Moeldoko Soal Aksi Represif Polisi ke Mahasiswa: Mereka Punya Batas Kesabaran
Moeldoko mengatakan tindakan aparat tersebut tidak sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Sejumlah pihak menyesalkan tindakan represif aparat kepolisian saat membubarkan aksi demonstrasi mahasiswa yang menolak sejumlah RUU. Kepala Staf Kepresidenan Moeldoko menyebut tindakan represif ini lantaran polisi memiliki ambang batas kesabaran dan emosi.
"Psikologi di lapangan itu, satu menghadapi psikologi massa. Psikologi massa itu juga punya ambang batas kesabaran, juga punya ambang batas emosi, dia juga punya ambang batas kelelahan dan seterusnya," kata Moeldoko di Kompleks Istana Kepresidenan Jakarta, Rabu (25/9).
-
Kapan Mayjen Purn Sunarko ikut demo di KPU? Kedatangan Sunarko untuk menyampaikan protes terhadap hasil pemilu Pemilu 2024.Karo Penmas Divisi Humas Mabes Polri, Brigjen Pol Trunoyudo Wisnu Andiko tidak ingin banyak bicara perihal salah mantan Danjen Kopassus ikut dalam barisan demo.
-
Siapa Mbak Dewi? Atha Dewi Prihantini (38) jadi salah satu pelestari adrem yang belakangan mulai terangkat ke permukaan.
-
Siapa yang ikut demo di KPU selain Mayjen Purn Sunarko? Soenarko menambahkan, aksi ini akan diikuti oleh sejumlah elemen masyarakat sampai beberapa organisasi relawan dari pasangan calon 01, Anies Baswedan - Muhaimin Iskandar (AMIN) dan paslon 03, Ganjar Pranowo - Mahfud MD.
-
Kenapa Mayjen Purn Sunarko ikut demo di KPU? Soenarko menjelaskan, tuntutan yang akan disuarakan adalah mendesak agar KPU tidak mengumumkan hasil pemilu yang dianggapnya curang. Soenarko pun berharap, aksinya nanti bisa menjadi pengingat bagi penyelenggara pemilu.
-
Kapan R.A.A Kusumadiningrat memimpin? Sebelumnya, R.A.A Kusumadiningrat sempat memerintah pada 1839-1886, dan memiliki jasa besar karena mampu membangun peradaban Galuh yang cukup luas.
-
Siapa suami Kadek Devi? Setelah menikah dengan Dewa, Kadek setia mendampingi suaminya.
Hal ini yang membuat para aparat tidak terkontrol sehingga bertindak represif kepada demonstran yang terdiri dari mahasiswa. Namun, Moeldoko mengatakan tindakan aparat tersebut tidak sesuai dengan instruksi Presiden Joko Widodo atau Jokowi.
Menurut dia, Jokowi meminta agar para aparat mengawal massa aksi dengan profesional dan proporsional. Jokowi tak ingin demontrasi berujung anarkis hingga menganggu masyarakat.
"Jangan sampai demo itu memunculkan, satu tindakan anarkis yang merugikan semuanya. Yang kedua, memunculkan rasa takut bagi semuanya. Yang ketiga, mengganggu publik," jelasnya.
"Tapi sekali lagi, ambang batas itu bisa muncul apalagi ini ada prajurit-prajurit baru dari kepolisiaan. Ini juga selalu kira waspadai di lapangan. Karena sekali lagi ini berkaitan dengan tingkat kesabaran," sambung Moeldoko.
Mantan Panglima TNI itu pun mengimbau agar massa aksi tidak memaksakan menggelar aksi hingga malam hari. Faktor kelelahan dapat membuat para aparat melakukan tindakan represif.
"Batas kelelahan itu muncul, jengkel muncul, marah muncul, akhirnya uncontrol. Begitu uncontrol, aparatnya juga kadang-kadang uncontrol, sama-sama lelah," ucap Moeldoko.
Sebelumnya, Kapolda Metro Jaya Irjen Pol Gatot Eddy Pramono menyampaikan, dari aksi demonstrasi di DPR pada Selasa 24 September 2019 kemarin, 254 mahasiswa menjalani rawat jalan dan 11 lainnya menjalani rawat inap di rumah sakit. Kapolda mengatakan mereka yang dirawat ini bermula karena semburan gas air mata.
Gatot Eddy mengatakan, tak ada korban jiwa dalam aksi demonstrasi tersebut. Sementara itu dia juga menyebutkan ada 39 anggota kepolisian yang terluka.
Reporter: Lizsa Egeham
Jangan Lewatkan:
Ikuti Polling Bagaimana Pendapat Anda soal RUU KUHP? Klik di Sini!
Baca juga:
LBH Jakarta Buka Posko Pengaduan Mahasiswa Hilang Usai Demo di DPR
Tjahjo soal Pendemo Rusak Bangunan DPR: Tak Masalah, Namanya Emosional
Jalan Depan Gedung Parlemen Masih Ditutup
VIDEO: Yang Tersisa Usai Demo Mahasiswa
Wiranto Siap Buka Ruang Dialog dengan Mahasiswa