Pakar Ungkap Kenapa Aceh Rawan Terjadi Gempa Besar
Lindu bermagnitudo 4,1 hentak Kota Banda Aceh awal memasuki tahun 2019. Tepatnya Selasa (1/1) pukul 18.55 WIB. Saat itu warga sedang menunaikan salat magrib.
Lindu bermagnitudo 4,1 hentak Kota Banda Aceh awal memasuki tahun 2019. Tepatnya Selasa (1/1) pukul 18.55 WIB. Saat itu warga sedang menunaikan salat magrib.
Tak ada kepanikan. Warga yang sedang salat di Masjid Raudhatul Jannah, Gampong Pango Raya, Ulee Kareng, Banda Aceh tak bergeming. Imam tetap melanjutkan salat, begitu juga makmum tak beranjak dari saf.
-
Bakat apa yang dimiliki Gempi? Gempita Nora Marten saat ini telah menginjak usia 9 tahun. Bagi mereka yang telah mengikuti perjalanan hidupnya sejak bayi hingga sekarang, tentu tidak percaya melihatnya tumbuh sebesar ini. Walaupun usianya masih muda, Gempi menunjukkan bakat yang luar biasa.
-
Apa itu Gendar Pecel? Berbeda dengan pecel pada umumnya, di sana pecel dipadukan dengan gendar. Gendar adalah olahan nasi yang teksturnya lebih kenyal dari lontong karena proses pembuatannya dicampur dengan ragi.
-
Berapa kekuatan gempa yang terjadi? Gempa 4,9 Magnitudo mengguncang Bali, Sabtu (7/9).
-
Di mana gempa terjadi? Mengutip informsi BMKG, pusat gempa berada di 8.52 LS,115.35 BT atau 2 km timur laut Gianyar, Bali dengan kedalaman 10 km.
-
Siapa Cecep? Cecep Abdullah berasal dari Kabupaten Sukabumi, Jawa Barat. Pemuda 26 tahun ini sempat viral di media sosial lantaran berkeliling kampung untuk membersihkan masjid.
-
Kapan Gege meninggal? Joe atau Juhana Sutisna dari P Project mengalami duka atas meninggalnya putra kesayangannya, Edge Thariq alias Gege, pada pertengahan Mei 2024.
"Iya, ada gempa tadi," kata seorang warga usai salat. Usai lindu situasi tetap normal. Bagi yang terlambat langsung masuk ke masjid untuk menunaikan salat magrib. Lainnya keluar dan mengambil kendaraan kembali ke rumah masing-masing.
Lindu memang sudah tak asing lagi di Serambi Makkah. Lindu yang mengguncang banyak yang tak dirasakan. Baru diketahui setelah BMKG mengeluarkan pemberitahuan.
Tanah Rencong memang dikenal daerah rawan lindu dan tsunami dan Banda Aceh kawasan titik pertemuan beberapa patahan sesar, baik Segmen Aceh maupun Segmen Seulimuem. Kedua segmen ini masih aktif dan bisa saja terjadi lindu besar dan smong (tsunami).
Usai peristiwa lindu bermagnitudo 9,2 tanggal 26 Desember 2004 lalu yang disertai smong telah membuka mata dunia dan akademisi untuk melakukan penelitian dan membuka literasi. Ternyata sejak dulu Aceh memang rawan terjadi lindu dan smong.
Peneliti Tsunami and Disaster Migitation Research Center (TDMRC) Universitas Syiah Kuala (Unsyiah), Ibnu Rusdy menjelaskan, kondisi tektonik dan geologi Banda Aceh berada di atas cekungan berusia Holosen (10.000). Berdasarkan kajian geologi dinilai masih sangat muda.
Kawasan Aceh Besar sampai Kota Banda Aceh itu disebut dengan cekungan Krueng Aceh yang masih berumur muda. Ini terbentuk dari endapan alluvial terdiri dari kerikil, pasur, lanau dan lempung dan semua tidak padat, melainkan lunak.
"Kelunakan endapan alluvial muda ini akan menyebabkan terjadinya penguatan guncangan tanah (amplifikasi) gelombang gempa bumi," kata Ibnu.
Banda Aceh diapit oleh dua patahan sumatera yang aktif, yaitu segmen Aceh dan segmen Seulimum. Jadi Banda Aceh menjadi kawasan yang cukup rentan terjadi lindu dan smong. Karena semua garis patahannya melintasi Kota Banda Aceh dan setiap tahunnya bergerak sekitar 2-5 meter.
Adapun kecamatan yang diperkirakan mengalami rusak parah bila terjadi lindu dan smong yaitu Kuta Alam, Kuta Raja, Syiah Kuala, Ulee Kareng, Meuraksa, dan Jaya Baru.
Ibu menjelaskan, kerusakan bangunan juga diperkirakan cukup parah. Bila gempa terjadi dengan magnitude 7 dari segmen Aceh. Bangunan di Banda Aceh diperkirakan rusak antara 40-80 persen. Bila gempa dari segmen Seulimuem bermagnitudo 7 masing-masing bangunan diperkirakan kerusakan 20-60 persen.
