Muhammadiyah: HUT ke-76 RI Momen Memperkuat Persatuan Bangsa
Haedar mengatakan kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT serta perjuangan seluruh rakyat Indonesia.
Pimpinan Pusat Muhammadiyah menyatakan peringatan Hari Ulang Tahun ke-76 Republik Indonesia mesti dimaknai sebagai momentum memperkuat persatuan dan kesatuan bangsa dalam menghadapi segala gejolak termasuk pandemi COVID-19.
"Semangat persatuan harus menjadi tonggak pertama kita saat ini dalam menyelesaikan masalah-masalah bangsa dan menentukan perjalanan bangsa Indonesia ke depan," ujar Ketua Umum PP Muhammadiyah Haedar Nashir dalam keterangan tertulis yang diterima di Jakarta, Senin (16/8).
-
Kapan Masjid Raya Sumatra Barat diresmikan? Awal pembangunan masjid ini ditandai dengan peletakan batu pertama pada 21 Desember 2007 silam.
-
Apa keistimewaan Beduk Masjid Jami Sabilul Huda Indramayu? Konon saat ditabuh suaranya pernah terdengar sampai Cirebon yang berjarak puluhan kilometer.
-
Apa yang terjadi pada Airul Harahap di Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin? Salah seorang pengurus ponpes itu, Ustaz Ahmad Karimudin menyatakan mereka mendapat laporan bahwa santri itu tersengat listrik.
-
Bagaimana Masjid Ar Rahman di Mojokerto didanai? Mnegutip laman NU Online Mojokeryo, dana yang dihabiskan terbilang besar karena digunakan untuk membuat bangunan, menata interior di dalam bangunan, dan fasilitas penunjang lainnya.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Di mana Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berada? Pondok Pesantren Raudhatul Mujawwidin berdiri di Desa Tirta Kencana, Kecamatan Rimbo Bujang, Kabupaten Tebo.
Haedar mengatakan kemerdekaan merupakan rahmat Allah SWT serta perjuangan seluruh rakyat Indonesia. Proklamasi kemerdekaan bukan sekadar penyataan bebas dari penjajahan bangsa lain, tetapi juga mampu mewujudkan kehidupan bangsa dan negara Indonesia yang bersatu, berdaulat, adil, dan makmur.
Pada peringatan 76 tahun merdeka, kata dia, bangsa Indonesia dan seluruh bangsa-bangsa di dunia kini sedang berada dalam musibah pandemi COVID-19. Telah banyak yang terpapar bahkan berujung kematian.
Karenanya, langkah yang tepat mengisi kemerdekaan adalah bersatu agar bangsa ini berdaya mengatasi dan memberi solusi terhadap derita kemanusiaan akibat pandemi ini.
"Alhamdulillah, secara umum kita telah bersatu dalam semangat Bhinneka Tunggal Ika," kata dia.
Haedar juga meminta masyarakat mewaspadai benih perpecahan antar komponen bangsa. Benih-benih itu sudah mulai bermunculan yang kebanyakan melalui kanal sosial media.
Perbedaan orientasi politik dan benturan kepentingan adalah dua alasan yang sangat potensial menjadi pemicu perpecahan yang tidak diinginkan. Momentum 76 tahun merdeka dapat dijadikan sarana untuk membingkai ulang benang persatuan.
Menurut dia, Indonesia dengan segala keragaman yang dimilikinya serta tanah air yang begitu kaya, jika tidak dirawat dengan baik, akan menjadi negara yang isinya hanya konflik dan perpecahan. Haedar mengajak seluruh komponen bangsa agar mengeliminasi segala potensi yang dapat membuat perpecahan antar bangsa.
"Kita harus mengeliminasi setiap kebencian, intoleransi, dan segala macam virus yang membuat kita terbelah sebagai bangsa. Perbedaan politik dan kontestasi politik cukup selesai saat kita berkontestasi. Jangan berkepanjangan menjadi dendam politik yang hanya akan merusak semangat persatuan," kata Haedar.
Ia berharap dengan genap 76 tahun merdeka, Indonesia menjadi negara berkemajuan yang tidak hanya mampu memanfaatkan potensi sumber daya alam dan sumber daya insani, tetapi juga potensi keragaman dalam bingkai persatuan dan persaudaraan. Sebab tidak ada negara yang maju di atas puing-puing perpecahan.
"Tidak ada satu pun bangsa yang maju di atas puing-puing perpecahan. Tidak ada bangsa yang maju di atas alam yang rusak. Tidak ada bangsa yang maju di atas sumber daya manusia yang lemah. Maka menjadi niscaya, kita harus melangkah ke depan untuk menjadikan Indonesia sebagai negara maju, bersatu, berdaulat, adil, dan makmur," kata dia.
(mdk/ded)