Nasib Sistem Zonasi Sekolah Bakal Diputuskan Prabowo saat Rapat Kabinet
Kementerian Pendidikan Dasar dan Menengah akan memperdalam dan mengkaji sistem zonasi.
Menteri Pendidikan Dasar dan Menengah, Abdul Mu'ti mengatakan, polemik Penerimaan Peserta Didik Baru (PPDB) melalui sistem zonasi akan diputuskan saat rapat kabinet.
Hal itu, setelah pembahasan secara khusus dengan Presiden RI Prabowo Subianto, di Istana Kepresidenan, Jakarta, Selasa (26/11).
- Prabowo Minta Menteri Pendidikan Dasar-Menengah Kaji Mendalam PPDB Sistem Zonasi
- Saat Tiga Cawagub Jakarta Setuju Sistem Zonasi Dilanjutkan di Seluruh Sekolah
- Sejumlah Sekolah di Jateng Ini Terdampak PPDB Sistem Zonasi, Rumah Warga Sampai Disulap Jadi Ruang Kelas
- Kemendikbudristek: PPDB Sistem Zonasi Ubah Preferensi Terhadap Sekolah Elite
"Kami bahas secara khusus dengan Pak Presiden kami sampaikan hasil kajian yang sudah kami lakukan dengan para kepala dinas pendidikan Indonesia beberapa waktu yang lalu dan juga kajian para pakar dan audiensi kami dengan beberapa stakeholder penyelenggara pendidikan," kata Mu'ti, saat diwawancarai di Kompleks Istana Kepresidenan, Jakarta, Rabu (26/11).
"Intinya terkait PPDB Pak Presiden meminta atau menugaskan kami untuk memperdalam kajian pelaksanaanya dan nanti keputusan terkait pelaksanaan PPDB akan di bahas secara khusus dalam sidang kabinet," sambung dia.
Dia menegaskan, pihaknya akan memperdalam dan mengkaji sistem zonasi. Hasilnya, nanti akan disampaikan dan diputuskan saat sidang kabinet.
"Jadi sekarang kami masih memperdalam kembali kajian PPDB zonasi dan nanti hasilnya akan kami sampaikan ke Pak Presiden dan keputusannya akan disampaikan dalam sidang kabinet," tutup Mu’ti.
Sebelumnya, Wakil Presiden (Wapres) Gibran Rakabuming Raka memantapkan komitmen pemerintah untuk menyambut Indonesia Emas 2045. Kuncinya, menurut Gibran, diperlukan sumber daya manusia (SDM) unggul melalui perbaikan sistem pendidikan.
Salah satunya, lanjut Gibran, adalah dengan menghapus sistem zonasi. Permintaan itu diakui bukan kali pertama disampaikan. Sebelumnya, saat Rakor bersama Kepala Dinas Pendidikan hal itu juga sudah diutarakan.
“Saya sampaikan secara tegas ke pak menteri pendidikan ‘pak ini zonasi harus dihilangkan,” kata Gibran saat berpidato dalam acara Pembukaan Tanwir I Pemuda Muhammadiyah di Hotel Aryaduta Jakarta, Jumat (21/11).
Selain itu, guna menggenjot kecerdasan pelajar Indonesia, Gibran meminta ada pelajaran soal coding, programming hingga digital marketing.
“Penting sekali untuk mengajarkan anak-anak kita dari muda pentingnya coding, programming, digital marketing’,” jelas Gibran.
Gibran menegaskan, menuju Indonesia Emas bukanlah pekerjaan orang per orang. Dia mengajak, semua pihak terlibat untuk mewujudkan momentum yang hanya datang satu kali tersebut.
“Jadi bapak ibu sekali lagi ya kita harus sama-sama kerja keras kerja fokus kerja cerdas untuk menuju Indonesia emas 2045,” Gibran menandasi.