Mulai eks kombatan Poso, ISIS hingga putra almarhum Amrozi hormat pada merah putih
ada bagian lain, upacara yang diikuti ratusan peserta yang terdiri dari 37 orang mantan kombatan dan mantan teroris, 12 orang mantan jaringan, aparat TNI/Polri, serta pemuda dan masyarakat sekitar itu, Ustaz Yusuf Anis alias Haris alias Abu Bilal juga ambil bagian.
Mantan perakit bom Jamaah Islamiyah, Ali fauzi yang juga adik kandung terpidana mati kasus bom Bali jilid satu, Ali Muhklas dan Amrozi bin Nurhasyim mendirikan Yayasan Lingkar Perdamaian (YLP) di Desa Tenggumun, Kecamatan Solokuro, Lamongan, Jawa Timur pada 2016 lalu.
Ada puluhan mantan narapidana teroris (napiter) dan eks kombatan di YLP ini. Pada HUT RI ke 72, yang digelar di Desa Tenggumun hari Kamis, 17 Agustus 2017 kemarin, untuk kali pertama mereka mengangkat tangan dan hormat kepada merah putih serta menyanyikan Indonesia Raya.
Di antara eks kombatan di YLP itu adalah Khoirul Mustain dan Syaiful Arif alias Abid alias David alias Jack. Mustain adalah anak Nor Minda, terpidana empat tahun penjara sebagai penyedia bahan peledak dan amunisi pada aksi teror bom Bali. Sedang Syaiful adalah eks kombatan Ambon pada 2001, dan di tahun 2003, dia pindah ke Poso.
Menurut Ali Fauzi, saat berada di Poso, Sayiful ikut terlibat penyerangan warga Desa Beteleme. Dia juga terlibat baku tembak dengan anggota Brimob BKO dari Aceh di Poso hingga mengakibatkan telapak kaki terluka dan harus diamputasi.
Syaiful juga sempat ditahan di penjara Poso dan keluar pada 2006. "Di kakinya masih ada pelornya, masih ada pelurunya saat baku tembak dengan polisi di Poso," ungkap Ali Fauzi, Minggu (20/8).
Di upacara peringatan HUT RI ke 72 yang diinspekturi Kapolres Lamongan, AKBP Juda Nusa Putra itu, Mustain dan putra almarhum Amrozi, Zulia Mahendra bertindak sebagai pengibar bendera. Sedangkan Syaiful ditunjuk sebagai pembawa bendera.
Selain ketika orang ini, ada juga Yoyok Adi Sucahyo alias Broyok. Mantan murid Abu Fariz, salah satu komandan perang Negara Islam Irak dan Syiria (ISIS) ini, tampil sebagai komandan upacara. Yoyok mengaku, sempat kepikiran dan tidak bisa tidur sehari sebelum pelaksanaan upacara.
Pada bagian lain, upacara yang diikuti ratusan peserta yang terdiri dari 37 orang mantan kombatan dan mantan teroris, 12 orang mantan jaringan, aparat TNI/Polri, serta pemuda dan masyarakat sekitar itu, Ustaz Yusuf Anis alias Haris alias Abu Bilal juga ambil bagian.
Mantan kombatan lulusan Akademi Militer di Afghanistan tahun 1991, bertindak sebagai perwira upacara. Sedangkan pembaca teks proklamasi, dipercayakan kepada Ali Fauzi. “Saya kemarin sempat deg-degan, tapi Alhamdulillah bisa berjalan lancar dan baik,” tandas Ali fauzi.