MUI: Tolak Gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun!
Semakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Umat jangan terpisah karena sekat atau batas tertentu karena berbeda agama.
MUI: Kita Menolak Gerakan-gerakan Intoleransi Atas Nama Agama Apapun
Sikap toleransi merupakan kunci agar masyarakat bisa hidup berdampingan sesuai esensi Bhinneka Tunggal Ika. Semangat ini seharusnya menginspirasi rakyat dalam menyikapi adanya perbedaan.
Ketua Komisi Dakwah Majelis Ulama Indonesia (MUI), Ahmad Zubaidi mengatakan, pemahaman moderat sesuai dengan cita-cita pendirian bangsa Indonesia. Dalam perspektif sosial, lanjutnya, umat jangan terpisah karena sekat atau batas tertentu karena berbeda agama.
"Sikap toleransi dan saling menghormati antarumat beragama. Mengakui dan menghargai perbedaan, serta menjunjung tinggi nilai-nilai kemanusiaan," kata Zubaidi dalam keterangannya, Kamis (7/12).
Pemikiran Moderat Jauh dari Sikap Intoleransi
Selain itu, katanya, pemikiran Islam moderat memandang sikap toleran sebagai barometer keimanan pada seorang muslim. Semakin kita menyatakan diri sebagai orang yang punya iman, maka besar tanggung jawabnya untuk mengedepankan toleransi.
Karena itu, menjadi suatu hal yang mustahil jika kemudian ada orang yang merasa kuat imannya, namun menjadi semakin eksklusif dan intoleran terhadap pemeluk agama lain.
"Jelas bahwa Islam sangat mendorong adanya toleransi dalam kehidupan, dan kita tegaskan untuk menolak gerakan-gerakan intoleransi atas nama agama apapun."
tegas Zubaidi.
Menurutnya, Islam yang moderat bukan berarti saling bertukar akidah dengan umat lain, tapi walaupun ada perbedaan keyakinan, umat tetap bisa saling berhubungan dengan baik.
"Ia dapat menerima dan hidup berdampingan dengan agama lainnya," tandasnya.