Minta Rektor Bikin Video Apresiasi Jokowi, Ini Alasan Polda Jateng
Polda Jawa Tengah memberikan klarifikasi terkait ramainya kabar polisi meminta rektor di Semarang membuat video testimoni apresiasi kinerja Presiden Jokowi.
Polda Jawa Tengah memberikan klarifikasi terkait ramainya kabar polisi meminta sejumlah rektor di Kota Semarang membuat video testimoni apresiasi kinerja Presiden Joko Widodo (Jokowi).
- Polisi Minta Rektor di Semarang Bikin Video Promosi Jokowi, Ini Respons Mahfud Md
- Mabes Polri Buka Suara Soal Personel Minta Rektor Unika Bikin Video Testimoni Kinerja Jokowi
- Rektor Unika Diminta Buat Video Apresiasi Jokowi, Begini Respons TPN Ganjar-Mahfud
- Cerita Rektor Unika Dihubungi Orang Mengaku Polisi untuk Buat Video Prestasi Jokowi: Saya Tolak
Minta Rektor Bikin Video Apresiasi Jokowi, Ini Alasan Polda Jateng
Mereka menyatakan tujuan permintaan pesan itu adalah untuk menciptakan cooling sistem atau Pemilu damai.
"Jadi ini pemilu ada kegiatan cooling sistem. Kita minta tokoh masyarakat memberikan imbauan agar pemilu berjalan damai. Intinya pesannya itu untuk cooling sistem," kata Kabid Humas Polda Jateng Kombes Pol Stefanus Satake Bayu Setianto, Selasa (6/2).
Ditanya mengenai adanya anggota Polrestabes Semarang yang meminta sejumlah rektor universitas di Kota Semarang untuk membuat video testimoni apresiasi kinerja Presiden Jokowi, Satake hanya mengajak seluruh masyarakat untuk menjaga kondusivitas pada pemilu 14 Februari nanti.
"Dalam rangka memelihara persatuan dan kesatuan bangsa, sehingga pemilu terselenggara dengan aman, damai dan bermartabat. Tentu sesuai dengan harapan Forum Rektor," ungkapnya.
Diberitakan sebelumnya, Rektor Unika Semarang Ferdinandus Hindarto memaparkan universitasnya diminta polisi untuk membuat testimoni video mengapresiasi kinerja Presiden Jokowi. Ia mengaku pemilik nomor yang mengaku dari kepolisian tersebut mulai menghubunginya pada Jumat (2/2).
Kemudian pada Sabtu (3/2), seorang anggota kepolisian kembali menghubunginya dengan mengirimkan video testimoni dari kampus lain yang bakal segera dikirim ke Kapolda Jateng Irjen Pol Ahmad Lutfi.
Merasa tidak perlu membuat video testimoni tersebut, Ferdinandus memilih untuk tidak membalas pesan dari nomor yang mengatasnamakan kepolisian itu.
Akhirnya, pada Senin (5 /2), nomor itu kembali menghubunginya. Dengan berbagai alasan, Ferdinandus menolak permintaan itu.