Nelayan tradisional Pangkalpinang ikut cari serpihan AirAsia
"Kini sekitar 10 kapal nelayan tradisional berangkat menuju perairan Belitung untuk ikut mencari pesawat," kata Dedi.
Nelayan tradisional Kota Pangkalpinang, Provinsi Bangka Belitung, turut mencari pesawat Airbus 320 AirAsia yang hilang kontak setelah 42 menit terbang dari Surabaya menuju Singapura, Minggu (28/12).
"Saat ini, sekitar 10 kapal nelayan tradisional berangkat menuju perairan Belitung untuk ikut mencari pesawat nahas tersebut," kata Ketua Himpunan Nelayan Seluruh Indonesia (HNSI) Kota Pangkalpinang, Dedi, di Pangkalpinang, seperti diberitakan Antara, Senin (29/12).
Pada Minggu (28/12), kata dia, sebanyak lima kapal nelayan difokuskan mencari ikan di Perairan Belitung, agar mereka ikut mengamati serpihan-serpihan atau korban pesawat AirAsia QZ8501 yang diduga jatuh di sekitar Pulau Nangka, Belitung Timur, atau perairan Pulau Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS dan 108.50.07 BT.
"Sampai saat ini, belum ada kabar penemuan serpihan pesawat dari nelayan, namun apabila mereka menemukan serpihan pesawat tersebut, maka mereka akan menghubungi pos-pos keamanan terdekat," ujarnya.
Menurut dia, nelayan akan menghubungi pos-pos keamanan terdekat menggunakan handphone karena kapal nelayan tradisional belum memiliki alat komunikasi radio.
"Menggunakan handphone dan menghubungi pos-pos terdekat cukup sulit, karena jaringan seluler di tengah laut cukup buruk, apalagi jaringan di atas 12 mil," katanya.
Saat ini, kata dia, kondisi perairan masih aman untuk melaut, sehingga nelayan ikut berpartisipasi membantu tim Basarnas mencari pesawat tersebut. "Kami berharap pesawat nahas tersebut segera ditemukan dan dievakuasi, sehingga keluarga korban bisa lega dan menguburkan keluarganya dengan layak," ujarnya.
AirAsia dengan nomor penerbangan QZ 8501 membawa 155 penumpang tersebut berangkat dari Bandara Juanda Surabaya pada pukul 05.12 WIB dan hilang kontak di perairan Pulau Belitung dengan titik koordinat 03.22.46 LS dan 108.50.07 BT.
Sebanyak 155 penumpang yang terdiri dari 138 orang dewasa, 16 anak-anak dan satu balita. Di dalam pesawat itu juga ada awak kabin dan warga negara asing yakni asal Singapura, Inggris, Malaysia, Prancis masing-masing satu orang dan warga Korea Selatan tiga orang.
Baca juga:
Pramugara AirAsia QZ 8501 pernah tulis belasungkawa untuk MH17
Bantu cari AirAsia, INACA tawarkan helikopter dan pesawat carter
Channel News Asia beritakan AirAsia QZ8501 mendarat selamat
Sedang reses, DPR belum bisa rapat bahas AirAsia yang hilang
AirAsia hilang kontak, Emil belum pastikan ada warga Bandung
Kronologi 20 jam setelah hilangnya AirAsia QZ8501
Naik kapal Basarnas, Basuri ikut cari AirAsia di Belitung Timur
-
Kapan AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 28 Desember 2014, pesawat AirAsia QZ8501 lepas landas dari Bandara Soekarno-Hatta menuju Singapura.
-
Apa yang menjadi penyebab jatuhnya pesawat AirAsia QZ8501? Selain kesalahan dalam manajemen penerbangan, kurangnya pemahaman awak pesawat terhadap sistem kontrol penerbangan juga menjadi penyebab jatuhnya pesawat.
-
Bagaimana kondisi cuaca saat AirAsia QZ8501 jatuh? Kondisi cuaca yang buruk, termasuk awan tebal dan hujan deras, menjadi faktor yang sangat memengaruhi kejadian tersebut.
-
Kenapa AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata? AirAsia QZ8501 jatuh di Selat Karimata pada 28 Desember 2014 karena penyebab utamanya adalah kesalahan dalam manajemen penerbangan.
-
Dimana pesawat AirAsia QZ8501 jatuh? Pada 30 Desember 2014, badan pesawat dan puing-puing lainnya ditemukan di dasar laut Selat Karimata.
-
Kenapa kontrak kerja Qorry di Air Asia tidak diperpanjang? Pertemuan Zoom itu diadakan jam satu siang. Pertemuan itu berlangsung 30 menit. Di situ chief atau atasan Qorry meminta maaf karena situasi penerbangan tidak memungkinkan, sehingga kontrak Qorry tidak diperpanjang.