Pemerintah berterima kasih Aisyiyah ikut mencerdaskan bangsa
Kegiatan Aisyiyah sudah selaras dengan program pemerintah Jokowi-JK dalam membangun karakter bangsa.
Menteri Koordinator Pembangunan Manusia dan Kebudayaan (PMK), Puan Maharani, menilai kegiatan Aisyiyah sudah selaras dengan program pemerintah Jokowi-JK dalam membangun karakter bangsa. Oleh karenanya, pemerintah sangat berterima kasih pada organisasi perempuan Muhammadiyah itu.
"Saya, atas nama Pemerintah, menyampaikan apresiasi atas apa yang telah dilakukan oleh Aisyiyah dalam membangun kemajuan Indonesia,” kata Puan.
Hal itu dikatakan Puan saat memberikan sambutan di Rapat Kerja Nasional (Rakernas) Pimpinan Pusat Aisyiyah di Yogyakarta, seperti dikutip Antara, Jumat (22/4). Tampak hadir dalam acara, Ketua Umum PP Muhammadiyah, Haedar Nashir, Ketua Umum Pengurus Pusat Aisyiyah, Siti Noordjannah Djohantini, Rektor Universitas Aisyiyah Yogyakarta (Unisa) Warsiti dan Direktur Utama Rumah Sakit Dr. Sardjito, M. Syafak Hanung.
“Aisyiyah merupakan sebuah organisasi perempuan Muhammadiyah yang lahir hampir bersamaan dengan lahirnya organisasi Islam terbesar di Indonesia. Telah banyak sumbangan Aisyiyah bagi pembangunan peradaban bangsa selama hampir satu abad,” ucap Puan.
Melalui berbagai kegiatan, Puan mengatakan, Aisyiyah telah bergerak di berbagai bidang yaitu pendidikan, kesehatan, kesejahteraan sosial, ekonomi dan pemberdayaan masyarakat. Amal usaha di bidang pendidikan yang telah dilakukan melalui berbagai lembaga, mulai dari Kelompok Bermain, Pendidikan Anak Usia Dini, Taman Kanak-Kanak, Sekolah Dasar, sampai dengan Perguruan Tinggi di semua daerah di Indonesia.
“Organisasi ‘Aisyiyah berkontribusi dalam mencerdaskan kehidupan bangsa melalui Pendirian Universitas Aisyiyah Yogyakarta," ujar Puan.
Dengan berbagai kegiatan yang ada, Puan berharap Aisyiyah ikut memperkuat Gerakan Nasional Revolusi Mental (GNRM) yang saat ini terus digalakkan pemerintah.
GNRM merupakan gerakan bersama antara pemerintah dan rakyat untuk menjebol berbagai halangan kemajuan dan membangun cara pikir, cara kerja, dan cara hidup untuk memajukan Indonesia menjadi bangsa yang besar.
“Saya yakin, dengan segala pengalaman dan tokoh yang bernaung di dalam Aisyiyah khususnya dan Muhammadiyah umumnya, dapat menjadi pelopor dalam melakukan perubahan cara pikir, cara kerja, dan cara hidup yang dapat membawa bangsa Indonesia menjadi bangsa yang berintegritas, beretos kerja, dan bergotong royong dalam membangun kemajuan Indonesia,” tutur Puan.
Dalam kesempatan itu, Puan juga memuji tema Rarkernas Aisyiyah 2016 yaitu 'Meneguhkan Gerakan Dakwah Pencerahan Menuju Indonesia Berkemajuan'. Menurut Puan, tema ini sungguh luar biasa, karena merupakan perpaduan antara wawasan ke-Islaman sekaligus juga wawasan ke-Indonesia-an.
“Menurut saya, tema ini merupakan salah satu solusi atas tantangan yang sedang dihadapi bangsa Indonesia saat ini yang semakin berat, di mana globalisasi dan liberalisasi telah ikut juga membawa kedaulatan negara, perekonomian, dan norma masyarakat berhadapan dengan arus liberalisasi peran negara, individualisme, pragmatisme, dan norma-norma baru yang menggerus semangat gotong royong, dan daya saing bangsa,” ujar Puan.
Oleh karena itu, lanjut Puan, guna membangun Indonesia yang berkemajuan membutuhkan gotong royong seluruh komponen bangsa, yang selaras dalam semangat membangun Indonesia yang berdaulat, berdikari, dan berkepribadian berlandaskan Pancasila.
“Artinya dalam menghadapi tantangan tersebut, kita menjadi bersatu padu dalam menghadapi musuh bersama,” harap Puan.
Seusai berpidato di Universitas ‘Aisyiyah Yogyakarta, Menko PMK mengunjungi tokoh Muhammadiyah, Buya Safii Maarif di kediamannya di Gamping, Sleman.
-
Bagaimana MKMK dibentuk? Ketiga orang ini dipilih secara aklamasi oleh seluruh hakim konstitusi.
-
Apa yang disampaikan oleh PKS terkait putusan MK ? "Putusan tersebut harus kita hormati sekaligus menjadi penanda dari ujung perjuangan konstitusional kita di Pilpres tahun 2024,”
-
Kapan pelantikan MKMK? Ketiga anggota MKMK akan dilantik dan mengucapkan sumpah pada 8 Januari 2024.
-
Kapan Pondok Pesantren Musthafawiyah didirikan? Didirikan Abad 20 Melansir dari beberapa sumber, ponpes ini didirikan pada 12 November 1912 oleh Syeikh Musthafa bin Husein bin Umar Nasution Al-Mandaily.
-
Kapan PPP akan mengajukan gugatan ke MK? Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amir Uskara meminta agar tidak ada persepsi partai berlambang kabah tidak lolos Parlementary Threshold (PT) 4 persen. PPP akan mengajukan gugatan hasil Rekapitulasi Pemilu 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). "Kalau kita sih belum punya cerita PPP enggak lolos. Jadi kalau ada yang mimpi PPP tidak lolos, ya biarkanlah," ujarnya di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (21/3).
-
Kenapa PPP mengajukan gugatan ke MK? Wakil Ketua Umum Partai Persatuan Pembangunan (PPP), Amir Uskara meminta agar tidak ada persepsi partai berlambang kabah tidak lolos Parlementary Threshold (PT) 4 persen. PPP akan mengajukan gugatan hasil Rekapitulasi Pemilu 2024 ke Mahkamah Konstitusi (MK). "Kalau kita sih belum punya cerita PPP enggak lolos. Jadi kalau ada yang mimpi PPP tidak lolos, ya biarkanlah," ujarnya di Kantor Gubernur Sulsel, Kamis (21/3).
Baca juga:
Autopsi Siyono, Ketum Muhammadiyah tegaskan tak bela teroris
Menhan dan Muhammadiyah sepakat tangkal terorisme dengan bela negara
Muhammadiyah bela Siyono cari kebenaran bukan bela teroris
Muhammadiyah: Istri dan anak Siyono dicap sebagai teroris
Siyono tewas akibat pukulan ke jantung, tak ada luka bekas melawan