Nelayan Keluhkan Kapal Ikan Vietnam Beroperasi di Pulau Laut Natuna
Bahkan keberadaan KIA Vietnam itu diabadikan dalam bentuk foto dan video melalui telepon seluler milik nelayan.
Nelayan Kabupaten Natuna, Provinsi Kepulauan Riau, kembali menemukan sejumlah kapal ikan asing (KIA) berbendera Vietnam beroperasi di titik koordinat 5'40'170 N - 108'29'360 E Bagian Utara Timur Laut, Kepulauan Pulau Laut.
"Ada sekitar delapan KIA Vietnam melakukan penangkapan ikan tanpa izin di wilayah laut Natuna," kata Ketua Rukun Nelayan Lubuk Lumbang, Kelurahan Bandarsyah, Natuna, Herman, Kamis.
-
Kapan Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut diresmikan? Dikutip dari ANTARA, Rabu (28/6) sentra ikan tersebut diketahui baru diresmikan pada Selasa 26 Juni 2023 lalu.
-
Bagaimana Ikan Pari Jawa punah? Tim melakukan pemodelan baru yang mencakup semua informasi yang tersedia tentang spesies yang mengungkapkan bahwa Ikan Stingaree Jawa telah punah.
-
Kenapa Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut dibangun? Lokasi ini dibangun oleh pemerintah, dan dikelola oleh swasta lalu disewakan kepada pelaku usaha ikan di bawah Dinas Perikanan dan Peternakan Garut.
-
Apa bukti kepunahan Ikan Pari Jawa? Hilangnya ikan pari Jawa, kerabat kecil ikan pari, merupakan kepunahan ikan laut pertama akibat ulah manusia.
-
Bagaimana ikan asin diawetkan? Ikan asin adalah ikan yang diawetkan dengan cara diberi garam. Kandungan garam yang tinggi dalam ikan asin dapat menyebabkan dehidrasi pada bayi dan membuatnya merasa haus setelah mengonsumsinya.
-
Di mana letak Sentra Kuliner Ikan Kabupaten Garut? Lokasinya berada persis di sebuah bangunan berlantai dua, di Jalan Raya Bandung-Garut, Kecamatan Tarogong Kaler.
Herman menyatakan informasi ini diperoleh dari nelayan lokal usai pulang melaut, Selasa 19 Oktober 2021. Kapal-kapal ikan asing tersebut dilaporkan sudah berada di Pulau Laut sejak Kamis 14 Oktober 2021.
Bahkan keberadaan KIA Vietnam itu diabadikan dalam bentuk foto dan video melalui telepon seluler milik nelayan.
"Cuma saat sedang di laut, nelayan kita tak bisa melapor ke darat karena tak ada sinyal. Melapor kalau sudah kembali ke darat, setelah beberapa hari melaut," ungkap Herman.
Herman memastikan nelayan setempat sudah sangat mengenal ciri-ciri KIA Vietnam, sebab kapal-kapal ikan asing tersebut berulang kali menangkap ikan secara ilegal di laut Natuna.
"Jadi, nelayan kita tak mungkin salah soal KIA Vietnam itu," ujarnya.
Lebih lanjut dia menyampaikan kehadiran kapal ikan asing itu sangat merugikan nelayan lokal, karena dapat mengurangi hasil tangkapan ikan.
Apalagi KIA Vietnam dibekali peralatan tangkap yang sangat memadai, misalnya kapasitas kapal mereka sudah 50 GT ditambah media tangkap yang digunakan ialah pukat harimau, yang dilarang dalam aturan hukum Indonesia.
"Fasilitas alat tangkap nelayan lokal tak mampu bersaing dengan KIA Vietnam, karena masih tradisional dengan kapasitas kapal rata-rata 5 GT," ujar Herman.
Herman menambahkan sudah berkoordinasi dengan Pemkab Natuna, Pemprov Kepri, dan pihak pengawasan kapal ikan asing terkait keberadaan KIA Vietnam tersebut.
Dia yakin pihak-pihak berwenang dapat mengatasi permasalahan penangkapan ikan secara ilegal yang dilakukan KIA Vietnam di wilayah perairan Indonesia, khususnya Natuna.
"Mudah-mudahan dapat segera ditindaklanjuti, agar nelayan lokal aman dan nyaman menangkap ikan di laut Natuna," demikian Herman.*
Baca juga:
Menteri KKP: Kasus Pencurian Ikan oleh Kapal Asing Ribuan, 47 yang Tertangkap
Di Bawah Umur, 4 Nelayan RI Tertangkap di Perairan Thailand Dipulangkan
KKP Tangkap Kapal Pencuri Ikan Malaysia di Selat Malaka
Pencuri Ikan di Palangka Raya Bakal Disanksi Adat
Baharkam Polri Tangkap Empat Kapal Ikan Berbendera Vietnam di Natuna