Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
Pemerintah Kabupaten Gresik menetapkan status tanggap darurat bencana selama 21 hari terkait gempa di perairan Tuban atau lebih dekat dengan Kepulauan Bawean.
- Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Dua Pekan usai Gempa Kabupaten Bandung
- Gempa Darat Batang Merusak 49 Rumah, Pemda Tetapkan Status Tanggap Darurat
- Warga Bawean Terdampak Gempa Membutuhkan Bantuan untuk Bertahan Hidup
- BMKG Pasuruan Catat 153 Kali Gempa Susulan di Tuban & Pulau Bawean Jatim Hingga Sabtu Pagi
Pemerintah Tetapkan Status Tanggap Darurat Bencana Gempa di Pulau Bawean Selama 21 Hari
Penetapan status ini disampaikan Bupati Gresik Fandi Akhmad Yani. Dia menyatakan telah menetapkan status tanggap darurat bencana di Pulau Bawean selama 21 hari mulai 22 Maret hingga 11 April 2024.
"Tanggap darurat bencana selama 21 hari dimulai 22 Maret hingga 11 April 2024 di Pulau Bawean," ujarnya, Senin (25/3).
Pemkab Gresik telah memberangkatkan bantuan dari Kementerian Sosial RI berupa bahan pokok, kebutuhan dasar sehari-hari dan dapur lapangan TNI AD beserta tim tagana Dinas Sosial Kabupaten Gresik.
“Mudah-mudahan bantuan ini bisa terlaksana dengan baik, kita doakan masyarakat Bawean terus dijaga dan terselamatkan, yang paling penting trauma healing tidak ada rasa kekhawatiran lagi bagi warga Bawean,” tuturnya.
Sementara, Kepala BNPB (Badan Nasional Penanggulangan Bencana) Letjen Suharyanto berpesan agar penanganan fokus pada kebutuhan dasar.
Tanggap bencana akan difokuskan di Pulau Bawean karena sulitnya transportasi ke lokasi terdampak. Pengiriman bahan dasar logistik, berupa makanan pokok, pakaian dan sanitasi, menjadi prioritas awal.
Proses selanjutnya adalah tahapan pendataan dan penggantian kerugian infrastuktur yang rusak akibat gempa.
"Saya mohon agar kebutuhan dasar didahulukan, ini termasuk kebutuhan normatif, mungkin ada kebutuhan spesifik seperti pakaian wanita dan makanan bayi. Karena sifatnya pendahuluan, kalau kurang bisa diajukan,” jelasnya.
Suharyanto mengatakan, koordinasi harus terus dilakukan dan terkait kebutuhan bisa di data secara berkelanjutan sampai status tanggap darurat selesai dan tidak ada gempa susulan.
“Hari ini ada kapal yang mengangkut bantuan berangkat dari Pelabuhan Perak. Sampai saat ini juga semua terpantau aman dan terkendali baik terkait koordinasi, logistik, personel, rescue, dan sistem tanggap darurat juga teraktivasi dengan baik dan mudah sehingga tidak ada masalah,” tambahnya.
Sementara, jumlah pengungsi di Kabupaten Gresik yang berhasil didata BPBD Provinsi Jawa Timur hingga Minggu (24/3) pukul 12.00 WIB mencapai belasan ribu jiwa.
Rinciannya, pengungsi anak sebanyak 6.277 jiwa, dewasa sebanyak 8.833 jiwa dan pengungsi lansia sebanyak 2.534 jiwa.
Sebagian besar warga mengungsi bukan karena rumah mereka rusak akibat gempa, tetapi karena faktor trauma karena masih ada gempa susulan, dan adanya isu tsunami dari pihak-pihak yang tidak bertanggung jawab.