava baru. Kondisi ini disebut Hanik seperti di tahun 2018 yang lalu.
"Kan sejak 2018, erupsi Merapi dengan ekplosifitas (daya letusan) 1. Ingat, ini eksplosif, itu letusan skala terendah untuk Gunung Merapi saat ini. Ini kalau dibanding 2010 (eksplosif) 4. Yang 2006 adalah (eksplosif) 2," terangnya.
Dia menambahkan meskipun ada penggembungan namun tidak ada perubahan status Gunung Merapi. Hanik menyebut sejak Mei 2018, Gunung Merapi masih berstatus waspada.
"Waspadanya tetap, tidak melakukan aktivitas di dalam radius 3 kilometer, potensi bahaya masih ada di radius 3 kilometer. Di bawah masih aman. Di luar radius itu masih bisa melakukan aktivitas seperti biasa," tutupnya.
(mdk/fik)