"Kerusakan bangunan juga mempengaruhi korban akibat tertimpa bangunan," jelasnya.
Peneliti Geological Hazard Research Group TDMRC Unsyiah lainnya, Muksin Umar menjelaskan, segmen Aceh dan Seulimeum merupakan patahan Sumatera dari Teluk Semangko di Lampung sampai ke Aceh.
Dari Kecamatan Tangse, Kabupaten Pidie, patahan sumatera terpecah dua bagian. Satu segmen menerus sampai ke Indrapuri – Mata Ie – Pulau Breuh – Pulau Nasi. Segmen ini dinamakan segment Aceh. Segment kedua menerus ke Seulimuem – Krueng Raya – Sabang, dan dinamakan segmen Seulimuem.
"Semua itu melintas kota Banda Aceh. Banda Aceh memang cukup rawan, karena semua bersinggungan," sebut Muksin.
Sedangkan patahan sesar yang ada di Aceh, yaitu sesar Seulimum yang membentang dari kecamatan Tangse, Pidie ke Sabang sepanjang 181 kilometer, sesar Bate 131 kilometer, sesar Lhokseumawe 36 kilometer.
Lalu sesar Tripa sepanjang 286 kilometer dan Aceh sepanjang 232 kilometer. Sedangkan segmen lokal di Lampahan sejauh 32 kilometer, Pidie Jaya atau Samalanga 17 kilometer dan Lhok Tawar 21 kilometer.
"Segmen Tripa itu termasuk berada di Beutong Ateuh," ungkapnya.
Muksin menjelaskan, lindu tidak bisa diprediksi kapan terjadi dan berapa kekuatannya. Namun berdasarkan ilmu geologi, semakin panjang lempeng yang terangkat ke permukaan, maka semakin besar pula kekuatan magnitude terjadi guncangan.
Lindu dan smong itu tidak ada yang bisa mencegah. Yang bisa dilakukan oleh manusia, sebut Muksin, hidup berdampingan dengan selalu siaga. Setiap warga yang tinggal di kawasan rawan lindu dan smong harus memiliki ilmu pengetahuan.
Mitigasi bencana, kearifan lokal dan menelaah literasi peristiwa lindu dan smong masa lalu. Bisa menjadi mitigasi yang baik, dibandingkan peringatan dini melalui teknologi yang dibuat manusia, karena bisa saja salah atau eror atau tak berfungsi.
"Banyak korban itu karena tidak ada ilmu pengetahuan. Kalau ada gempa besar, baiknya segera menjauh dari laut dan mencari tempat tinggi," jelasnya.
Kepala Pelaksana Badan Penanggulangan Bencana Aceh (Kalak BPBA), H.T Ahmad Dadek mengaku, pemerintah akan terus berupaya untuk melakukan upaya mitigasi. Bahkan saat ini Rancangan Qanun (Raqan) Kebencanaan sudah masuk dalam Program Legislasi Prioritas tahun 2019.
"Dalam qanun itu dibahas bagaimana ada pendidikan dini soal mitigasi kebencanaan di Aceh. Termasuk membudayakan simulasi-simulasi, baik di sekolah maupun tempat lainnya," kata Ahmad.
Menurut Ahmad, upaya mitigasi itu dibagi dua bagian, yaitu ilmu pengetahuan dan harus menganut prinsip hikayat smong. Kedua prinsip ini bisa menjadi mitigasi yang baik.
Menyangkut dengan ilmu pengetahuan, sebutnya, banyak yang menjadi korban akibat ketidakpahaman tentang lindu dan smong. Tetapi bila seseorang sudah memahami dan mengetahui tentang lindu dan smong, maka secara otomatis akan mengatahui apa yang harus dilakukan.
"Lalu prinsip smong yang ada di Simeulue. Kalau ada gempa dan air laut surut, maka carilah tempat yang lebih tinggi," jelasnya.
Smong di pulau terdepan paling barat Indonesia sudah menjadi tradisi diceritakan secara turun temurun. Bagi kaum ibu, saat sedang mengayun anaknya agar tidur, membacakan syair-syair smong. Yaitu syairnya seperti bila terjadi lindu besar dan air laut surut, segeralah menjauh dan mencari lokasi yang lebih tinggi.
Baca juga:
Sedang Salat Maghrib, Warga Banda Aceh Diguncang Gempa Magnitudo 5,1
Aceh Besar Diguncang Gempa 3,8 SR
Gempa Berkekuatan 4,6 SR Guncang Simeulue Aceh, Tidak Berpotensi Tsunami
Kabupaten Simeulue Aceh Diguncang Gempa Susulan 4,1 SR
Aceh Barat gempa 5,3 SR, pusat gempa berada di darat
Gempa berkekuatan 5,4 SR guncang Aceh Barat